Chapter- 07

1.3K 66 2
                                    

4 tahun kemudian.

"Rakaaaaaaa." Teriak Aira sembari berlari mengelilingi studionya.

"Awas ya kau, mulai brengsek dengan ku!" Teriaknya lagi dan

Bugh

Suara benda terjatuh itu langsung membuat Raka terhenti dan melihat kebelakang.

Di hampirinya Aira yang tengah merebah dengan dadanya bersentuhan dengan lantai sembari mendongak kearah kirinya.

Tanpa mengeluh kesakitan ia langsung membulat kedua bola matanya.

"Cacing, lo apa-apaan si!" teriak Aira melirik Cacing dengan geramnya.

"Lo teriak mulu ganggu kita aja."

"Iya." Balas Kibo yang terbangun gegara Aira dan Raka yang mencuri ponsel Aira.

"Ck, yaudah balik sana. Napa lu lu pada suka nginep di studio gue, udah tau studio gue sempit kek gini."

Dengus Aira sembari berdiri di tolong oleh Raka.

"Elo lagi!" semprot Aira menatap Raka yang hanya nyengir dan mengembalikan ponselnya.

Aira terdiam dan menerima Ponselnya.

"Kalian, ck. Mau sampai kapan tertidur!" teriak Aira kembali kepada semuanya yang masih terkapar di lantai studio Aira yang hanya di lapisi oleh tikar seadaknya.

Tapi, Mbul, Cacing dan juga Kibo hanya bergumam dan menersukan tidurnya. Aira menghela napasnya dan berlalu kekamar mandinya.

"Raka, jaga mereka." Ujar Aira sembari menahan geramnya.

Raka langsung mengagguk dan menyunggingkan senyumnya, senang dengan aksi di pagi hari yang di perbuatnya.

Raka melihat lagi kearah 3 temanya yang sudah menemaninya sampai ia tumbuh dewasa seperti ini.

Meskipun untuk sekarang, temanya yang satu itu belum memunculkan batang hidungnya sekalipun Raka akan menganggap kalau ia adalah teman terbaiknya dari semua temanya, kecuali Aira yang memang sedari awal sudah dianggapnya sebagai keluarganya, tante.

.

Aira masih dengan pekerjaanya, serius dengan apa yang tengah di hadapinya.

"Ra, 2 porsi cah kangkung sama paha ayam di goreng, di tambah nasinya 1 porsi, di bungkus." Ujar Raka, Aira langsung mengernyitkan alisnya heran, apa nikmat kangkung di campur ayam? Goreng lagi, gejolak batinya.

"Udah nggak usah ngelamun pesenan orang kantor nih." Ujarnya kembali langsung di angguki oleh Aira.

Aira kembali sibuk lagi dengan wajan-wajannya.

"Mbul, si Raka mana?" tanya Aira sembari celingukan matanya mengekor keseluruh resto kepunyaan Ibu Cacing.

"Dia nganter pesenan yang tadi." Ujar si Mbul sembari meneruskan pekerjaanya.

"Ck, kemana? "

"Ke perusahaan yang ada di sebrang jalan itu." Aira langsung mengangguk-anggukan kepalanya.

"Pesenanya yang ini, yang itu salah." Ujar Aira sembari mendesah lelah.

"Kibo dimana?"

"lagi operasi di luar."

"Si cacing?" Mbul langsung menunjuk Cacing yang tengah melayani pelangganya yang datang.

Aira lagi-lagi mendesah.

"Elo sibuk nggak?" tanya Aira kembali.

Mbul terdiam "Guekan sama kayak elo peak." Ujarnya, Aira langsung membulatkan kedua bola matanya garang.

BEAUTY[1] AND THE BABY BOSS [BUNGKUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang