Hari demi hari berlanjut, bahkan tanpa hyunseung pun mereka tetap berusaha mewujudkan debutnya. Bukan karena mereka tidak peduli pada bocah itu, tapi mereka ingin bocah itu tau kalau debut tidak semenakutkan pikirannya. Mereka ingin hyunseung tau kalau debut tidak akan melukainya dan berharap suatu hari nanti hyunseung pun akan debut dan mereka bisa berkolaborasi dalam satu panggung.
Sore itu setelah latihan, mereka pulang ke dorm seperti biasanya, hanya saja sore ini jiyong akan mengajari choi seunghyun menyetir mobil dulu. Setelah lisa mengajari jiyong menyetir dengan mobilnya, jiyong bisa dengan cepat menguasi teknik teknik dasar dari menyetir. Sore itu pun lisa tidak ikut ketempat latihan karena ia harus menemui yang sajjangnim untuk mengurus debut big bang yang semakin dekat.
"Mana jiyong dan tabi?" tanya lisa begitu 3 anak asuhnya masuk kedalam dorm. Lisa sudah lebih dulu pulang dan menyiapkan makanan untuk anak anaknya.
"Noona aku lapar~~" rengek manja seunghyun kecil yang pertama keluar dari mulut anak anak itu
"Makanlah, aku sudah menyiapkan makanan kalian, mana jiyong dan tabi?" ulang lisa sambil duduk bersama tiga anak yang tengah makan malam itu
"Jiyong mengajari tabi menyetir mobil," jawab yongbae santai dan mulai memakan nasinya
"Mwo??!" Lisa sedikit berteriak karena terkejut "ya! Bocah itu juga belum punya sim, bisa bisanya dia mengajari orang! Kalian makan saja duluan, sisakan untuk jiyong dan tabi, aku mencari mereka dulu," suruh lisa dan langsung pergi meninggalkan mereka.
Lisa pergi ke tempat mobilnya di parkir dan untungnya mobil itu masih disana, lisa berlari menghampiri mobil itu namun dengan perlahan lahan mobil itu bergerak menjauh, lisa berteriak menyuruh jiyong dan tabi untuk berhenti namun mobil itu justru bergerak semakin cepat. Anak anak itu benar benar mengerjainya. Kalau saat itu lisa menjadi dirinya sendiri, bukan seorang "noona" lisa akan menangis, mengutuk serta mengabaikan jiyong serta tabi yang sudah membuatnya berlari mengejar mobilnya sendiri.
"Ya!! Kwon jiyong bodoh!!! Jangan menyetir ke jalanan!! Hentikan mobilnya!" Jerit lisa ketika mobil itu mulai keluar dari parkiran dan masuk ke jalan raya. Tidak lama setelah lisa berhenti mengejar mereka, mobil itu menabrak sebuah mobil yang di parkir di tepi jalan. Lisa menghela nafasnya dan berlari lagi menghampiri mobil itu. Jiyong keluar dari sisi kursi penumpang dan tabi keluar dari sisi satunya. Lisa menghampiri mereka
"Kalian baik baik saja?" tanya lisa sedikit panik, hanya sedikit karena ia tau akan begini jadinya kalau jiyong yang belum fasih menyetir sudah bergaya mengajari orang lain. Jiyong terlihat baik baik saja, masih bisa memamerkan senyum malu malunya, sementara tabi terlihat sangat ketakutan. Lisa melirik jiyong dengan tatapan kesal dan beralih memeluk tabi yang terlihat sangat ketakutan.
"Tidak masalah sayang, tidak ada yang terluka," ucap lisa dengan sangat lembut, seperti seorang ibu yang tengah menenangkan anaknya yang baru jatuh
"Tapi- tapi- noona- maafkan aku-" bisik tabi dengan suara bergetar, tabi punya pengalamanan buruk dengan mobil sewaktu kecil, jadi wajar kalau ia seperti ini. Lisa tidak tau bagaimana persisnya kejadian itu, namun lisa tau tabi tidak baik baik saja setelah itu.
"Tidak ada yang terluka kan? Kau baik baik saja kan?" tanya lisa sambil meneliti tubuh tabi. Tidak sampai disitu, lisa terlalu khawatir pada tabi sampai lisa tidak menyadari kalau jiyong tengah dimarahi ajhussi pemilik mobil yang mereka tabrak. Jiyong bersikeras kalau ajhussi itu yang salah karena memarkir mobil tepat dibawah tanda dilarang parkir.
Plak!
Lisa dan tabi menoleh kearah suara tamparan itu dan melihat jiyong yang mengepalkan tangannya berniat membalas ajhussi yang baru saja menamparnya. Belum sempat jiyong bereaksi, lisa sudah bereaksi duluan.
"Ya! Apa yang baru saja anda lakukan tuan?! Anda menampar adikku?!" Bentak lisa pada ajhussi itu
"Jadi anak nakal itu adikmu?! Ya! Dia menabrak mobilku dengan mobilnya! Dia seharusnya meminta maaf! Bukannya menyeramahiku dengan-"
"Kalau anda ingin sebuah permintaan maaf anda seharusnya memintanya dengan baik! Bukan menamparnya seperti itu! Apa anda tidak punya anak?! Bagaimana kalau anak anda ditampar orang tidak dikenal seperti ini?!"
"Kakak dan adik sama saja! Kau tau berapa harga mobilku ini?!"
"Maafkan kedua adik saya karena mereka tidak sengaja menabrak mobil yang terparkir di bawah tanda dilarang parkir. Mobil anda keluaran tahun 1997, jadi harganya sekitar 6 juta won. Dan untuk informasi, karena anda menyinggungnya, harga mobil saya ini lebih dari 34 juta won. Tapi karena mobil saya yang menabrak mobil anda, saya akan membayar biaya perbaikannya," lisa tidak benar benar serius soal harga mobil itu karena ia pun hanya mengira ngira, lisa mengambil sebuah kertas dan pulpen di dalam mobil itu, menuliskan nomor telponnya disana dan memberikannya pada ajhussi yang tidak bisa membalas setiap kata yang keluar dari mulut lisa
"Saya harap anda dapat melupakan kesalahan adik saya dan kami pun akan melupakan perbuatan anda yang parkir sembarangan dan memukul adik saya. Tapi kalau anda ingin memprosesnya dijalur hukum, kami akan melawan anda, denda karena menganiaya anak dibawah umur lebih besar dibanding menabrak, ah ini bahkan tidak bisa disebut menabrak, mobil anda bahkan tidak berubah bentuk sama sekali, hanya lecet kecil, ini uang untuk memperbaiki warna cat mobil anda yang sedikit lecet ini, dan ini nomor telpon saya, anda bisa menghubungi saya untuk biaya perbaikan lainnya jika ada atau jika anda ingin membawa kasus ini ke pengadilan. Tapi saya rasa uang itu sudah cukup untuk memperbaiki lecet di mobil anda," lisa memberikan nomor telponnya beserta uang yang ada di saku dan di mobilnya pada ajhussi itu dan ajhussi itu tidak banyak bicara, hanya pergi begitu saja setelah mendengus kesal.
"Kalian berdua masuk mobil," perintah lisa dan jiyong akan masuk ke kursi depan, namun lisa menahannya
"Dibelakang," suruh lisa dan dengan wajah masih kesal, jiyong duduk di kursi belakang dengan tabi. Lisa masuk ke kursi depan, menyalakan mobil itu dan mulai menyetir mobil itu, menjauh dari area apartemen mereka.
Lisa menghentikan mobilnya didepan sebuah cafe, dan turun dari dalam mobilnya. Jiyong dan tabi mengekori lisa, sedikit takut karena lisa terlihat sangat marah saat itu.
Lisa memesan 3 potong kue coklat dan 3 gelas milk shake, duduk di hadapan jiyong dan tabi, siap menghakimi mereka.
"Siapa yang punya ide menyetir mobil?" tanya lisa dengan sangat tenang namun tetap terdengar marah
"A-a-aku noona," jawab tabi sambil menunduk, lisa tau tabi bukan tipe orang yang akan takut di marahi, tabi masih takut karena kecelakaan kecil tadi
"Ji, kau tau aturannya, kau tidak boleh membawa mobilnya keluar dari area prakir, haish kau bahkan membuatku mengejar kalian,"
"Maafkan aku, aku hanya merasa itu tidak akan jadi masalah, kami hanya mengemudi di tepi jalan, aku tidak tau kalau ternyata ada yang parkir disana," jiyong membela dirinya dan membuat lisa mendesah kesal
"Habiskan makanannya," suruh lisa ketika pesanannya datang "kali ini kubiarkan, tabi-ya jangan pernah mengulanginya lagi, ya? Kau tidak terluka kan?" Lisa memegang tangan seunghyun dan seunghyun mengangguk
"Maafkan aku noona," ucap seunghyun sementara jiyong terlihat kesal, cemburu.
"Hm... jangan di ulangi lagi, aku tidak marah karena kau tidak terluka,"
"Noona! Aku yang terluka! Ajhussi tadi menamparku, kenapa kau hanya-"
"Wae? Sakit? Anak nakal memang harus di pukul agar kapok, kalau ajhussi tadi tidak menamparmu, aku yang akan melakukannya," omel lisa membuat jiyong mendengus semakin kesal dan memakan kuenya tanpa memedulikan lisa yang menatapnya dengan tatapan kesal.
♡÷♡