Hanya ada jiyong dan lisa didalam ruangan itu. Lisa menatap punggung jiyong yang membelakanginya
"Sekarang aku bisa memanggilmu oppa kan?" ucap lisa
"Kenapa kau pergi begitu saja? Kau tidak memintaku menunggumu jadi aku-"
"Aku memintamu untuk tidak melupakanku dan oppa benar benar tidak melupakanku, oppa sudah punya gadis lain sekarang?"
"Kau pergi tanpa menepati janjimu,"
"Bukan itu pertanyaanku,"
"Jadi aku melakukannya dengan gadis lain,"
"Aku tidak peduli, aku juga melakukannya dengan pria lain,"
"Fuck!! Kau harus mengatakan itu setelah meninggalkanku bertahun tahun?!" Maki jiyong sambil menatap lisa
"Kau yang memulainya!" Balas lisa tidak mau kalah "oppa tidak mau memelukku? Tidak merindukanku?" bisik lisa
"Kau membuatku merasa hidup saat itu dan membunuhku setelahnya. Sekarang kau mau menghidupkanku lagi? Kau pikir-" lisa memeluk jiyong, sedikit berjinjit untuk meraih bibir jiyong dengan bibirnya, melumat pelan bibir pria itu, menghisapnya dengan sangat lembut, jiyong memegang pinggang lisa dan membalas lumatan itu, sama lembutnya seperti lisa. Setelah selesai melepaskan rindu mereka yang sebenarnya belum terbayar, lisa menatap jiyong
"Aigoo... uri jiyongie sudah ahli... ah jantungku, bisakah kau memanggil ambulance kalau aku pingsan karena serangan jantung," ucap lisa dengan senyumannya
"Nanti saja pingsangnya, kau punya banyak kesalahan pada kami, jangan berani berani pergi lagi. Duduklah," ucap jiyong dan menyuruh lisa duduk di sofa. Lisa menurutinya, dan jiyong kembali keluar, memanggil empat temannya dan yang sajjangnim untuk masuk dan menghakimi lisa.
"Ng... jisoo-ya, aku akan mengantar lisa pulang setelah ini, bisakah kau meninggalkan kami dulu? Aku akan mentraktirmu kapan kapan," ucap jiyong pada jisoo yang masih didepan studionya dan dengan terpaksa jisoo menurutinya.
Semua orang di ruangan itu tengah melepaskan rindunya pada lisa, bahkan yongbae dan tabi yang sedang ada pekerjaan di luar agaensi pun langsung datang begitu dikabari kalau lisa kembali dan jiyong hanya menonton sambil tersenyum
"Hyung, dia datang setelah talk show kemarin, harusnya kau menerima tawaran talk show itu sejak awal," seru seungri
"Talk show apa? Q&A? Acaranya jisoo?" Tanya lisa
"Iya, aku tidak pernah tau kalau jisoo yang kau ceritakan adalah mc acara itu sampai dia bilang kalau temannya takut anjing," jawab jiyong
"Lalu kenapa tidak mencariku?"
"Ya! Noona benar benar tidak tau atau pura pura tidak tau? Tidak mencarimu?? Woah... sajjangnim beri dia pelajaran," gerutu tabi
"Bukankah dia bukan noona lagi sekarang?" tegur yang sajjangnim
"Aku mau memanggil kalian semua oppa sekarang~~ oppaaa~~" ucap lisa dengan nada manjanya "oppa~ lisa merindukan kalian~ padahal baru kemarin aku minum minum dengan kalian~"
"Untukmu baru kemarin, bagi kami lebih dari 10 tahun bodoh," koreksi jiyong
"Ah... aku senang kalian tidak melupakanku,"
"Kau yang meminta kami tidak melupakanmu noona," balas yongbae
"Kau harus melihat kamarku noona, aku sudah memasang pemanas," ucap daesung
"Tubuhku juga jadi lebih bagus sekarang, mau lihat?" goda tabi mmebuat lisa menutup mulutnya dengan tangannya dan mengangguk penuh semangat
"Ya!! Kenapa kau harus melihat tubuhnya?!" Protes jiyong
"Memangnya kenapa? Sepertinya tidak ada yang bisa di lihat dari tubuhmu oppa, kau semakin kurus saja,"
"Wah wah... dia benar benar menyebalkan, untung saja aku merindukannya," gerutu seungri dan lisa hanya tertawa. Jiyong terdiam mengingat sesuatu, dan merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah kunci mobil dan melemparnya pada lisa
"Apa ini?" tanya lisa
"Kunci mobil, kau bukan orang jaman batu yang berkelana ke jaman modern kan?" ucap yang sajjangnim
"Aku tau, sumpah aku tau kalau ini kunci mobil, kenapa memberikannya untukku?"
"Mengganti mobilmu yang rusak karenaku dan tabi hyung," jawab jiyong santai
"Noona, lihat itu," daesung menunjuk sebuah rak kaca berisi banyak album dan sebuah headphone yang pernah lisa berikan pada jiyong "itu janji jiyong hyung padamu, kurasa belum 8000 lagu tapi hampir sebanyak itu," ucap daesung membuat lisa tersentuh dan menatap jiyong
"Mwo? Aku hanya menepati janjiku, jangan berfikir aku melakukannya untukmu," ucap jiyong
"Bukan untuk lisa? Lalu untuk siapa?" tanya yongbae
"Bukan untukku juga tidak apa apa, boleh aku memelukmu oppa?" lisa menatap jiyong namun jiyong memalingkan wajahnya
"Anniyo. Kenapa aku harus mau di peluk oleh mu?" Jawab jiyong dengan nada sinisnya
"Kenapa kau seperti ini? Padahal menunggunya datang setiap hari," cibir tabi
"Tsk... kalau tau akan seperti ini harusnya aku tidak memutuskan hanbin tadi, dimana ruang latihan ikon? Kenapa rasanya seperti aku tidak pernah masuk kesini? Aku mau meminta hanbin kembali padaku saja," gerutu lisa membuat jiyong langsung menarik lisa kedalam pelukannya
"Hanbin? BI? Pria yang dulu kau ceritakan itu dia? Ya! Sajjangnim! Kau tau itu?? Kau membuatku harus melatih kekasihnya?! Daebak aku merasa sangat bodoh sekarang," maki jiyong sambil memeluk lisa
"Ya! Kenapa kau berteriak ditelingaku?!" Lisa menjauhkan dirinya dari jiyong, namun jiyong menahannya
"Tau apa? Mana aku tau kalau lisa yang berkencan dengan hanbin, aku hanya tau kalau dia berkencan dengan hayi dan aku sudah menegur mereka!" Jawab yang sajjangnim membela diri
Mereka berenam sangat dekat sekarang, dan kami seperti teman lama yang kembali bertemu, bahkan yang sajjangnim pun bicara dengan santai. Seperti seorang hyung untuk anak anak yang dulu tinggal bersamaku.
"Sajjangnim kau tidak seharusnya bilang begitu," tegur yongbae sambil mengamati wajah lisa
"Waeyo? Lisa sudah memutuskan hanbin tadi, mereka berkencan 2 tahun, 11 bulan, 23 hari dan lisa memutuskannya hanya dengan 1 menit didalam lift." Cerita seungri "lisa noona daebak!"
"Berapa lama waktu yang akan kau butuhkan untuk memutuskanku?" bisik jiyong yang masih memeluk lisa diatas pangkuannya
"Berapa lama kita berkencan?" tanya lisa sambil mengingat-ingat kapan mereka mulai berkencan
"Sejak 2005? Bulan apa ya itu? Aku juga lupa,"
"Hm... hampir 12 tahun? Wah aku melewati 12 tahun hidupku dalam semalam..." komentar lisa.
"Sudah sudah, kembali bekerja, kau juga bekerja lagi, mengurus mereka, aku belum menerima surat pengunduran dirimu jadi kau masih pegawaiku," seru yang sajjangnim
"Tidak bisakah memberi kami waktu untuk liburan hari ini? Kami harus merayakan hari ini," protes seungri
"Rayakan saja nanti malam, sekarang bekerja," jawab yang sajjangnim dengan santai dan beranjak keluar dari studio jiyong sementara yang lain menghela nafas karena kecewa tidak jadi libur. Lisa masih duduk di atas pangkuan jiyong, bersandar ke dada pria itu dan memeluknya, menebus semua waktu yang jiyong habiskan untuk menunggunya.
"Hanbin-ah," ucap yang sajjangnim begitu membuka pintu dan melihat hanbin akan mengetuk pintu itu. Lisa menoleh, begitupun dengan jiyong dan yang lainnya. Mata lisa bertemu dengan mata hanbin dan lisa langsung bangun dari duduknya.
♡÷♡