Chapter- 24

878 49 0
                                    

“Tapi betis elo nggak apa-apakan?”

“Bibir elo, bibir elo sobek? Sakit nggak ?”

“Kedua lengan lo gimana? Masih kerasa perih nya?”

“Masih pening nggak?”

“Memar-memar lo di perut ama punggung gimana?”

“Apa—“

“Argghtt. Banyak bacot lo pada!” teriak Aira langsung membuat trio becek itu tersentak dan menatap kearah Aira begitupun Juna dan juga Raka.

Aira yang merasa perlakuanya tadi di luar kendali langsung menundukan kepalanya dengan senyuman malunya, ini bukan dirinya sungguh.

“Ahahaha elo apa-apaan.”

Plak.

“Aduh.” Pekik Aira kala di rasa pukula Rakan di kepala belakangnya.

Aira langsung mendongak dengan tatapan lesernya sembari memegang tengkuknya yang masih terasa panas.

“Elo nggak apa-apa?” tanya Raka kembali dengan wajah tanpa dosanya Aira langsung mendengus dan mendudukan tubuhnya di sofa tak menghiraukan kembali pertanyaan yang di lontarkan trio becek kepada Juna.

Mbul langsung terkekeuh.

“Sepertinya ada yang ngambek karena nggak kita tanya.” Ucap Mbul dan di ikuti anggukan oleh Cacing dan juga Kibo.

“Eh, tapi tunggu dulu.” Kata Raka yang langsung membuat semua orang menatap kearahnya.

“Ujung bibir lo memar Ra.” Raka langsung memegang wajah Aira dengan kedua tanganya.

Mendongakan wajah Aira kewajahnya agar dapat melihat jelas keadaanya.

Raka langsung tertegun dengan Aira yang tengah mengerja-erjapkan kedua bolamatanya.

Jarak wajah Aira dan juga Raka sangatlah tidak banyak, atau bisa di bilang terlalu dekat.

“Awas lo jatuh cinta.” Celetuk Cacing.
Aira makin mengerjap-erjap kedua bolamtnya.

Tanganya sudah mulai ter ulur, dan—

“Jangan jitak gue.” Ujar Raka sembari menahan pergelangan tangan Aira

dan

Cup

Semua yang ada di ruangan itu  melongo kala melihat aksi Raka, terkecuali Juna yang langsung membaringkan tubuhnya dan menutup kedua bola matanya.

“Anjing lo! Napa cium-cium gue.” Pekik Aira yang telah menyadari semua aksi yang tidak waras dari Raka.

Aira masih mengusap-usap pipi sebelah kananya masih dengan dengusan yang di tunjukan kepada Raka.

Raka langsung cengengesan dengan masih memegang pergelangan tangan Aira yang kasar.

“Kenapa ini bisa sekasar—ya Tuhan!”
Pekik Raka sembari menatap lebih jelas kedua pergelangan tangan Aira.
Aira langsung memutar kedua bola matanya.

“Elo kenapa?” tanya Kibo kala mereka telah berhasil mengerumiuni Aira dan juga Raka.

“Ck, apaa ela.” Aira langsung mengehentakan kedua tanganya dan menyimpan di pahanya.
Dan mendengus.

“Udah sana urusin si Juna.” Jutek Aira.

Mereka, Raka, Mbul, Cacing dan Kibo langsung melongo dengan tingkah Aira.

Aira langsung menghembuskan napasnya.

Mereka ber 3 sudah datang dari 4 jam yang lalu dengan pertanyaan yang itu itu aja kepada Juna.

BEAUTY[1] AND THE BABY BOSS [BUNGKUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang