Chapter 28

903 39 5
                                    

Perempuan itu mengusap kedua matanya sembari merenggangkan kedua tangan, lalu ia menatap nanar langit-langit kamar.

Drrtt drrtt ia mendengar handponenya bergetar dengan getaran lama, ia pun beranjak turun dari kasur untuk mengambil handpone di atas meja belajar.

Nata is calling...

Angkat gak ya? batinnya.

Setelah sekian lama berdebat dengan batinnya, akhirnya dia pun mengalah dan mengangkat telepon yang sempat mati sebentar.

"Assalamu'alaikum.." suara berat yang ia rindukan setelah beberapa hari tidak mendengarnya itu merasuki ke dalam telinga kanannya, dan menjalar memasuki rongga dada hingga ia merasakan dadanya menghangat.

Semudah itu kah ?

"I-iya.. Waalaikumsalam?"

Sejenak hening, sebelum seorang lelaki di seberang sana mengeluarkan suara. "Nada di rumah?"

"Iya, di rumah."

"Hari ini, ada acara ga?"

"Engg-- ga ada si." gumamnya, "Emangnya kenapa?"

"Nada.. Lagi capek ga?"

"Hehe.. Nata mau ngajak jalan ya? Banyak basa-basi banget Nat.." Nada terkekeh geli, ia merasakan pipinya memanas.

Di seberang sana, Nata tertawa pelan, entah kenapa ia bisa merasakan pipi Nada memerah. "Tau aja sih kamyu.. Jalan yuk!"

"Jalan kemana?"

"Jalan ke altar pelaminan sama aku."

Nada tertawa, "Gembel!"

Hingga tawanya menular sampai ke Nata, "Gembel gembel gini, kamu suka kan?"

"Idih! Ih yang serius kenapa sih!" sunggut Nada kesal.

Nata terkekeh, ia tau pasti Nadanya tengah cemberut lucu. "Iya sayang, gue serius. Yaudah gih sana mandi, nanti Nata jemput Nada."

Ah, sayang? batin Nada melirih sedih.

"Oke oke!"

**

Setelah selesai dengan ritual kecil di dalam kamar mandi, ia pun memakai pakaian yang sudah ia pilih sebelum menjalankan ritualnya.

"Semoga, lancar dah." gumamnya menatap pantulan dirinya di depan cermin.

Ia lalu mengambil jaket kulit hitamnya, dompet, kunci motor, dan tentunya handpone -benda mati yang sudah ia anggap sahabat sejati selain gitar klasik cokelat dan motor putihnya- . Setelah siap, ia pun bergegas turun dari kamarnya menggunakan tangga.

Mengambil sepatu converse biru dongker lalu memakainya, ia membuka pintu utama rumahnya sambil mengirim chat ke perempuan yang sekarang -ia yakin- telah menunggu ke hadiran dirinya, lalu ia memencet tombol send.

Nada & NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang