Chapter- 22

914 49 1
                                    

Juna terlutut dengan kedua bola matanya yang membulat.

Rolland yang milahatnya langsung mendengus dan menatap kepemimpin dari semua pasukan yang menyerangnya saat ini.

Dia belum tahu saja powernya saat ini.

“Stop!” suara wanita itu langsung membuat semuanya terdiam, dengan ke 3 orang berada di belakang tubuh Rolland.

Wanita itu berdecih kala melihat bukan hanya satu orang saja yang menghianatinya sekarang.

“Jadi, kenapa kau menghianatiku sayang?” tanya wanita itu mencoba menatap dan berdiri dengan tegak.

Rolland hanya berdecak sesekali merasakan perih di pahanya.

“Ayo sayang aku hanya bercanda.” Ujar Rolland dengan tatapanya.

Wanita itu melihat kesekililingnya dan tatapanya langsung tertuju pada wanita yang sedari tadi terus meronta untuk melepaskan ikatan di tubuhnya.

Wanita itu langusng tersenyum dan

Sret!

Dengan cepat ia menarik lakban yang menghalangi mulut sanderanya.

Wanita itu merintih nyeri  untuk sesaat.

“Ck, anjing. Bangsat lepasin gue!” pekiknya sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya.

“Lepaskan dia, Ella.” Ujar Rolland dengan sedikit pasrah, kenapa pria itu jadi memelas seperti itu?

“Ck, ck, ck jadi sebenarya kau menghianatiku.” Ucap wanita itu sembari menatap pasrah ke wajah pria yang di cintainya.

“Ngomong-ngomong, aku tak tau kalau kau bisa berteriak sekencang itu. Yah well, kita sering bertemu dan kau selalu berkata-kata dengan kata yang halus dan menenangkan.”

Wanita itu, Aira terpengarah dan sedikit menggretakan giginya.

“Gue, belum tahu aja kalau lo itu musuh dari cerita yang lo dongengkan itu.” Dengus Aira sembari memandang jijik kehadapanya.

Wanita itu lagi-lagi tertawa.

See, lihat lah sekelilingmu nona, jangan berbicara macam-macam. Atau, kau habis di sini.” Kata Ella yang di ujung kalimatnya di ucapkan tepat di sebalah telinga Aira.

Dan Aira masih kekeuh dengan tatapan lesernya, ia sama sekali tak perduli, cih.

Aira mencoba meludahinya dan Ella langsung membentak dan menampar Aira.

Plak!

“Wanita sialan kau.” Dan—

Plak!

Suara tamparan itu berdenting lagi di dalam suasana yang sangat hening.

Aira menatap kebawah dengan peningnya yang mulai menjalar dengan rasa dan bau amis mulai tercium di indera penciumanya.

Kedua belah sisi tubuhnya di pegangi oleh babon-babon besar sehingga membuat Aira terus berdiri sambil kelelahan.

“Sialan kau bitch.” Gumam Aira dan wanita itu tersenyum.

“Well, itu namaku yang telah lenser.” Ujarnya dengan menyeringai senang.
Wanita pesikopat gila!

“Ayolah sayang, aku membutuhkan uangnya.” Ujar Ella sembari mendekati Juna yang tengah menutup kedua bola matanya dan juga pak Kim yang berada di sisi tubuh Juna.

Ia kaget, tapi pak Kim masih
terjongkok di tempatnya.

“Kesini pak tua!” bentak Ella dan

BEAUTY[1] AND THE BABY BOSS [BUNGKUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang