“Elo punya wanita?” tanya suara itu langsung membuat Aura yang ada di sana langsung menundukan kepalanya.
Raka, orang itu semakin mengernyitkan kedua alisnya kala pertanyaanya tak di jawab dan juga Raka semakin merasa speechless kala melihat Aura yang ada di ruangan Juna.
“Aura?” tunjuk Juna dan Aura langsung mendongakan kepalanya dan melihat kearah lelaki jangkung itu.
Ia tersenyum dan menganggukan kepalanya.
“Kapan lo balik?” tanya Raka sembari memegang lengan sebelah kiri Aura. Aura langsung tertegun dan mengerjap sembari menatap kearah Raka.
Senyumanya ya Tuhan, Aura membatin.
“Gue balik 4 hari yang lalu dan gue langsung ke setudio elo tapi elonya nggak ada dan gue malah ketemu sama Aira.” Aura mulai kemode nyerocosnya, kemana Aura yang tadi sangat pemalu itu?
Juna yang melihatnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kedua temanya tengah berinteraksi.
Yang satu canggung dan yang satunya lagi sangat welcome.
“Hallo.”
Ketukan dan suara sapaan itu langusng membuat semua yang ada di ruangan itu melihat kearah pintu.Sara—Sara yang datang itu langsung mendongakan kepalanya sembari tersenyum dan setelah itu senyumanya memudar kala melihat seseorang yang tengah memegang pundak Aura.
Raka, lelaki itu yang mengerti akan tatapan Sara itu langsung melepaskan genggaman di pundak Aura dengan sedikit canggung, Aura yang merasa ada yang berbeda itu langsung tersenyum dengan penuh keperihan.
“Wah udah pada kumpul.” Ucap seseorang lagi.
Semuanya menatap kearah wanita yang sekarang tengah mengeringkan rambutnya dengan selimut rumah sakit yang masih di pergunakan Juna.
“Selimut gue.” Histeris Juna sembari menunjuk selimut yang masih di pergunakan Aira untuk mengeringkan rambutnya.
Aira hanya mengedikan bahunya dan ikut berkumpul dengan mereka.
“Bawa apa Sara?” tanya Aira kala melihat Sara yang masih berada di hadapan pintu keluar dengan jinjingan di tanganya.
Sara langsun tersenyum dan mendekati Aira.
“Makan, aku tahu kamu belum makan.” Ucap Sara sembari terduduk di sofa di ikuti oleh Aira yang menatap misting itu dengan penuh gairah.
Juna yang melihat tatapan Aira itu langsung memutar kedua bola matanya, tatapanya itu hampir sama dengan tatapan yang di lontarkan Aira kepada Juna tadi.
“Ya Tuhan teriamakasih, aku sangat kelaparan seharian ini, terimakasih kau telah mendatangkan malaikat kesuburan ke ruangan ini.” Celoteh Aira dan Juna langsung terkekeuh begitupun Raka dan juga Sara.
Pantas saja perutnya ramping banget tadi, Juna membatin.
Raka langsung menghampiri Aira dan sedikit mengelus-elus rambutnya.
“Gue lupa ngasih makan lo.” Ucap Raka yang langsung membuat Aira mendongak melihat kearah Raka dengan mulutnya yang penuh dengan nasi.
“Gue benci elo.” Sadis Aira dan tatapanya mulai menatap kearah Aura yang masih terdiam di tengah-tengah ruangan.
“Aura sini, makan bareng.” Ajak Aira dan Aura langsung tersenyum dan mendekati semuanya.
Juna yang merasa di abaikan itu langsung berdehem sedikit lebih keras tapi tak ada yang menghiraukan keberadaanya.
Juna baru menyadari sekarang, ternyata dirinya kalau di bandingkan dengan makanan mereka lebih memilih makanan di bandingan dirinya, Juna sedikit meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY[1] AND THE BABY BOSS [BUNGKUS]
RandomKita berdua emang sudah sangat dekat, seperti pasangan kekasih lah. Tapi, sayangnya setatus kita itu gantung banget. Apalagi pas aku tahu kalau dia itu, yeah sebenarnya aku nggak mau ngumbar-ngumbat aib orang lain tapi apa daya dia itu pemake. Hmmm...