Bab 24

1.5K 104 12
                                    


( Raisa feat Maruli Tampubolon ; Butterfly )

***

Arjuna berjalan mondar-mandir di ruang apartemen Ruri dengan gelisah. Bolak-balik ia melihat jam tangannya.

Ah..kemana sih perginya gadisnya itu?

Tadi sehabis makan siang bareng mereka berpisah di parkiran karena Ruri tiba-tiba ingat harus ke suatu tempat dan membawa mobil Arjuna begitu saja meninggalkan Arjuna terdiam di parkiran. Dan tidak lama kemudian Aslan tiba-tiba menghubungi Arjuna memintanya untuk bertemu di kafe tempat biasa mereka nongkrong. Akhirnya Arjuna pergi menemui Aslan dan langsung pulang ke apartemen Ruri setelah itu. Tapi sampai jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan aneka masakan kesukaan Ruri sudah terhidang di meja,gadisnya belum juga pulang ke apartemen. Bahkan cake ultah yang sengaja Arjuna beli tadi juga masih teronggok begitu saja di lemari es menunggu Ruri pulang untuk di potong.

Ah..kemana sih dia? Padahal biasanya kalau urusannya sudah selesai Ruri selalu pulang ke apartemen,istirahat.

Perasaan Arjuna mendadak tidak enak. Kembali coba dihubunginya Ruri tapi seperti yang tadi-tadi, gadisnya tidak juga mengangkat teleponnya. Arjuna juga tadi sudah menghubungi Dita dan abang Ruri dan jawaban mereka semua sama,Ruri tidak ada bersama mereka.

Jadi kalau begitu kemana perginya Ruri? Apakah tiba-tiba ia merasa menyesal menerima lamarannya dan pergi entah kemana meninggalkan Arjuna?

Ya Tuhan..jangan sampai itu terjadi! Kalau Ruri sampai meninggalkannya, bagaimana ia akan menjalani hidupnya nanti?

Ruri..

Ruri..

Ruri..

***

Ruri terbangun dengan perasaan tidak nyaman. Kepalanya terasa berat dan sakit. Ada apa dengannya?

Perlahan Ruri membuka matanya dan tersentak bangun kala menyadari bahwa ia sekarang tidak berbaring di atas ranjangnya dan ia juga tidak sedang berada di dalam kamarnya.

Dimana ini? Kenapa ia bisa berada di tempat ini? Kamar siapa ini?

Ruri memegang kepalanya yang semakin sakit kala ia mencoba mengingat kenapa ia bisa berakhir di tempat ini. Dan bagaimanapun ia mencoba mengingatnya ia tidak bisa ingat sama sekali.

Ah..hangover sialan!

Disibaknya selimutnya dan seketika ia langsung menjerit.

Astaga! Ia tidak mengenakan apa-apa di balik selimut itu. Hanya pakaian dalamnya saja yang masih melekat.

Oh Tuhan..apa yang sudah ia lakukan? Kenapa ia bisa begini?!

Dan matanya hampir meloncat keluar sewaktu sosok yang sangat familiar di matanya tiba-tiba keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan selembar handuk yang melilit di pinggangnya menatap Ruri penuh tanya. Pasti karena teriakannya tadi.

"A..Aslan?" Tanyanya bingung tak habis pikir kenapa ia bisa berada di kamar Aslan dan berbaring di atas ranjang laki-laki itu.

"Ke..kenapa aku bisa ada disini?" Ruri menyuarakan ketidaktahuannya dengan nada terbata. Sungguh ia sangat takut dengan apa yang mungkin terjadi. Ia takut mendengar jawaban Aslan. Semoga semua tidak seperti yang ia takutkan!

"Kamu nggak ingat? Sama sekali?" Tanya Aslan berjalan menghampirinya. Rambutnya masih sedikit basah dan meninggalkan jejak-jejak air yang mengalir membasahi leher dan dadanya yang Ruri baru tahu kalau sangat sandareable banget.

Ruri menggeleng dan hal itu malah semakin membuat kepalanya terasa sakit.

Oh ya ampun..

"Minum ini..biar kepala kamu nggak sakit lagi."

Aslan menyodorkan sebutir pil dan segelas air kepada Ruri yang rupanya sudah tersedia di atas nakas dekat tempat tidur laki-laki itu.

Ruri menerimanya dengan penuh terima kasih. Dan seketika ia teringat pada Arjuna. Biasanya laki-laki itu yang selalu mengurusinya kalau ia begini.

Arjuna..apa kabar kekasihnya itu?

"Sudah merasa agak baikan?" Tanya Aslan tidak lama kemudian.

"Mungkin obatnya baru bekerja sebentar lagi dan rasa sakit di kepala kamu akan hilang. Sekarang sebaiknya kamu mandi saja. Perlengkapan mandi dan handuknya sudah aku sediakan di kamar mandi."

Ruri mendongak. Ia tidak percaya ia bisa berada di kamar Aslan sekarang. Padahal dulu sekedar masuk ke apartemennya saja,Aslan tidak mengizinkannya. Tapi sekarang..?

"Ayo..mandilah..aku akan membuatkan sarapan untukmu. Ini pakaian gantimu." Aslan menyodorkan kausnya kepada Ruri yang baru diambilnya dari lemari pakaiannya.

"Tidak apa-apa kan pakai ini dulu? Baju kamu masih aku laundry."

Ruri mengangguk dengan masih kebingungan. Begitu banyak pertanyaan yang berseliweran di benaknya menuntut jawaban. Tapi mungkin nanti setelah ia selesai mandi dan berpakaian yang layak ia akan mencari tahu.
Diterimanya kaus Aslan itu kemudian ia melilitkan selimut di tubuhnya sebelum ia berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

Aslan mengangkat sebelah alisnya melihat tingkah Ruri itu dan ia tidak bisa menahan lidahnya untuk berkata,

"Kenapa harus sok malu-malu gitu? Padahal tadi malam aku sudah melihat semuanya."

Ruri sontak berpaling dan menatap Aslan tajam. Rasa mual dan ingin muntah seketika menghampirinya. Ia sampai tersentak mundur ke belakang mendengar ucapan Aslan itu.

Aslan bilang apa tadi?

"A..apa..maksudmu?" Tanya Ruri penuh kengerian. Mukanya sudah berubah pias, ngeri memikirkan apa yang sudah terjadi semalam.

Oh Tuhan jangan bilang kalau ia sudah melakukan suatu kesalahan besar dengan Aslan.

"Kamu benaran tidak ingat?" Tanya Aslan lagi.

Ruri diam. Ia mencoba menggali ingatannya lebih dalam.

Selesai makan siang dengan Arjuna semalam ia pergi ke pemakaman kedua orangtua teman kecilnya dulu. Kemudian ia bertemu Aslan disana. Kemudian.. karena ingin mengusir rasa shock akibat ucapan Aslan di pemakaman itu yang terasa tidak masuk akal di telinganya,ia pergi ke club, minum-minum sampai mabuk. Kemudian..ponselnya berdering..ia mengangkatnya tanpa melihat id caller-nya karena berpikir itu pasti Arjuna dan langsung meminta kekasihnya itu untuk menjemputnya di club yang biasa ia datangi. Setelah itu ia tidak sadar lagi dan kemudian malah terbangun di tempat tidur Aslan pagi ini.

Ya ampun..apakah yang menelponnya semalam adalah Aslan dan ia juga kah yang kemudian menjemputnya ke club lalu membawanya kemari? Lalu..lalu..apakah laki-laki itu juga yang sudah melucuti pakaiannya?

Wajah Ruri semakin pias.

Ya Tuhan..

Apa yang harus ia katakan pada Arjuna sekarang? Padahal semalam sewaktu mereka makan siang bareng,Arjuna baru saja mengatakan akan datang melamarnya minggu ini kepada keluarganya.

Lantas..Sekarang..bagaimana ia akan menikah dengan Arjuna kalau pagi ini ia malah terbangun di atas tempat tidur laki-laki lain?

Arjuna..

Arjuna..

Arjuna..

Bagaimana ini?


***





Wassalam

12 Oktober 2017

Akhirnya..  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang