Chapter 40

518 30 0
                                    


Nada menatap haru Nata saat siuman, dan mendengar ucapan dokter bahwa Nata boleh langsung pulang, ia tidak berhenti mengucap syukur di dalam hatinya.

"Ini di mana?" tanya Nata menatap bingung sekelilingnya.

"Di rumah sakit." balas Nada seraya tersenyum lembut.

"Aku kira di klinik, tapi kok bisa?"

Nada mengernyit sedikit, lalu menjelaskan semuanya. "...... tapi, sekarang apa yang Nata rasain? Pusing ga? Mual? Mau muntah? Atau gimana?"

Nata tersenyum simpul, menatap lekat setiap perubahan ekspresi Nada saat bercerita. "Makasih.. Makasih banyak.." ujar Nata seraya mengelus lembut punggung tangan Nada. "Aku baik-baik aja kok, ada kamu kan." goda Nata.

Nada tersipu malu, "Apa sih?!"

Nata tertawa ngakak, dan berikutnya ia meringis sebab beberapa luka di wajahnya belum mengering.

Nada ikut meringis, "Sakit banget ya?"

"Banget." balas Nata santai.

Nada mendengus kecil, "Gaya banget sih, palingan kalo Nada pencetin lukanya pasti nangis."

Mendengar ucapan gadisnya itu Nata terkekeh kecil, "Iya lah, sakit."

Nada terdiam, kepalanya tiba-tiba tertunduk lesu menatap lantai putih rumah sakit.

Nata yang melihat itu pun tersenyum lembut, kemudian dengan perlahan ia turun dari brankar dan mensejajarkan tubuhnya dengan Nada. Dengan lembut, Nata menangkup kedua pipi Nada serta mengelusnya dengan kedua ibu jarinya. "Kamu kenapa?" tanya Nata, matanya meneliti wajah gadis di depannya.

Nada menatapnya sendu, "Ngantuk." ujar Nada dengan sedikit cemberut.

Nata terkekeh geli, "Lucu banget sih." gumamnya.

"Hah? Ngomong apa?" tanya Nada bingung, karena Nada tidak begitu dengar ucapan Nata.

"Ga, ga ngomong apa-apa." kilah Nata seraya tersenyum lebar.

Tiba-tiba, gorden yang tadinya tertutup terbuka lebar, menampilkan seorang perempuan. "Nata?!" panggilnya sedikit berteriak.

Nata tersentak kaget, memandang perempuan itu dengan kesal. Sedangkan Nada menoleh dengan jantung yang berdegup kencang.

Perempuan itu menghampiri Nata dengan ekspresi khawatir, "Lo kenapa? Gue dapet kabar lo masuk rumah sakit, Nat!"

Nata berdecih, "Ngapain sih lo ke sini?"

Perempuan itu terkejut dengan serangan yang diberikan Nata, "Gue khawatir.." cicitnya.

Nata mengusap kasar wajahnya, terlihat frustasi dengan keadaan ini. Ia menatap Nada yang menundukan kepala, tangannya terulur mengelus lembut rambut Nada.

Perempuan itu menghampirinya dengan raut wajah yang tidak terbaca, Nata memperhatikan setiap gerak-geriknya, saat perempuan itu tersenyum lebar dan menangkis lengan Nata kasar, lalu menaruhnya di permukaan pipinya. "Lo ga kangen sama gue?" lirih perempuan itu, menatap nanar Nata.

Nata tertegun menatap kedua bola mata itu, ia meneguk salivanya dengan susah payah.

Perempuan itu sengaja menghapus jarak dengan memajukan wajahnya, hingga terasa embusan nafas Nata menerpa permukaan wajahnya.

Tanpa Nata ketahui, jemari perempuan itu telah mencengkram kuat rahang Nada. Nada meringis kencang sembari berusaha melepas cengkraman perempuan itu, tetapi nihil, cengkramannya semakin kuat. Kristal beningnya mengalir deras di permukaan pipinya, kala menatap perempuan itu mencium lembut bibir Nata.

Nada & NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang