11 : kenalan

41 4 0
                                    

Tak ada yang lebih menyebalkan buat niko selain menunggu. Pagi hari, dihari pertama ia benar-benar tidak lagi menginjakan kaki di asrama dan hari ini juga ia harus bersabar menunggu motornya yang sedang dipinjam oleh ayah mengantar ibunya kepasar.

Kebetulan motor ayah sedang pecah ban tadi malam, sampai sekarang belum juga diperbaiki.
Niko melirik jam di ponselnya, dengan gelisah ia mondar mandir di teras rumahnya.
lama banget sih ayah. Gumamnya dalam hati.

Wajar jika niko terlihat sangat gelisah, biasanya ia hanya perlu jalan beberapa langkah dari asramanya untuk sampai disekolah. Argh!. Niko mengacak-acak rambutnya, menggigit bibir bagian bawahnya.

Kegelisahan niko langsung sirna seketika ketika melihat motor kesayangannya itu muncul dihadapannya. Tak sabar ia langsung menghampiri ayahnya yang masih berada diluar pagar rumahnya.

"Lama banget sih yah". Ucap niko menghalang ayahnya supaya tidak memasukan motor kedalam pagar. "Ibu kamu tuh yang belanjanya lama". Ayah niko malah meledek ibunya yang ia rasa sangat lama berada dipasar.

"Yaudahlah niko berangkat dulu, asalamualaikum". Niko mengecup tangan kedua orang tuanya.

Beberapa meter dari rumah niko, seorang wanita dengan rambut sebahu berlari membelakanginya. Bukan orang lain, melainkan aliya.

"ayok bareng al". Niko memberhentikan motornya.
Jika saja yang ada dihadapannya saat ini bukan aliya, pasti niko ogah menebenginya. Apalagi waktu yang tersisa sangat mepet.

Niko!. Aliya sedikit terkejut dengan kehadiran niko yang mendadak. "Enggak gak usah, sekolah kita beda arah. Nanti elo telat". Dari lubuk hati yang paling dalam, aliya benar-benar tak ingin niko telat hanya karna mengantarnya.

"Gak papa, udah cepet naik". Niko menunjuk jok motornya dengan dagu.

Tak ada pilihan lain buat aliya, memang lebih baik ia segera naik yang bahkan tak ada banyak waktu buat mereka bicara.

Dengan kecepatan maksimal niko mengendarai motornya membelah jalanan, menerobos beberapa mobil dihadapannya. Membuat aliya sedikit ketakutan, tanpa sengaja aliya terus melingkarkan tangannya di tubuh niko.

Akhirnya, laju motor niko merendah ketika hampir berada di gerbang sekolah aliya.
Aliya menarik nafas lega sambil merapihkan sedikit rambutnya yang sejak tadi berterbangan tertiup angin yang maha dahsyat.

"Maaf ya al, kalo gua tadi ngebut-ngebut". Niko menghentikkan motornya tepat di gerbang sekolah. "Iya gak papa, Makasih banyak ya ko".

Aliya!.
Amola menepuk bahu aliya dari samping, nampaknya amolapun baru datang.

"Eh amola". Amola mengembangkan senyumnya pada aliya lalu beralih menatap niko yang tak senja juga sedang menatapnya. "Oh iya, ini niko la. Niko ini amola".

Amola tersenyum pada niko begitupun niko. "Hai". Niko melambaikkan tangannya.
"Gua cabut ya, udah kesiangan". Niko nampak gelagapan sendiri seraya menghidupkan mesin motornya lalu hilang ditikungan jalan.

"Jadi itu yang namanya niko yak". Ucap amola sambil berjalan masuk ke sekolah. Aliya mengangguk tersenyum.
"Lebih ganteng dari fotonya yak".

"Oh iya?". Aliya melangkahkan kakinya lebih cepat hingga membuat amola sedikit tertinggal dibelakang.

Amola menggeleng kepala, arah kelasnya dengan kelas aliya berbeda. Jadi ia mengabaikan kepergian aliya begitu saja, kebetulan satu menit lagi bel akan dibunyikan.

****
"Pokoknya gua gak mau tau, pulang nanti elo harus nepatin janji elo". Aliya duduk berhadapan dengan arga.

Sebelumnya arga berjanji pada aliya jika ia jadian sama cindy maka ia akan membelikan aliya novel best seller yang lagi ngehits abis di sosmed.
Awalnya arga menolak, namun jika sejak awal arga tetap menolak permintaan aliya, yakin arga gak bakalan bisa jadian dengan cindy dengan ancaman aliya yang bejibun.

INTUISI - Hati 'ku'. [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang