Bab 4

2.2K 133 0
                                    

"Nah..sekarang apa?" Tanya Dita datar pada Ruri yang daritadi hanya diam menatap ke sosok yang sedang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang UKS.

Ruri tersentak dan menoleh ke arah Dita. Menatapnya bingung sebelum kemudian balas bertanya,

"Apa?"

Dita mengedikkan dagunya ke arah sosok yang masih terbujur diam itu,menyiratkan pertanyaan lebih dalam diam,'apa yang akan lo lakukan selanjutnya? Lihat hasil perbuatan lo,makhluk malang itu sampai pingsan karena ulah lo!'

Ruri hanya mengangkat bahu cuek balas menjawab pertanyaan tersirat Dita tadi dengan,'kita lihat nanti saja!'

Dita mendengus kesal tak habis pikir dengan sahabatnya itu kemudian melangkah keluar ruang UKS menuju kelasnya. Masih ada lagi satu hal yang harus dibereskannya akibat dari kekacauan Ruri tadi,-menyelesaikan tugas sejarah mereka berdua,dia dan Ruri dan menyerahkan tugas mereka berdua itu sebelum Bu Retno marah dan akhirnya menghukum mereka berdua. Argh..!



***

Aslan berusaha membuka matanya saat sayup-sayup dia mendengar suara seorang gadis yang tampak sangat kesal pada seseorang.

"Nah..sekarang apa?" Tanya gadis yang ia tidak kenal suaranya itu pada seseorang. Dan seseorang itu menjawab dengan bingung seolah tidak mengerti dengan pertanyaan gadis itu atau mungkin malah tidak mengerti kenapa temannya itu tampak sangat kesal padanya.

"Apa?"

Lalu kemudian senyap dan tak lama kemudian terdengar suara kaki yang menghentak kesal keluar meninggalkan ruangan itu.

Sepi..

Aslan mengangkat tangannya dan menyentuh kepalanya,mencoba mengingat kenapa ia bisa terbaring di atas tempat tidur UKS sekolah mereka dan seketika ia mengerang kesal ketika teringat kenapa ia bisa sampai berada di ruang UKS sekolah mereka ini.

Pasti sekarang teman-temannya sedang membicarakan kejadian di kelas tadi dan mereka pasti berpikir alangkah cupunya dia sampai jatuh pingsan hanya karena seorang gadis menciumnya tiba-tiba. Argh..sial!

Haruskah ia menyalahkan keadaan,kenapa ia tadi pagi telat bangun hingga tidak ada sarapan lagi yang tersisa untuknya dan ia harus bergegas berangkat ke sekolah sangkin takutnya datang terlambat?

Dan..kenapa juga ia malah memilih diam di kelas tadi,mengerjakan setumpuk soal-soal kimia dari buku bank soal kimia bukannya menyingkir ke kantin mengisi perutnya yang sebenarnya sudah kelaparan sebelumnya? Padahal kelas mereka tadi kosong!

Dan astaga..bolehkah ia menyalahkan keadaan lagi,kenapa juga ia punya gula darah rendah padahal ia anak laki-laki yang seharusnya harus selalu tampak kuat dan tangguh dalam segala hal hingga kemudian ia malah jatuh pingsan setelah gadis primadona sekolahnya itu menciumnya?

Oh..malunya! Adakah yang lebih parah dari itu semua?

Aslan kembali mengerang dan seketika suara yang teramat lembut dan merdu menyapa indra pendengarannya.

"Kamu sudah bangun?"

Aslan menoleh kaget. Dipikirnya ia cuma sendiri di ruangan UKS itu dan ia kembali mengerang sambil memijit pelipisnya.

Kenapa ia tidak mati saja tadi? Kenapa ia malah sadar sekarang di bawah tatapan gadis yang sudah merebut ciuman pertamanya? Argh..!

"Are you ok?" Tanya gadis itu khawatir dan sedikit panik ketika melihat Aslan yang kembali menutup matanya sambil memijit pelipisnya pelan.

Akhirnya..  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang