Aira sekarang tengah menunggu di depan studionyaa, menunggu temanya yang sedari tadi lama untuk keluar.
Aira langsung menghentak-hentakan kakinya dan mulai melangkah menggedor-gedor pintu rumah Raka.
"Raka gila cepat keluar, kita sudah telat !" teriak Aira dan dengan seseat kemudian pintu terbuka dan menampilkan
Wait.
Yang pertama keluar adalah sigendut Mbul, si krempeng Cacing dan si kribo Kibo.
Aira mengernyit karena ekornya hanya ada 2, ada yang kurang pekik Aira.
"Mana Raka?" tanya Aira yang langsung membuat mereka ber3 cengengesan sembari memegangi tengkuknya masing-masing.
"Dan, apa kalian menginap disini?" tanya kembali Aira mereka ber3 hanya terdiam. Mengiyakan.
"Raka sakit." Ujar Cacing yang langsung membuat Aira membelalakan kedua bola matanya.
"Ba-bagai mana bisa? Semalam ia baik-baik saja." Gumam Aira sembari memasuki studio Raka.
"Hey-hey Nona, apa kau tidak masuk sekolah?" teriak seseorang yang hanya di hiraukan oleh Aira.
Tapi, setelah Aira memasuki Studio Raka, Aira langsun tertegun melihat keadaan studio Raka yang jauh dari kata, beres.
"Raka!" teriak Aira yang langsung membuat Raka terbangun dengan ke3 sahabatnya kembali memasuki studio Raka.
Takut-takut ada kecoa atau tikus yang membuat gadis itu berteriak sebagai tanda bantuan.
"Raka, kenapa berantakan begini?" tanya Aira sembari memungut kaleng-kaleng soda yang bertebaran dan sebuah botol yang lumayan besar.
Dengan penasaran Aira langsung mendekatkan ujung botol itu kehidung Aira, Aira mengernyit kala penciumanya serasa taknyaman dan tiba-tiba.
"Oh astaga, aku kaget!" Ujar Aira kala botol itu tiba-tiba tak lagi berada di genggamanya.
"Kau tak perlu mencium ujung botol ini, kalau mau kau boleh menciumku." Ujar orang itu yang langsung membuat Aira menatap kearah orang bodoh yang berani-beraninya mengaggetkanya.
"Juna!" teriak semua orang kecuali Aira, dan lagi-lagi itu di lakukan secara tiba-tiba yang membuat keshockan Aira semakin parah.
Aira langsung membulatkan matanya sembari mengap-mengap melirik kesana kemari.
Ia tak percaya kalau Raka mempunyai teman bernama Juna yang selalu datang secara tiba-tiba tanpa ada tanda keberadaanya.
Menyeramkan memang.
"Ais kau bodoh." Ujar Aira yang langsung menghampiri Raka yang tengah terduduk sembari tersenyum kearah mereka.
"Kalian sangat lucu." Cengir Raka. Dan Aira langsung menggeprak kepala Raka yang sekarang tengah meringis.
"Kalau kau tau si Juna ada, kenapa lu nggak ngasih tahu." Dengus Aira bersedekap dada.
"Aku lagi sakit loh Ra." Kata Raka sembari memelas.
"Memang kenapa Aira? Segitu aja ngambek." Celetuk Mbul yang merasa aneh dengan sikap Aira.
"Dia shockan kawan, kaget sedikit dia bisa mati." Canda Raka yang tiba-tiba suara geprakan kepala itu terdengar kembali.
"Aku nggak mau tau, tempat kamu kudu harus bersih setelah nanti aku pulang sekolah." Ujar Aira sembari berlalu, Cacing aneh. Kenapa Aira sangat cerewet mengenai Raka.
Apa mereka mempunyai effair atau apa? Tapi, ia tak memperdulikan hal itu.
"Aku kan lagi sakit Aira, jelek!" teriak Raka yang sama sekali tak di hiraukan oleh Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY[1] AND THE BABY BOSS [BUNGKUS]
RandomKita berdua emang sudah sangat dekat, seperti pasangan kekasih lah. Tapi, sayangnya setatus kita itu gantung banget. Apalagi pas aku tahu kalau dia itu, yeah sebenarnya aku nggak mau ngumbar-ngumbat aib orang lain tapi apa daya dia itu pemake. Hmmm...