Chapter 35

758 41 5
                                    

Dan, di sini lah Nada. Di kasur, dengan wajah muramnya.

"Nad, makan!" seru Geral dari balik pintu kamarnya.

Entah yang sudah berapa kali, Geral menyerukan dirinya untuk makan.

Nada masih bergeming di posisinya.

"Keluar, atau gue sita semua fasilitas lo?"

Oke, Nada menyerah kalau Geral bermain dengan negoisasi seperti ini, dan juga memang perutnya sudah keroncongan sedari ia pulang sekolah.


"Masuk, gue lemes." ujar Nada.

BRAK!

Pintu kamarnya sukses terbuka dengan lebar, dan menampilkan wajah Geral yang panik setengah mati.

Nada memutar bola matanya dan mendengus kecil, "Harus beli pintu baru nih." ucapnya pelan.

"LO KENAPA?!" tangan Geral terulur ingin menyentuh kening Nada.

Tapi dengan sigap, Nada menepisnya dan berucap. "Gue ga sakit, cuman lemes aja."

"APA LO BILANG?! CUMAN?!" teriak Geral histeris.

Nada mengaduh dan mengusap-usap kedua telinganya, "Jangan teriak-teriakan!"

Geral mengulum bibirnya, "Oke oke." lalu terdiam sesaat. "Sakit ga kepalanya?" tanya Geral lalu mengambil posisi untuk duduk di samping Nada. 

Nada tersenyum simpul menatap Geral, kemudian matanya memejam.

"Obatnya masih ada?" tanya Geral dengan lembut.

Nada mengangguk pelan sebagai jawabannya.

"Gue bawain makanan ya, biar lo makannya di kamar aja."

"Good idea." balas Nada diikuti dengan terbuka kedua kelopak matanya.

**

Lelaki itu mengembuskan nafas, matanya menerawang menatap beberapa bintang yang menghiasi hitamnya cakrawala di atas sana.

Nada.

Hanya nama itu yang terlukis di dalam hatinya, mengisi rongga di dada yang dulu hilang, mengisi kekosongan yang menyeruak di dalam sepi, serta memberi banyak warna yang dulunya hanya hitam.

Nada Riska Hendrawan. Lelaki itu mengeja sebuah nama di dalam benaknya, sebuah nama yang selalu membuat hatinya bergetar hebat, dan sebuah nama yang sanggup membuat jantungnya berdegup lebih kencang dari ritme biasanya, saat bertemu dengan sang pemilik nama.

Hanya satu nama, yang sanggup merubah hidupnya.

Menghirup udara lamat-lamat dan membuangnya secara perlahan. Tanpa sadar, air matanya bergerumul lalu terjun secara perlahan.

Perlahan tapi pasti, menimbulkan sesak di dalam dada.

Ada rindu, rindu yang terselip dalam kelamnya malam, rindu yang sulit diutarakan, rindu pada sang hati di sebelah sana.

Ingin menemui sang hati, tetapi ia takut, takut jika air mata sang hati mengalir karenanya lagi.

Lelaki itu menenggelamkan wajah di antara kedua lututnya.

Menyesal.

Satu kata untuk dirinya.

**

Perempuan itu tersentak dalam lamunan saat lagu yang terputar di handponenya terhenti, dengan malas ia menjangkau benda pipih tersebut.

Kemudian, terdiam. Menatap layar.

Nata is calling...

Ia menggigiti jari, menimang-nimang apa yang harus ia lakukan, mengangkat panggilan itu, atau sebaliknya.

Getarnya terhenti, ia tersenyum lega.

Dan lagu kembali terputar.

Nata is calling...

Lagi, dan lagi.

Sepertinya, ia harus mengangkat panggilan itu. Siapa tahu kalau panggilan itu penting?

Oke, cuman angkat, trus tutup lagi. Selesai. batinnya berucap.

Tangannya bergetar saat menyentuh layar, keringat dingin berkumpul di dahi dan di telapak tangannya. Pertanda ia sedang gugup.

Ga usah gugup, tarik nafas buang, tarik nafas buang.

Kemudian, ia melakukan perintah suara batinnya, lalu menggeser tombol hijau.

"Hallo.." suara berat itu memasuki telinganya.

Matanya memejam kuat merasakan rongga dadanya terisi dengan sesuatu yang sulit ia jabarkan, hingga sesak ia rasakan.

Hening.

Deru nafas masih terdengar di seberang sana.

"Apa kabar?"

Dalam hati, ia tertawa hambar. Pertanyaan itu, seperti di lontarkan dari stranger.

Dulu kita dekat, tapi mengapa sekarang kita terasa jauh, bahkan seperti tidak kenal.

"Maaf.." ucap seseorang itu lagi.

Pada akhirnya, perempuan itu menutup panggilan.

Tatapannya kosong, ia mencengkram kuat dadanya. Tidak ada air mata, tetapi mengapa dadanya begitu sesak?

Jika aku memaafkannya, apakah yang sudah hancur akan bisa kembali seperti sedia kala?

Seandainya maaf bisa merubah semuanya. Mungkin, akan aku lakukan, demi bisa kembali seperti sedia kala.

⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫

Haiii semuaa!! Selamat hari Senin, HAHAHA!

Maaf ya, kalo sedikittt sekali :')

Komen sama votenya di tinggalin ya jangan lupa hehe😁✌

-Alestya, penulis amatir🎈

Nada & NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang