Chapter- 29

1.6K 57 5
                                    

2 minggu telah berlalu dan selama 2 minggu juga mereka berdua dengan betahnya bisa bertahan di dalam ruangan kotak milik Juna.

Hanya sesekali mereka keluar itupun karena Raka, Cacing, Mbul dan juga Kibo yang memaksa.

Keadaan Juna sekarang sudah sangat membaik luka tembakan pada salah satu kaki dan juga kedua lenganya sudah lumayan mengering dan membaik.

Sehingga Juna bisa beraktivitas seperti biasa kembali, tak perlu bantuan dari Aira kembali. Ya kadang-kadang itu juga kalau Juna sedang tidak manja-manjanya.

Dan sekarang Aira menjadi pengangguran yang tidak bebas, itu semua karena si Boss yang memiliki wajah yang sangat Cute.

Ssttsss kalau Juna mendengarnya ia pasti kan mengamuk dan Aira harus meredakanya dengan ciuman penuh nafsunya. Cukup susah kan ? jadi jangan bilang Juna dengan embel-embel cute, Aira sudah mulai menyerah karena itu.

"Jadi kau sudah mau berangkat?" tanya Aira yang sekarang sudah berada di hadapan Juna sembari mengangkat salah satu alisnya.

Juna melirik sekilas Aira karena ia tengah di sibukan dengan menyimpul dasi dengan satu tanganya membawa tas kerjanya.

Aira mulai menghela nafasnya, pasalnya ia sama sekali tak bisa menyimpulkan dasi, pas sekolah juga Aira jarang memakai dasi kalaupun iya ia memakai dasi, dasi itu hanya tersampir di leher Aira tanpa tersampul.

"Apa kakimu sudah bisa di gerakan dengan sempurna ?" tanyanya lagi, dan akhirnya Juna bisa melihat Aira dengan jelas dan normal.

Ia tersenyum dan mendekati Aira lalu memeluk wanita itu sesaat dengan wajahnya yang di sembunyikan di lekukan leher Aira.

Dan, oh ya rambut Aira sekarang sudah lumayan harum dan juga lembut, beri tepuk tangan buat Arjuna karena ia lah Aira mampu mengurus dirinya sendiri bahkan tak tanggung-tanggung Juna akan memanggil orang salon untuk membantu atau membersihkan Aira.

Aira sedikit menepuk punggung Juna sebelum ia mengurai pelukanya.

"Aku sudah lama menumpukan masalahku kepada Pak Kim dan juga Bella dan aku juga tak mau kehilangan info terdalam tentang perusahaanku sendiri."
Aira berdecih.

"Itu masih perusahaan Bapakmu jangan lupa elo masih magang." Senis Aira sembari bersedekap dada. Juna yang melihatnya hanya bisa tertawa di buatnya.

Apapun yang di katakan Aira memang lah kebenaranya, ia masih magang di perusahaanya sendiri. Ya, 'magang'.

"Kalau begitu aku harus segera." Ujar Juna sembari melihat arlojinya dan juga Aira yang tengah mengangguk berlalu membukakan pintu apartemenya.

"Selamat bekerja dan nikmati wanita-wanita cantik bertubuh sexy di sana, sayang." Itu ancama!

Juna langsung tersenyum miris lalu ia setengah membungkuk dan mencium Aira, satu kali dan dua kali.

Ah dengan perlakuanya seperti ini kepada Aira, Aira serasa tak bisa untuk sekejap saja menghilangkan Juna dari padanganya.

"Aku hanya sebentar sayang, setelah itu. Aku milik kamu." Gumam Juna di akhir kalimatnya dan dengan perlahanya Juna menyampirkan rambut Aira kebelakang telinga wanita itu.

"Bersiap-siaplah." Bisik Juna tepat di dekat telinga Aira dengan sedikit meniup telinga Aira dengan perlahan dan hangat membuat Aira merona dan merinding untuk sesaat.

Juna telah berlalu setelah ia mengecup kening dan juga pipi Aira yang merona.

Wanita itu langsung memasuki apartemenya yang sekarang terasa sangat sepi.

BEAUTY[1] AND THE BABY BOSS [BUNGKUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang