duabelas

4.6K 503 13
                                    

"Pergilah hyung, aku tidak ingin melihatmu apalagi bicara padamu sekarang, kau menusukku dari belakang, kau menyukainya? Lisa noona hanya milik big bang, milikku, kau tidak berhak menyukainya," kata kata yang di ucapkan jiyong terus terngiang ditelinganya. Jiyong yang selalu merajuk pada lisa kini menarik gadis itu, membawanya kembali ke dorm. Jiyong menutup pintu dorm dengan sedikit membanting dan mengunci pintunya.

Tanpa banyak bicara, jiyong memeluk lisa, membiarkan buku ditangannya terjatuh. Lisa tidak membalas pelukan itu, hanya berdiri disana, masih bingung, masih memikirkan dan mencerna kata kata jiyong pada se7en, hyung yang selalu di segani jiyong. Lisa mendorong jiyong, perlahan, meminta pria itu melepaskannya.

"Ji, lepaskan aku, aku tidak bisa bernafas,"

"Sebentar saja noona, hatiku sakit," jiyong melonggarkan pelukannya, namun tidak melepasnya.

"Aku bersumpah tidak akan melupakanmu bahkan kalau aku bertemu ribuan wanita lain noona," bisik jiyong, membuat lisa menyadari sejak kapan jiyong berdiri disana. Lisa mengumpat dalam hatinya, memaki karena jiyong yang selalu muncul tanpa banyak suara, karena jiyong yang punya kebiasaan muncul tiba tiba.

"Aku sudah 17 tahun noona, agustus nanti aku akan 18 tahun, aku bukan anak kecil lagi noona, aku sudah dewasa, aku bisa-"

"Berhentilah bicara agar kau bisa mendengar suara detak jantungku yang seperti mau meledak karenamu," lisa balas memeluk jiyong, menyandarkan kepalanya di bahu jiyong, mereka hampir sama tinggi saat itu.

"Noona, aku membutuhkanmu, aku tidak bisa membiarkanmu dekat dengan pria lain, melihatmu memanjakan member lain saja membuatku hampir gila setiap hari,"

"Diamlah atau aku tidak bisa menahan diriku lagi ji,"

"Noona... aku menyukaimu, bisakah kau melihatku sebagai seorang pria? Aku tidak mau jadi adikmu, aku ingin kau jadi kekasihku, aku ingin menikah denganmu, aku-"

"Kalau begitu... Bisakah kau menciumku?" pertanyaan lisa menghentikan ocehan jiyong, membuat jiyong menatap lisa tidak percaya

"Kau melihatku bangun tidur, kau melihatku berkeringat, kau melihatku kotor, kau melihatku melakukan hal hal bodoh, setelah melihat semua itu, tetap bisakah kau menciumku?"

Jiyong tidak menjawab pertanyaan itu dan langsung mencium bibir lisa. Lisa terkejut, tapi menikmati setiap detik bibir mereka menempel. Hanya menempel hingga lisa tidak bisa menahannya, lisa menggerakan bibirnya, bibir atasnya menyelinap diantara bibir jiyong, menghisap bibir bawah jiyong dengan sangat lembut. Jiyong diam, menikmati setiap sapuan lembut bibir lisa dibibirnya, ia terlalu terkejut untuk merespon, jiyong takut melakukan kesalahan dan membuat lisa tidak mau melihatnya lagi. Tapi lisa melepaskan bibir jiyong begitu jiyong sudah mulai bisa mengendalikan jantungnya yang berdetak sangat cepat.

"Aku janji akan merahasiakan ini noona,"

"Kalau aku dilahirkan kembali, aku harap aku bisa melakukan ini sambil memanggilmu oppa," gumam lisa dan kembali mencium bibir jiyong. Kali ini jiyong membalasnya, mengikuti setiap gerakan yang dilakukan bibir lisa. Memeluk lisa dengan sangat erat, dan terus mencumbu bibir lisa hingga ciuman mereka berakhir karena harus menarik nafas.

"Aku tidak peduli berapa umurmu, seberapa jauh perbedaan umur kita, selama itu tetap kau, aku akan selalu menyukaimu, noona" bisik jiyong, lisa dan jiyong terus berciuman malam itu, hanya saling memuaskan bibir masing masing, merasakan setiap senti bibir masing masing. Entah sampai jam berapa mereka terus mengulang ciuman ciuman itu hingga terlelap. Lisa bangun dari tidurnya dan merasakan sebuah lengan melingkar diperutnya, lengan yang masih bersih tanpa tattoo apapun disana.

"Selamat pagi noona," sapa jiyong, membuat lisa mengeratkan pelukannya pada jiyong

Bahkan kalau di 2017 nanti kau melupakanku, aku tidak masalah, aku senang sempat melakukan ini denganmu oppa

"Ji,"

"Hm?"

