Bab 14

1.7K 121 0
                                    

( Dewa : Selimut Hati )

Ni lagu pas banget rasanya mewakili perasaannya Arjuna. Dengerin deh guys 😁

***

Sorry lama baru bisa update. Nih aq langsung post gitu selesai nulis. So..met baca n enjoy it ya 😘

***

"Siapa?"

Ruri menoleh ke pria yang duduk disebelahnya, menatap padanya penuh tanya.

"Bukan seseorang yang penting lagi."

Pria itu mengerutkan keningnya dalam. Tapi akhirnya ia memilih diam tidak bertanya lebih jauh lagi. Gadis disebelahnya pasti akan langsung bercerita padanya jika ia memang ingin. Jadi dia akan menunggu saja sampai gadis itu yang akan menceritakan semuanya padanya.

Dan tidak lama kemudian ponsel pria itu berdering nyaring memecahkan kesunyian diantara mereka berdua. Ia mengambil ponselnya dari dalam sakunya, melihat id caller-nya dan seketika ia tahu siapa yang dimaksud Ruri dengan 'seseorang yang tidak penting lagi' itu.

"Apakah 'dia' yang barusan meneleponmu?" Tanya pria itu tersenyum ke arah Ruri sambil menunjukkan layar ponselnya pada Ruri sebelum ia menjawab panggilan teleponnya itu.

Ruri terbelalak kaget tidak menyangka orang yang barusan meneleponnya malah menghubungi pria yang berada di sebelahnya.

"Ya..ada apa?" Tanya pria disebelah Ruri langsung pada orang yang meneleponnya itu.

"...."

Pria itu menoleh ke arah Ruri dan tersenyum sebelum menjawab,"yap..dia bersamaku sekarang. Kenapa?"

"...."

"Iya..dia baik-baik saja dan baru aja selesai syuting."

Ruri mendongak ke langit malam. Yah ia memang baru saja menyelesaikan syutingnya untuk hari ini. Dan alangkah terkejutnya ia tadi ketika selesai syuting sudah mendapatkan cowok disebelahnya ini berdiri tepat di depannya dengan senyum lebar terkembang. Ketika Ruri bertanya kenapa laki-laki itu bisa sampai ke Jepang menyusulnya bukannya sibuk berkutat dengan kasus-kasusnya yang bejibun,laki-laki itu hanya menjawab santai,"gimana aku bisa fokus kerja,kalau aku nggak bisa lihat kamu? Sehari tanpa melihat kamu aja aku udah stres gimana kalau tiga hari coba? Gila aku udah ini."

Ruri mendengus kala itu mendengar gombalan receh yang sudah seringkali laki-laki itu lontarkan padanya. Tapi mau tak mau tetap saja ada desir hangat yang merayapi hatinya mendengar gombalan laki-laki itu. Yah..laki-laki itu memang sudah terbiasa hampir setiap harinya selalu menemui Ruri. Tak jarang kadang sudah hampir tengah malampun ia tetap mampir ke apartemen Ruri hanya sekedar untuk melihatnya saja. Bahkan ketika Ruri keluar kota pun ia akan selalu menyusul Ruri. Alasannya yah itu tadi,dia tidak bisa kalau tidak melihat Ruri meskipun hanya satu hari saja. Dasar lebay!

Dan sekarang disini lah mereka berdua,menatap langit malam di lokasi syuting Ruri menunggu Dita menyelesaikan semua keperluan Ruri sebelum mereka kembali pulang ke hotel untuk beristirahat.

"...."

"Di Jepang."

"...."

"Sejak tiga hari lalu."

"....."

"Belum tahu..semua tergantung sang aktris yang suka mood-mood-an. Kalau mood-nya bagus,dua atau tiga hari lagi mungkin syutingnya bakal selesai."

Ruri mendengus mendengar ucapan pria disebelahnya yang jelas-jelas menyindir mood-nya yang rusak parah sejak ia memutuskan menyerah pada cintanya terhadap Aslan.

Akhirnya..  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang