Aira masih terdiam menatap kearah Juna yang sekarang tengah menggigit bibir bawahnya.
“Sedikit saja.” Mohon Juna.
Aira semakin menggeram dengan nada rendah yang di pakai Juna saat ini.Kesan sexy nya bertambah berkali-kali lipat.
“Ak—“ Aira langsung menekan jari telunjuknya di bibir Juna.
“Jangan ngomong barang itu di hadepan gue.” Gumam Aira sembari menatap Juna.
“Gue hampir mati karena barang itu.” Lanjutnya dengan Juna yang tengah mengerjap-erjapkan kedua bola matanya.
Sekarang wajahnya kembali memelas kearah Aira, apakah ini efek seseorang yang sedang menginginkan hal itu?
“Ck, gue nggak mungkin ngasih itu.” Ucap Aira sembari mengurut pelipisnya dan menatap kearah Juna.
Juna menatap Aira dengan lurus sekarang hingga membuat Aira yang melihatnya mengernyit sembari merasakan rasa takut di dalam mata itu.
Napasnya mulai memelan kala menatap mata itu.
“A-apa yang tengah kau lihat?” tanya Aira.
Juna makin menatap kearah Aira dengan tajamnya.
“Ja-jangan bilang kamu marah karena nggak aku kasih itu.”
Entah kenapa atmosfer di ruangan Juna saat ini sangat menyesakan dan bikin merinding bulu kuduk.
“Kemarilah.” Ujar Juna dan Aira dengan pongahnya menuruti permintaanya.
Seakan terhipnotis dengan apa yang tengah Aira tatap saat ini, ia semakin memajukan tubuhnya dan juga wajahnya.
Menatap wajah Juna dari dekat memang hal yang sangat menyenangkan.
“Apa kau menginginkan ini?” gumam Aira tepat di hadapan bibir Juna.
Perlahan Aira menatap bibir Juna yang sedikit terbuka dan menatap kembali ke mata hitam Juna yang sangat menghipnotis.
“Berikan aku itu, aku mohon.” Kembali Juna bergumam.
“Atau te—“
ChupAira mencium bibir Juna hingga membuat sang empunya itu terdiam.
“Kiss or tea?” tanya Aira yang sekarang tengah merangkak menaiki brangkar Juna.
“Kiss.” Gumam Juna masih dengan menatap Aira yang sekarang sudah berada di pangkuanya.
Mengengkang di atas kedua paha Juna.
“Ready?” tanya Aira sembari memegang kedua pundak Juna.
Juna langsung tersenyum, dan memegang kembali kedua bahu Aira.
“Pasti!” Juna langsung mendekatkan tubuh Aira ketubuhnya dengan sedikit pekikan dari Aira.
Aira membelalakan kedua bola matanya sehingga membuat Aira tertegun dengan hembusan napas Juna yang sangat terasa hangat di permukaan kulitnya.
Sekarang Aira kemakan permainanya sendiri. Poor Aira.
Aira mencoba menatap mata hitam Juna dan dengan susah juga ia menelan semua salivanya yang sangat mengganjal di tenggorokanya.
Dengan perlahan Aira memejamkan kedua bola matanya kala merasakan usapan Juna di lenganya.
Aira mulai terengah entah ada apa denganya baru saja di pegang begitu saja sudah membuat dirinya bergairah dengan keter-laluan.
“Give me a kiss, sampai bibir aku dower gara-gara kamu.” Gumam Juna tepat di samping telinga Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY[1] AND THE BABY BOSS [BUNGKUS]
RandomKita berdua emang sudah sangat dekat, seperti pasangan kekasih lah. Tapi, sayangnya setatus kita itu gantung banget. Apalagi pas aku tahu kalau dia itu, yeah sebenarnya aku nggak mau ngumbar-ngumbat aib orang lain tapi apa daya dia itu pemake. Hmmm...