Bab 20

1.4K 108 0
                                    

"Mata kamu kenapa Ri?!"

Refleks Ruri menyentuh sudut matanya begitu mendengar seruan kekagetan seseorang yang suaranya terdengar familiar di telinganya.

Ia mendongak dan tersentak kaget menemukan Aslan yang tampak shock melihatnya.

Ada apa dengan cowok itu? Kenapa dia bisa sampai bereaksi seperti itu?

Arjuna juga seketika mendekatkan wajahnya ke arah Ruri dan memeriksa kedua mata gadis itu dengan sangat teliti dan hati-hati.

Tidak ada apa-apa..

"Ada yang sakit nggak?" Tanyanya penuh kekhawatiran yang sangat pada Ruri.

"Nggak..." Jawab Ruri menggelengkan kepalanya.

"Benaran? Perasaan tadi aku udah berusaha nggak melukai wajah kamu lah. Jadi nggak mungkin ada yang luka ya kan?" Tanya Arjuna dengan tangan merangkum wajah Ruri dan jari-jarinya memeriksa setiap inchi wajah kekasihnya itu dengan seksama sekali lagi takut ada yang terlewat oleh matanya.

"Memang nggak ada kok." Kata Ruri meyakinkan.

Lalu kenapa Aslan sampai kaget gitu,tanya Arjuna dalam hatinya tidak habis pikir.

Arjuna kemudian mendongak menatap Aslan yang kini sudah terduduk tidak jauh dari tempat mereka. Mukanya pucat pasi dan matanya membeliak lebar ke arah Ruri. Tampaknya ada sesuatu yang sudah mengguncangnya.

Tapi apa..?

Arjuna bangkit dan mengulurkan tangannya mengajak Ruri untuk bangkit juga. Ruri menerima uluran tangan Arjuna itu dan bersama mereka berdua berjalan mendekati Aslan.

"Lo kenapa Lan? Ada apa?" Tanya Arjuna khawatir pada Aslan. Di tepuk-tepuknya wajah Aslan. Tapi Aslan masih diam dengan wajah shock.

"Lan.. Lo kenapa? Jawab gue!" Teriak Arjuna semakin khawatir melihat keadaan Aslan.

Aslan mengerjab kemudian menoleh ke arah Arjuna.

"Jun..ma..mata..Ruri..?"

"Iya.. kenapa matanya?" Tanya Arjuna bingung tak habis pikir kenapa Aslan malah kaget gitu lihat mata kekasihnya. Ruri juga tampak mengerutkan keningnya bingung melihat sikap dan kelakuan Aslan yang lain dari biasanya.

"Ma..matanya..a..abu..abu..Jun" jawab Aslan terpatah-patah menjelaskan pada Arjuna.

Arjuna terdiam sebentar mencoba mencerna ucapan Aslan namun seketika kemudian ia tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Aslan.

"Ya ampun bro..kirain kenapa..nggak tahunya..?"

Aslan mengernyit bingung melihat Arjuna yang terbahak-bahak pun dengan Ruri yang menghembuskan napas lega padanya.

Apa ada yang salah dengan ucapannya? Kenapa mereka semua menertawakannya?

"Matanya abu-abu Juna.." kata Aslan mencoba menjelaskan sebab kekagetannya. Mungkin dengan itu mereka akan mengerti dan berhenti tertawa.

Tapi Arjuna hanya menjawab santai dengan gedikan di bahunya..

"Lalu..?"

Aslan terdiam. Haruskah ia mengatakan bahwa gadis kecil yang selalu dicari dan dinantinya selama ini memiliki bola mata berwarna abu-abu dan mempunyai nama yang sama dengan Ruri..?

"Dari dulu mata cewek gue abu-abu kali Lan. Kemana aja lo selama ini kok baru tahu? Sampai shock gitu lagi lihatnya. Norak tahu!" Kata Arjuna dengan nada yang sedikit geli ke arah Aslan.

Aslan seketika kaku mendengar ucapan Arjuna tadi. Bukan hanya karena Arjuna mengklaim Ruri sebagai miliknya tapi lebih kepada fakta yang selama ini tidak dia ketahui.

Mata Ruri memang abu-abu!

Dan..Kalimat Arjuna tadi benar-benar menamparnya.

Yah..kemana aja dia selama ini hingga hal sepenting itu luput dari pengamatannya?

Terlebih ketika ia mendengar tawa mengejek dari Dita,sahabat Ruri padanya.

Ia tahu Dita selama ini kurang suka padanya karena sikap dan tingkah lakunya pada Ruri. Dan mungkin ia memang pantas mendapatkan itu semua!

"Yah..Ruri memang lebih sering pakai contact lens sih karena selain matanya minus Ruri juga nggak suka orang jadi terpesona gitu lihat warna matanya. Kayak lo barusan tadi."

Hah? Kenapa dia sampai tidak tahu ya? Kalau dipikir-pikir apa yang ia tahu tentang Ruri selama ini selain bahwa gadis itu selalu membuntutinya selama sembilan tahun ini dan sekarang malah berpacaran dengan sahabatnya sendiri?

"Tapi Ruri kadang kan nggak pakai contact lens kalau dekat lo. Masa lo nggak nyadar sih? Masa baru tahunya sekarang?"

Lagi-lagi Aslan terdiam. Ucapan Arjuna benar-benar menohoknya.

Yah..kenapa dia bisa nggak nyadar? Ngapain aja dia selama ini? Apa dia terlalu fokus pada masa lalu dan mengejarnya hingga tidak sadar apa yang terjadi di sekitarnya? Kenapa dia tidak pernah tahu kalau sebenarnya mata Ruri abu-abu?

Karena dia memang tidak pernah memperhatikan Ruri! Dia tidak pernah sungguh-sungguh menatap matanya!

Astaga..!

Aslan menghapus wajahnya frustasi. Semoga ini hanya kebetulan saja. Semoga gadis yang sudah disia-siakannya selama ini bukan gadis kecil dari masa lalunya. Semoga mereka berdua sosok yang berbeda!

Karena kalau semua ini bukan kebetulan semata..maka..

"Udah ah..balik yok.." Arjuna menggandeng lengan Ruri dan membawanya menjauh.

Aslan menatap mereka berdua dengan nanar sampai kemudian dia bangkit berdiri dan berlari mengejar mereka berdua.

Ia harus memastikan semuanya!

"Jun.." Aslan menarik tangan Arjuna keras tanpa sadar.

Arjuna mengernyit dan menoleh bingung ke arah Aslan seolah berkata tanpa kata,'apa?'

"Gue perlu bicara sama Ruri. Boleh?" Tanyanya penuh harap pada Arjuna. Ia tidak percaya ini..sekarang ia harus meminta izin Arjuna untuk berbicara pada Ruri. Padahal sebelumnya ia bebas mau bicara atau tidak pada gadis itu. Dan ia lebih memilih mengacuhkan gadis itu dulu bahkan ketika Ruri mencoba menurunkan egonya dan mengajaknya mengobrol terlebih dulu.

Arjuna menoleh ke arah Ruri bertanya dalam tatapannya. Dan ketika Ruri menggeleng,bahu Aslan seketika merosot lemah.

"Sebentar saja Ri. Ada yang mau aku tanyain.."

Aslan masih mencoba membujuk Ruri. Tapi Ruri malah menatap Arjuna seolah tidak suka dengan permintaan Aslan tadi.

"Sorry..lain kali aja ya Lan. Cewek gue kecapaiannya kayaknya. Mo istirahat dulu." Jawab Arjuna mewakili Ruri dan kemudian berjalan meninggalkan Aslan dengan merangkul Ruri penuh sayang.

Aslan menatap semua itu dengan tidak percaya. Apakah selama ini ia sudah sangat menyakiti Ruri hingga untuk sekedar menjawab pertanyaannya saja gadis itu tidak sudi? Bahkan tadi Arjuna yang menjawab tanyanya pada gadis itu.

Ah..Dia sungguh berharap semoga Ruri bukan gadis yang sama dengan gadis kecil yang selama ini dicarinya. Semoga ia tidak melakukan kesalahan besar dengan menyia-nyiakan gadis yang memang sudah dicarinya dari dulu.

Astaga.. sebenarnya selama ini dia ngapain aja? Kenapa hal sepenting ini luput dari perhatiannya?




***








Wassalam

29 September 2017

Akhirnya..  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang