"Juna." Sentak Aira mencoba menghentikan langkah lebar Juna.
Mereka berdua langsung terdiam dan Juna langsung menatap Aira dengan senyumanya.
Aira mengernyit kala ia melihat senyuman yang di berikan oleh lelaki yang ada di hadapnya.
Sungguh sangat berbeda senyumanya yang tadi dan juga yang sekarang.
Ia mulai mnggeleng-gelengkan kepalanya.
"Elo-elo orangkan?" tanya Aira sembari harap-harap cemas.
Juna yang mendengar pertanyaan konyol dari Aira itu haya bisa berdecak kesal karena kebodohan wanita yang ada di hadapanya itu.
"Malam minggu nih." Kata Juna sembari mngedikan bahunya dan tanganya yang di masukan kedalam saku celananya dengan senyumanya yang menawan itu mampu membuat
Aira melongo sambil berdiri.Tak tahu kalau Juna tengah mengalihkan perkataan Aira yang sangat konyol.
Tiba-tiba-
Dengan sekali hentakan kembali, Juna memegang pergelangan tangan Aira.
"Kita akan jalan kemana?" tanyanya, alih-alih terhenyak dengan pertanyaan Juna, Aira sekarang malah tersenyum dengan semu merah yang terpapar di pipinya. Indah.
"Kemana yang kau mau saja tapi tanpa ada drug atau teh yang selalu kamu hirup." Jawab Aira yang langusng membuat Juna terkekeh.
"Ya, ya, ya, kau memang ratunya malam ini. Tapi, sepertinya kita akan berjalan kaki."
Aira langsung mengangguk-anggukan kepalanya.
"Ada masalah tentang jalan kaki?" tanya Aira sembari mendongkan kepalanya melihat kearah Juna dengan senyuman menawanya.
Begitupun dengan Juna.
Terasa gemas ia langsung mengecup bibir Aira dengan pelan.
"Kalau begitu, ayo kita kehalte." Senyum Juna yang langsung di angguki oleh Aira.
Tangan mereka saling berpegangan masih tertawa-tertawa dengan lelucon-lelucon yang di lontarkan keduanya. Aneh tapi lucu.
Sepanjang perjalan mereka membiarkan kebahagian mengalir di setiap jengkal tubuh masing-masing.
Sekarang mereka tengah bahagi.
.
"Ini sudah sangat malam, kau menginaplah." Ajak Juna setelah ia melihat arlojinya.
Aira hanya mengangguk-ngguk kecil, sembari sedikit bersenandung, ia mendongakan kepalanya.
"Janji nggak ada teh itu lagi." Ujar Aira dan Juna langsung berdecak kesal.
Menatap kelangit, bintang di akhir bulan juli ini memang sedikit lebih banyak.
"Kau, masih saja membahas itu." Gumam Juna, Aira mulai
menampakan wajah masamnya.
Siapa juga yang mau orang yang kita sayang di pengaruhi oleh obat setan itu."Ck, gue sih ya gitu deh-ah tau ah gue bukan sapa-sapa ini." Kata Aira di akhiri dengan gumamanya.
Ia menghela napasnya, gantung banget hubunganya sekarang dengan dia.
Bikin nyesek aja.
"Eh, elo lagi deket ama cewe nggak?" tanya Aira bertanya dengan sumringahnya.
Juna akhirya melihat kearah Aira, selama ia meninggalkan Aira hanya Airalah wanita yang mampu mendekati hati dan pikiran Juna.
Pengecualian bagi Aura, anak itu hanya teman SMA yang di kenalkan oleh Aira. Tapi, ia juga sih sering nongkrong dengan dia bersama yang lainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY[1] AND THE BABY BOSS [BUNGKUS]
RandomKita berdua emang sudah sangat dekat, seperti pasangan kekasih lah. Tapi, sayangnya setatus kita itu gantung banget. Apalagi pas aku tahu kalau dia itu, yeah sebenarnya aku nggak mau ngumbar-ngumbat aib orang lain tapi apa daya dia itu pemake. Hmmm...