30 : Rahasia

37 3 0
                                    

"Udah ntar juga kalo udah waktunya Panji bakalan balik lagi". Arga menyodorkan air mineral dingin kepada Aliya.

Huft... Aliya menegakkan tubuhnya, meraih air mineral di tangan Arga. "Apa artinya status, ujung ujungnya juga sama aja". Memutar kuat tutup botol.

Aliya menatap jalan raya tepat didepan bandara yang nampak sibuk hari ini. Bahkan suara peluit dan klakson dari beberapa kendaraan terdengar memenuhi telinga Aliya. "Aishh...". Keluh Aliya menutup kedua telinganya.

Ckk... Arga menarik tangan Aliya. "Ayok balik".

Sebagai sahabat dekat Aliya sejak kecil, Arga tahu betul bagaimana Aliya. Aliya tidak menyukai tempat bising dan ramai ketika hatinya sedang tidak baik. Ia selalu butuh tempat sepi dan sunyi untuk menenangkan hatinya.

*****

Tiga minggu kemudian.

Libur sekolah telah berlalu. Kini hari baru ditahun baru juga semester baru telah dimulai.

Satu langkah... dua langkah....
Aliya menyusuri koridor sekolahnya. Beberapa siswi terdengar saling menyapa bahkan berteriak bahagia untuk saling menyambut kedatangan mereka satu persatu. Tak ada yang berubah, hanya saja hati Aliya yang berubah menjadi sepi.

Masih dengan kelas yang sama, Aliya melangkah masuk kedalam kelas. Tepat saat itu ia bertemu tatap dengan Cindy. Terlihat masih sama dengan terakhir kali Aliya bertemu dengannya tiga minggu lalu. Cindy masih diam, bahkan selama liburan tak sedikitpun Cindy menghubunginya atau bahkan hanya sekedar untuk menanyakan kabar Aliya.

Aliya tersenyum kecil, lalu mengambil duduk disebelah Rahayu.

"Ngapain lo Al. Bangku elo tuh disana noh, bukan disini". Menunjuk bangku Aliya yang berada disebelah kanan bangkunya. "Boleh kali sekali-kali gua duduk sama elo".

Rahayu menyipitkan kedua matanya menatap Aliya. "Elu dieman ya sama Cindy?".

"Enggak".

"Hilih bohong".

Aliya membuka resleting tasnya, mengalihkan ucapan Rahayu.

Tak lama Mia, Si pemilik bangku yang sesungguhnya datang. "Al elo amnesia?. Tempat elo tuh disana noh noh". Ucap Mia dengan nada noraknya.

"Mulai sekarang kita tukeran tempat duduk. Oke".

"Gak gak gak. Gua gak mau, awas". Bentak Mia menolak ucapan Aliya.

Seolah tak mendengar apapun, Aliya tetap terdiam tanpa bergerak sedikitpun dari bangkunya.

"ALIYA!!". Mia berusaha mengusir Aliya dengan menarik tangannya.

"Namanya juga manusia, siapapun pasti bisa musuhan dong". Suara seseorang tiba-tiba menyahut dari arah lain. Sontak beberapa orang yang berada didalam kelas itu menengok ke arah asal suara.

"Huhh... keong racun satu itu". Batin Aliya dalam hati. Disaat bersamaan juga Cindy menoleh, menatap Tiwi tajam. Sadar Tiwipun membalas tatapan Cindy.

"Kenapa??. Gua salah?".

"B**ch". Ucap Cindy refleks.

INTUISI - Hati 'ku'. [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang