Chapter- 28

1.2K 45 9
                                    

“Jadi, nggak jadi?” tanya Juna kala melihat Aira yang malah melengos dan terduduk di sisinya.

Aira langsung mengangguk-anggukan kepalanya sembari besedekap dada tepat di bawah payudaranya yang hanya tertutup oleh bra merah maroon.

Juna yang melihatnyapun masih tak bisa berkedip barang sekalipun, salivanyapun sangat susah untuk sekedar meluncur di tenggorokanya.

Aira masih berdiam diri dan Juna langsung berdiri melangkahkan kakinya ke kamarnya. Wanita yang tengah terduduk itu lagsung mengernyit dan membuntutinya.

“Lagi apa?” tanya aneh Aira kala Juna mengeluarkan sebuah sendok dan juga lilin.

Juna langsung gelagapan dan membuang sendok dan juga lilin kesembarang arah.

“Eng-mmm.” Wajah Juna sudah kembali memerah dan sedetik kemudian ia membuka baju yang di kenakanya dan Aira langsung membulatkan kedua bola matanya.

Ia terkesima, ya Tuhan apakah ia pernah melihat pemandanga semenarik itu? Aira langusng melangkahkan kakinya. Dengan matanya yang terus melihat ketubuh Juna.

“Kenapa kau membuka baju?” gagap Aira dan Juna langsung tersenyum.

“Biar samaan.” Ucap Juna sembari memegang restsleting celananya, Aira semakin terpana dengan hal yang akan di lakukan oleh Juna.

Juna langsung berjalan mendekati tubuh Aira dan sedetik kemudian ia telah mendekap tubuh kecil itu.

Aira terhenyak dan kembali membalas pelukan yang saling menyangkut kulit mereka yang bersentuhan satu sama lain.

Di rasakanya deru napas Juna di lekukan leher Aira dengan usapan tanganya yang sangat menyengat di punggung Aira.

Ck, rasanya saat ini Aira ingin menelanjangi Juna saat ini juga.

“Maafkan, karena aku hidupmu jadi begini.” Gumam Juna dan Aira langsung menggeleng-gelengkan kepalanya di dalam dekapan Juna.

“Ini udah takdir aja.” Jawabnya sembari ikut mengusap-usap punggung Juna yang telanjang, hangat.

“Tanganmu nakal sekali.” Ucap Juna sembari melerai pelukanya dengan kedua tanganya yang masih melingkar di pinggang Aira.

Aira langusng tersenyum dan mengangkat salah satu alisnya.

“Kau menantangku?” tanya Juna dan langsung membanting Aira ke tempat tidurnya.

Aira memekik dan setelah itu tertawa kala Juna sudah berada di atas tubuhnya.

“Tahan sayang, aku nggak mau kamu jebolin sekarang.” Ucap Aira dan Juna langsung memberengut.

“Kenapa?”

“Kenapa? Nggak tahu.” Ucap Aira dan Juna semakin gemas dengan wanita yang sekaranng ada di bawahnya itu.

Dengan gemas juga ia mengecup bibir Aira yang tengah tersenyum beberapa kali.

“Biarkan aku melakukan ini.” Ujarnya sembari menurunkan bra Aira hingga membuat payudaranya menyembul.

Juna semakin tak berkedip dengan Aira yang sudah tak kuasa menahan malu.

“Ck, apa-apaan si lo.” Ketus Aira sembari mencoba membenarkan posisi branya.
Juna langsung memberengut dan Aira langsung tertawa.

Ia langsung menyingkirkan tubuh Juna dari atasnya dan mulai berdiri ke arah walk in closet milik Juna.

“Aku pinjem ini ya.”senyum Aira kala dirinya sudah memakai kaos hitam milik Juna.

Juna langsung melotot.

BEAUTY[1] AND THE BABY BOSS [BUNGKUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang