07 : crazy

40 4 0
                                    

Lima menit sebelum bel masuk berbunyi. Warga XI IPS 2 mulai ramai, beberapa bahkan telah datang lebih awal dari biasanya karena belum mengerjakan tugas yang di berikan oleh pak arman.

Panji masuk ke dalam kelas santai namun langsung menjadi pusat perhatian. Apa yang ia kenakan saat ini sangat menarik perhatian siswa siswi yang melihatnya.

Bagaimana tidak, celana yang ia kenakan bukan celana sekolah.
Melainkan celana jins hitam seatas lutut, sedikit sobek di bagian kedua dengkulnya. Ditambah lagi kemeja batik yayasan yang sengaja ia keluarkan, dan sepatu kets putih tanpa kaus kaki.

Bahkan rahayupun sampai tak dapat menutup kembali mulutnya yang terbuka.
Galang selaku ketua kelas saat ini sedang tidak berada didalam kelas. Menekuni kebiasaanya dikantin sebelum bel masuk berbunyi.

"Ndy, elo duduk dibangku gua. Gua mau duduk sama aliya". panji mencolek bahu cindy, seolah tak perduli. Cindy mengabaikan kehadiran panji.

"Elo mau pindah, apa gua sobek nih buku". Panji merebut paksa buku milik cindy, cindy berontak mencoba mengambil buku miliknya kembali. Namun apalah daya tangan tak sampai, tubuh panji terlalu tinggi untuk cindy meraih bukunya yang cowok itu angkat diatas kepalanya.

Aliya yang tertidur sambil mengenakan earphone sama sekali tak dapat mendengar kegaduhan yang sedang terjadi didalam kelas.

Dengan malas cindy menuruti panji. "Ambili buku ekonomi gua di laci". Pinta panji setelah melempar tas cindy.
"Males, lo cari aja sendiri". Cindy menggerutu kesal, memalingkan wajahnya seolah tak mendengar apapun.

"Anjrit lo ya!". Panji menyobek kertas buku milik aliya yang tergeletak di meja, mengepalnya lalu melempar kertas itu tepat di kepala cindy.
"Apaan sh lo!". Teriak cindy, tetap masa bodok.

Panji melepas earphone yang terpasang ditelinganya aliya.
Woyy bangunn!!.
Suara teriakan panji seketika membuat aliya bangun.
Telinganya aliya terasa berdengung hebat.

"Aduhh... gilak lo ya!. Apaan sh lo". Aliya memukul bahu panji keras hingga panji mengeraung kesakitan.
"Ngapain lo disinin, pergi lo!".

"Lo yang awas, gua mau duduk di tempat lo!".
Panji berlagak seperti preman, memaksa agar mau memberikan apa yang ia inginkan.
"Gak!. Gua gk mau!". mata aliya dan mata panji beradu pandang. Saling menatap, membesarkan mata mereka masing-masing hingga sebesar mungkin.

Panji mengalihkan pandangannya, tersenyum lirih.
"Ok, gua kasih pilihan ke elo. Elo mau pindah atau gua cium lo ntar". Panji tersenyum menggoda aliya.
Aliya menggidik ngeri, tak mau ambil resiko. Hal terbaik yang harus ia lakukan ya berpindah.

Panji tersenyum menang. Kata andalan yang selalu membuatnya menang ketika melawan perempuan yang bersifat seperti aliya, susah di suruh. Padahal mana mungki ia benar-benar melakukan itu.

Panji menyandarkan bahunya ditembok, mengangkat sebelah kakinya diatas kursi.

Aliya menatap jijik teman sebangkunya saat ini. Penampilan itu, tidak sama sekali memperlihatkan bahwa ia seorang pelajar.

Pak arman masuk kedalam kelas. Sontak panji menurunkan kakinya, menghadapkan tubuhnya kedepan.

Perbuatan lincik yang selalu panji lakukan ketika pelajaraan ekonomi, duduk bersama aliya.
Karna bisa dibilang aliya lumayan pintar di mata pelajaran itu.

"Yak, gua minta nomor wanya amola". Bisik panji ditelinga aliya, membuat aliya terkejut menengok kesebelahnya.
"Hah, buat apa?".

Ck, panji melengos. "Biasa aja kali". Suara panji meninggi, membuat seisi kelas memperhatikannya dan aliya.

INTUISI - Hati 'ku'. [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang