Lisa membuka matanya, cahaya lampu menyakiti matanya hingga ia menutup lagi matanya, menyesuaikan pengelihatannya dengan cahaya lampu disana.
"Lisa? Kau sudah bangun?" Sebuah suara yang cukup familiar membuatnya terkejut.
"Noona! Kau sudah bangun??"
"Ya Tuhan... akhirnya noona bangun, noona mengenaliku?"
"Eomma- appa-" panggil lisa dengan suara serak, tenggorokannya sakit, ia masih belum menyadari keadaan di hadapannya, namun perasaannya kembali tidak enak
"Bisa kalian tinggalkan kami dulu?" Lisa mendengar suara yang familiar itu dan berusaha melihat pemilik suara itu, namun matanya masih terlalu silau untuk melihat sekelilingnya.
"Sayang?" ucap jiyong begitu lisa membuka matanya, mengerjap ngerjapkan matanya, dan melihat jiyong disana, terlihat sangat khawatir, lisa masih terdiam, melihat sekeliling ruangan itu, kamarnya di dorm, dan hanya ada dirinya dan jiyong disana.
"Ng... kepalaku-" pekik lisa sambil memegang kepalanya. Lisa menyesuaikan dirinya dengan keadaan ruangan itu
"Apa yang sakit? Mana? Kepalamu?" tanya jiyong panik
"Sebentar-" pinta lisa dengan suara yang masih serak, mereka berdiam diri untuk beberapa menit, hingga lisa dapat mengendalikan dirinya, hingga lisa cukup kuat untuk duduk, hingga lisa cukup kuat unttuk mencerna semua yang terjadi
"Berapa lama aku pingsan? Bagaimana aku bisa sampai disini?" tanya lisa sambil melihat jiyong yang duduk didepannya, jiyong kecil dengan gigi depan yang masih patah
"Lebih dari 12 jam, yang sajjangnim menemukanmu di gunung, kau pingsan dan jatuh disana," lisa melihat kakinya, ada perban di pergelangan kaki kirinya, lalu di perban lain membalut bagian bawah lutut kanannya, ditangan dan wajahnya pun ada beberapa plester.
"Yang sajjangnim ke gunung?"
"Iya, dia khawatir dan menyusulmu, dia menemukan mobilmu disana jadi dia naik keatas untuk mencarimu, dan dia menemukanmu pingsan,"
"Aku harus pulang ji,"
"Kau sudah pulang lisa, ini rumahmu,"
"Anniyo, aku benar benar harus kembali, aku tidak bisa terus disini, aku-"
"Kenapa kau tidak bisa disini? Kau bisa terus disini, aku membutuhkanmu, tunggulah aku akan mengantarmu pulang-"
"Kau tidak bisa mengantarku dan kita tau itu. Aku merindukan keluargaku, aku merindukan jennie, aku merindukan appa dan eommaku, aku rindu teman-temanku, aku rindu rumahku,"
"Ini rumahmu, percayalah kalau ini rumahmu, orangtuamu sudah menganggapmu meninggal, mereka akan bingung kalau kau kembali, mereka mungkin akan takut melihatmu, aku mohon, aku membutuhkanmu disini,"
"Kau egois ji, aku tidak bisa terus disini, aku harus pulang, aku ingin pulang,"
"Kau yang egois! Kau tau semua ini sulit untukku! Kau tau aku takut! Kenapa kau justru harus pergi sekarang?! Kenapa tidak sejak awal saja kau pergi?!" Bentak jiyong membuat lisa semakin terluka
"Kalau aku bisa aku sudah pergi sejak dulu!"
"Lalu apa sekarang kau bisa pulang?! Kau tidak bisa pergi kemanapun! Jadi jangan berfikir kau bisa meninggalkanku!" Jiyong pergi meninggalkan lisa, keluar dari kamar itu dan membanting pintunya, dengan kaki terkilir lisa berlari mengikuti pria itu. Anak anak lain di ruang tengah melihatnya dan tentu saja menahan lisa agar tidak pergi
"Lepaskan aku!!" Maki lisa dan terus berusaha mengejar jiyong. Jiyong marah karena lisa ingin meninggalkannya tapi di sisi lain jiyong tidak tega melihat lisa yang sangat ingin kembali. Lisa pun sama, ia sangat marah karena jiyong memaksanya untuk tidak pergi tapi justru meninggalkannya saat itu.
"Jiyong! Kwon jiyong!!" Kejar lisa dengan kakinya yang sangat sakit di pakai berlari. Lisa berusaha melupakan rasa sakitnya dan mengejar jiyong. Sementara jiyong terus berjalan, menyembunyikan air matanya, berusaha tidak mendengar lisa yang terus memanggilnya.
"Aku harus pergi! Aku harus kembali! Aku tidak bisa tetap disini dan menghancurkan masa depanmu!! Aku tidak bisa mengagalkan debutmu! Kau tidak akan pernah sukses kalau aku terus disini!" Jerit lisa disusul suara rem mobil berdecit membuat jiyong langsung berbalik.
"Noona!!!" Teriak empat anak lainnya yang dengan jelas melihat sebuah mobil menghantam tubuh kecil lisa, namun ketika lima orang itu berlari ketempat lisa seharusnya tertabrak, lisa tidak disana. Hanya sebuah gelang pemberian jiyong yang ada disana.
♡÷♡
Lisa membuka matanya, karena suara sebuah panggilan masuk mengagetkannya. Lisa melihat sekelilingnya dan menyadari kalau ia terlelap di ranjangnya, ranjangnya sendiri, dirumahnya dan begitu ia melihat hpnya yang terus berbunyi, lisa melihat sebuah panggilan masuk dari hanbin, dengan cepat ia mengangkat telpon itu.
"Sayang~ kau baru saja bangun?" suara ceria dari hanbin membuat lisa hampir menjerit
"Kau masih tidur eoh?" tanya hanbin lagi membuat lisa kembali tersadar dari otaknya yang mulai mencerna segalanya.
"Oppa," ucap lisa pelan
"Akan kemana kau hari ini?" tanya pria itu
"Aku- aku- oppa, aku tutup dulu, jennie eonni butuh bantuanku," ucap lisa dan langsung mematikan telponnya. Lisa berlari kekamar jennie, membuka pintunya dan melihat jennie memakai gaun tidur berbahan sutra, tengah duduk di atas ranjangnya dan memangku laptopnya.
"Eonni!!!" Jerit lisa sebelum jennie sempat berteriak memarahinya, lisa langsung memeluk jennie sambil melihat apa yang ada di layar laptop gadis itu-- mino. Jennie tengah melakukan video call dengan mino.
"Mino oppaa~~" sapa lisa pada mino, melambaikan tangannya sambil memeluk jennie
"Halo lisa~~" balas mino yang juga melambaikan tangannya ke camera laptopnya
"Ya! Apa-apaan kau ini hah??! Ish... berhentilah memakai kaos little pony mu itu lisa! Sana pergi berbelanja untuk camping lusa!" Suruh jennie, lisa melepaskan pelukannya pada jennie dan berdiri didepannya
"Eonni, aku tidak mau pergi camping, aku tidak mau ke gunung lagi, batalkan yaaa??" ucap lisa dengan wajah memohon
"Huh?! Kenapa??"
"Pokoknya batalkan saja, ya ya ya?? Gomawo eonni... saranghae~~~" lisa mengecup pipi jennie dan kabur dari kamar itu, ia mendengar suara jennie berteriak dan tawa mino dari dalam kamar jennie, sebelum kembali ke kamarnya.
Lisa kembali menyalakan hpnya dan melihat berita tentang Big Bang. Tidak banyak perubahan, mereka berlima tetap sukses, sangat sukses. Lisa menelusuri berita tentang mereka, dan tidak menemukan berita kasus marijuana.
Ah jadi begini masa depan yang ku ubah? Apa mereka masih mengingatku?
♡÷♡