"Kau harus tau kalau aku juga menyukaimu, sama sepertimu menyukaiku, tapi aku tidak bisa menerima perasaanmu,"

"Arraseo... noona menolakku agar aku fokus pada debutku, agar aku tidak mendapat masalah dan tidak dimarahi sajjangnim, aku tau, aku mengerti,"

"Jadi, lupakan saja kejadian semalam, hm?"

"Aku tidak akan membahas kejadian semalam, tapi aku juga tidak akan melupakannya, semalam adalah malam terbaik untukku,"

"Sekarang saat kembali ke dunia nyata ji, soal hyunseung, maaf aku tidak memberi taumu sebelumnya, tapi hyunseung sudah berusaha untuk mengikuti kalian, hyunseung sudah berusaha sekuat kalian tapi ia sudah lelah, dan ingin berhenti" jiyong terdiam, tetap mebiarkan lisa memeluknya namun memalingkan wajahnya, merubah posisinya menatap langit

"Kenapa noona merahasiakannya? Aku bisa membantunya,"

"Tidak ada yang bisa membantunya selain dirinya sendiri, dia tidak punya masalah dengan yang lainnya, masalahnya ada pada dirinya sendiri. Kau akan semakin kurus kalau ikut memikirkan ini juga, jadi cobalah untuk menerimanya lagi,"

"Kau bilang kami harus debut bersama,"

"Kalian akan debut bersama, big bang tetap akan debut, berlima,"

"Tapi hyunseung bagaimana?"

"Dia akan debut nanti, dengan caranya sendiri, saat nanti dia merasa sudah mampu,"

"Dia pun akan sukses?"

"Tentu saja, dia akan sukses nanti,"

"Aku percaya kalau noona yang bilang," jiyong kembali memeluk lisa, merasakan kehangatan dari gadis itu "noona menyiapkan ini sendirian? Untukku?" Jiyong menunjuk meja dengan komputer disana

"Dibantu se7en oppa,"

"Kenapa noona meminta bantuannya? Noona bisa menelponku dan-"

"Itu kejutan untukmu, mana mungkin aku memberitaumu, aku ingin kau membuat lagu mulai dari sekarang, dan aku akan menunjukan lagu lagu itu ke yang sajjangnim untuk debutmu,"

"Kami akan debut dengan laguku?"

"Tentu saja. Lagu siapa lagi?"

"Noona, aku sangat senang, aku sangat mencintaimu," jiyong mengeratkan pelukannya membuat lisa memukulnya pelan

"Aku tidak bisa bernafas ji,"

"Ups hehe," jiyong menirukan lisa mengatakan itu, membuat lisa justru tertawa karena jiyong terdengar sedikit aneh "yang lainnya akan datang sore nanti kan? Boleh aku menelukmu seharian?"

"Kau tidak pulang?"

"Aku tidak akan meninggalkan noona sendirian disini, bagaimana kalau nanti ada pria yang datang lagi kesini,"

"Tsk tidak akan ji, aku hanya akan tidur-"

"Aku juga hanya akan tidur seharian disini denganmu,"

"Kenapa kau sangat keras kepala dan egois hm?" Lisa mencubit pelan hidung jiyong, membuat jiyong mendengus setelahnya

"Aku tidak akan marah kalau noona yang bilang begitu... ngg.. noona, aku memikirkannya semalaman, tapi kurasa aku akan sangat penasaran kalau aku tidak menanyakannya sekarang, aku takut tidak akan ada waktu lagi untukku-"

"Apa yang mau kau tanyakan?"

"Ng... itu, apa kau mau melakukannya denganku? Aku sudah hampir 18 tahun dan kurasa aku sudah cukup dewasa untuk melakukannya"

"Apa yang sedang kau bicarakan?"

"Itu- ng... kurasa akan lebih baik kalau aku melakukannya dengan orang yang dekat denganku, kita sudah berciuman, jadi kurasa kalau kita melakukan itu- maksudku aku tidak akan membuatmu hamil-"

"Ya! Siapa yang membuatmu jadi seperti ini?!" Lisa terkejut mendengarnya, ia langsung duduk disebelah jiyong, menatap tidak percaya bocah laki laki yang kini ikut duduk, menghadapnya dengan wajah merah padam

"Ng... aku hanya penasaran bagaimana rasanya, itu terlihat sangat menyenangkan di video- aku tidak menontonnya semalam, sungguh, hanya saja semalaman bersama noona membuatku-"

"Kau sangat ingin melakukannya?" sela lisa disusul dengan anggukan tegas dari jiyong.

♡÷♡

{P} CAMPINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang