Chapter 17

1.3K 56 0
                                    

"Ciye ilah!!! Nada dan Nata sudah baikan!!!" teriak Didit heboh saat Nada dan Nata beriringan memasuki kelas.

Nata mendengar teriakan Didit membuat ia semakin mengeratkan tautan jarinya dengan senyum bangganya. Sedangkan Nada dari parkiran menuju kelas hanya menunduk kan kepalanya, ia sangat malu karena baru kali pertama tangannya di genggam erat oleh laki-laki. Apalagi saat mereka berdua berjalan di koridor, semakin membuat Nada gugup karena banyak sekali teman-teman sekolahnya menatap penasaran ke arah mereka berdua.

"Mereka pacaran?"

"Ya ampun mau jadi Nada!!!"

"Aaaa!! Pangeran gue!!! Huhuhu"

"So sweet banget sih mereka"

"Mama!!! Aku iri!!!!" 

"Nata mendingan sama gue deh!!"

"Seandainya gue di posisi Nada..."

Begitulah ucapan-ucapan yang ia dengar saat mereka melewati koridor.

"Lo kenapa sih?" tanya Nata yang menunduk agar ia bisa melihat jelas wajah Nada.

"Ah? Ga-gapapa kok" lamunan Nada terhenti lalu ia mendongak menatap manik mata Nata.

"Udah di depan kursi lo loh?" ucap Nata seraya tersenyum geli.

"Ah? Oh iya, baru nyadar gue haha" tawa canggung Nada terdengar, membuat Nata melihatnya dengan geli lalu Nata mengacak rambut Nada dan beranjak ke tempat duduknya.

****

"Jadi ceritain lo sama Nata!" ucap David memicingkan matanya ke arah Nada.

Mereka berdua sedang berada di koridor yang agak sepi karena jarang di lewati murid-murid, David sangat penasaran dengan Nada dan Nata ada apa dengan mereka? Mengapa mereka begitu dekat? Apakah David melewatkan sesuatu? Lalu dengan sedikit geram ia menarik lengan Nada ke koridor ini.

"Ya gitu" sahut Nada malas.

"Gue serius!"

Nada menatap David dengan heran "Lo kenapa?"

"Gapapa"

Nada hanya ber-oh-ria lalu mengendikkan bahunya.

"Jawab pertanyaan gue Nad." ucap David penuh dengan penekanan.

"Yang mana?" tanya Nada dengan wajah innocence nya.

David menghela nafas kasar, ia harus sangat sabar menghadapi sifat lemotnya Nada.

"Lo kenapa bisa deket sama Nata?" tanya David penuh selidik.

"Gue kan temen sekelasnya, ya kali ga boleh deket?"

"Iya juga si.. Tapi kenapa lo deketnya yang gua liat dalam arti beda?"

"Pikiran lo aja kali" ucap Nada cuek.

"Ah? Semua orang mikirnya gitu lah. Dari awal lo turun dari motor Nata dan jalan ke kelas pegangan tangan mulu, kurang bukti apa lagi?" ucap David memicingkan matanya.

"Terus? Gue peduli?" tanya Nada datar.

"Tapi-- gue khawatir.." ucap David lirih.

"Gue gapapa kok, Nata baik" ucap Nada dengan senyum tulusnya seakan meyakinkan David bahwa Nata tak seburuk yang David katakan.

Nada & NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang