Bab 8

1.7K 112 2
                                    

"Hi..my boyfriend! What are you doing here?"

Sosok itu tersentak kaget,mungkin tak menyangka Ruri akan mendatangi dan menyapanya,bukannya malah bersikap seolah tidak mengenalnya saja,terutama setelah apa yang telah ia lakukan pada gadis itu siang tadi. Dipikirnya setelah kejadian di parkiran sekolah Ruri akan menjauhinya dan pura-pura tidak mengenalnya sewaktu mata mereka berserobok tadi bukannya malah datang menghampirinya dan memanggilnya..

My boyfriend?!

"Dia pacar lo dek?" Tanya Nadhir pada Ruri sambil matanya bolak-balik menatap tak percaya ke arah Ruri dan sosok di balik kemudi mobil itu.

Ruri hanya mengangkat bahunya tak peduli sebagai jawaban.

"Sumpah?" Tanya abangnya masih tidak percaya pada Ruri tapi gadis itu memilih diam tidak menjawab pertanyaan abangnya itu dan malah menatap sosok di balik kemudi itu tajam.

"Gitu ya kamu! Tadi aja pas aku ajakin pulang bareng kamu malah nawarin anterinnya pakai sepeda ajaib kamu itu. Padahal kamu punya mobil keren gini. Tega banget ya kamu sama pacar sendiri!"

"Ini bukan mobilku." Sahut sosok itu datar tanpa melihat ke arah Ruri yang sudah berkacak pinggang menatapnya penuh amarah dari samping mobil Arjuna,temannya.

"Bukan? Jadi ini punya siapa? Alien?!" Tanya Ruri tidak percaya.

Sosok itu menoleh ke sampingnya dan berkata,"ini mobilnya dia." Jawabnya sambil menunjuk ke arah cowok yang duduk di sampingnya yang menatap mereka berdua dengan takjub sedari tadi. Eh..lihatin mereka berdua atau hanya lihatin..Ruri..?

Ruri menatap cowok disamping sosok itu tajam seolah mencoba meyakini bahwa memang cowok itulah pemilik mobil ini.

Arjuna berdehem canggung mendapati tatapan penuh selidik dari Ruri itu. Ia pun keluar dari mobilnya dan mengulurkan tangannya pada Ruri ramah.

"Hai..gue Arjuna. Alien yang lo bilang,pemilik ni mobil."

"Siapa yang ngajak lo memperkenalkan diri?" Ruri menatap uluran tangan itu dengan sepasang alisnya yang mengerut indah. Seolah tak habis pikir dengan apa yang sedang dilakukan cowok di depannya itu. Mengulurkan tangannya padanya? Seolah ia mau saja menjabat tangan itu. Ih..mimpi sana!

Arjuna menarik kembali uluran tangannya yang tidak disambut Ruri itu sambil terkekeh pelan.

"Iya juga ya? Anggap gue iklan aja deh..ngenalin diri gue sendiri. Kali aja ntar lo nya suka ke gue."

Ruri menatap sinis cowok di depannya semakin tak habis pikir mendengar ucapan cowok itu yang menurut Ruri nggak jelas dan ngayal habis. Gimanapun dilihat dari sudut mana aja Ruri nggak bakalan suka sama cowok itu! Bukan tipenya banget. Pecicilan dan sok ganteng meskipun yah..wajahnya lumayan ok juga.

Ruri mengalihkan tatapannya kembali ke sosok di balik kemudi yang masih betah duduk di dalam mobil sport yang katanya bukan miliknya itu.

"Tetap aja kamu nggak boleh gitu ke aku Singa. Tega banget sih ngajakin aku pulang pakai sepeda ajaib kamu itu. Ompung-nya ompung aku aja belum tentu punya sepeda seperti kamu itu meskipun hidup di zaman penjajahan. Heran..nemu dimana sih kamu sepeda aneh gitu?"

Aslan,cowok yang tetap enggan keluar dari mobilnya Arjuna meskipun sang pemilik mobil sudah memberinya kode agar keluar dari mobilnya,hanya mengedikkan bahunya acuh menjawab kalimat panjang Ruri.

"Ih..nggak mau tahu..pokoknya besok kamu harus nganterin aku pulang tapi nggak pakai sepeda ajaib kamu itu ya! Aku nggak mau naek sepeda gitu pulangnya. Kapan nyampai rumah aku coba kalau pakai sepeda gitu kamu nganterinnya?"

Dan Ruri langsung berlalu dari hadapan Aslan begitu ia selesai mengeluarkan titahnya dengan langkah kaki yang menghentak kesal. Meninggalkan Arjuna yang masih melongo bingung bersama Nadhir yang tak kalah shock-nya nggak percaya kalau adik semata wayangnya sudah punya pacar dan pacarnya itu..?

"Itu tadi beneran adik lo bang?" Tanya Arjuna tak yakin pada Nadhir yang masih menatap Aslan dan punggung adiknya yang menghilang ke dalam mobil mereka dengan tidak percaya.

Nadhir menatap Arjuna tajam.

"Kenapa? Naksir lo? Awas aja! Gue sembelih habis lo ya!"

Dan Arjuna hanya bisa meringis mendengar nada penuh ancaman Nadhir yang disertai dengan gerakan memotong di depan leher sebelum akhirnya seniornya itu melangkah pergi menyusul adiknya masuk ke dalam mobil mereka.

"Kok malah gue yang di-awas-awasin ya Lan? Kan lo yang udah pacaran sama adeknya." Tanya Arjuna bingung ke arah Aslan.

"Dia bukan pacar gue!"

Arjuna langsung menoleh cepat ke arah Aslan begitu mendengar kalimat cowok itu.
"Hah? Seriusan? Sumpeh lo?!" Tanya Arjuna dengan sedikit bersemangat. Kesempatan,pikirnya.

Aslan mengangguk mantab.

"Lo benaran nggak pacaran sama tu cewek? Tapi kok dia manggil lo boyfriend-nya?" Tanya Arjuna sedikit ragu.

Aslan hanya mengangkat bahunya acuh menjawab pertanyaan Arjuna.

Arjuna kemudian menatap Aslan tajam seolah mencoba menunggu sesuatu di wajah Aslan ketika akhirnya ia berkata,"kalau gitu gue boleh dong ya jadiin tu cewek pacar gue secara lo bilang tadi dia bukan pacar lo? Lo nggak keberatan kan Lan? Lo nggak ada rasakan sama dia?"


***



Sorry baru update..masih ada yang nungguin cerita ini nggak?



Wassalam

30 Juli 2017

Akhirnya..  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang