“Lo yakin nggak gue anter aja? Lagian gue lagi free kok. Kerjaan gue lagi kalem-kalem aja akhir-akhir ini.” Ujar Aura.
Dan Aira hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
.
“Siapkan semuanya.” Ujar Juna dan langsung memasuki mobilnya.
Mobil Alpine Sports Car itu melaju dengan sangat kencang di tengah malam yang lumayan dingin itu.
Juna mulai tersenyum menyeringai sembari menepu-nepuk dada sebelah kirinya.
“Ini waktunya sayang.” Ujar Juna sembari terus menginjak gasnya sehingga membuat mobil berwarna putih indah itu melesat dengan cepatnya di dalam kegelapan malam.
Hening, hanya itu yang terjadi di dalam mobil itu.
Sara Calling.
Juna hanya berdecak dan langsung mematikan ponselnya, untuk kali ini saja biarkan keegoisanku berkuasa. Batin Juna dengan seringaianya yang menjadi-jadi.
Menakutkan, Juna yang seperti ini sangat mendekati dengan seorang yang pesikopat.
“Kau sudah datang Mr. Axela.” Ujar seseorang menyambut kedatangan Juna.
Juna tersenyum manis kepada mereka.
Di lihatnya ada 3 orang yang menyambutnya tapi, pas Juna melihat kebelakang bukan hanya ada 10 orang yang ada di sana.
Ini benar-benar mengejutkanya karena Juna tak mengetahui hal-hal semacam ini.
Belum mengetahui.
Juna berdecak, sekarang ia mulai menyesali karena selama ini ia selalu membantah ayahnya.
“Wah, apakah akan ada pesta?” tanya Juna sembari mengangkat kedua tanganya keudara.
“Barangnya sudah siap.” Ujar seseorang berbaju hitam dengan senjata api yang di perkirakan bernama G2 Combat.
Juna tersenyum lagi.
“Pecinta perodak lokal.” Gumam Juna dan orang itu langsung saja waspada dan menodongkan pistolnya tepat di kening Juna.
Lagi-lagi Juna tersenyum.
“Selow, dude.” Kekeh Juna sembari melihat kepundak kananya.
Dan mereka langsung mengernyit dan menyimpan kembali senjatanya.
“Well, dimana barangku?” tanya Juna.
“Ikut kami.” Dan Juna langsung berjalan mengikuti ke 3 orang berotot itu.
Dengan sangat pongahnya Juna memberikan senyuman percumanya kepada setiap orang yang di lewatinya.
“Sebenarnya ini pasar atau tempat penukaran barang?” kekeh Juna.
“Kami hanya berja-jaga, Mr.” Jawab seseorang entah siapa. Tapi, yang pasti salah satu dari mereka yang menjawabnya.
Juna masih mengikuti mereka dengan tanganya yang di simpan di dalam saku celananya.
“Oh, Big boss Mr. Axela yang sesungguhnya, selamat malam.” ucap Juna sembari tersenyum dan membungkukan setengah badanya.
Orang itu tersenyum dan mengedikan bahunya.
“Akhirnya kau datang juga, Anakku.” Katanya sembari tersenyum mengejek.
“Kenapa mereka menatapku seperti itu?” tanya Juna kala ia merasakan semua tatapan panah itu menusuk keseluruh tubuhnya.
Dilihatnya orang tua itu menghela napasnya.
“Hentikanlah.” Ujarnya tiba-tiba langsung membuat Juna menatapnya dengan tajam dengan salah satu alisnya yang terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY[1] AND THE BABY BOSS [BUNGKUS]
RandomKita berdua emang sudah sangat dekat, seperti pasangan kekasih lah. Tapi, sayangnya setatus kita itu gantung banget. Apalagi pas aku tahu kalau dia itu, yeah sebenarnya aku nggak mau ngumbar-ngumbat aib orang lain tapi apa daya dia itu pemake. Hmmm...