Bab 17

1.5K 112 2
                                    


( Raisa : Usai Disini )

***

"Aku udah pacaran sama Arjuna. Kami resmi berpacaran tadi malam."

Aslan terpaku diam di tempatnya tidak tahu harus bagaimana. Berita ini benar-benar mengguncang dunianya. Pun ketika Ruri berdiri meninggalkannya seorang diri di meja makan resto hotel itu ia masih tetap duduk kaku di tempatnya. Tidak berdiri dan berusaha mengejar Ruri. Ia sungguh shock tidak pernah menyangka Ruri akan memilih Arjuna daripada dirinya. Padahal selama ini Ruri selalu berada disampingnya bagaimanapun sikap dan perlakuannya pada Ruri.

Kalau sudah begini ia harus bagaimana? Haruskah ia bersaing dengan Arjuna? Saudara yang selalu ada dan membantunya selama ini?

Dan mau tak mau ingatan Aslan melayang ke masa-masa awal ia bertemu dengan Arjuna,sahabat terbaiknya sekaligus saudara seperjuangannya.

***

"Nih.. makan.."

Aslan mendongak ke arah anak laki-laki yang menyodorkan sepotong roti ke arahnya. Anak laki-laki itu tampak seumuran dengannya hanya saja lebih tinggi darinya dengan bola mata sehitam malam yang kini menatapnya hangat.

Aslan menggeleng pelan,mendorong roti itu kembali ke arah anak laki-laki itu. Ia tahu anak laki-laki itu pasti kelaparan juga. Di tempat ini memperoleh makanan sangat sulit dan harus berjuang mati-matian. Anak laki-laki itu tadi pasti sampai harus berkelahi dengan anak yang lain untuk mendapatkan sepotong roti itu. Dan Aslan tidak akan tega memakan hasil jerih payah anak itu.

"Ayo..makanlah!" Anak laki-laki itu meletakkan roti itu di tangan Aslan, tidak menerima penolakan.

"Seharian ini aku perhatikan kau belum ada makan apapun juga kan? Jadi makanlah ini. Nanti kalau kau sampai sakit pasti akan lebih susah lagi."

Aslan hampir saja menitikkan air matanya mendengar ucapan anak laki-laki itu kalau saja ia tidak merasa malu pada anak laki-laki itu dan memilih menahan air matanya sekuat tenaga. Ia sungguh merasa terenyuh. Sudah beberapa hari ini ia berada di tempat ini, tidak ada satupun yang memperhatikannya. Baru anak laki-laki di depannya inilah yang peduli padanya.

"Ayo makanlah!" Seru anak itu kembali menyuruh Aslan memakan roti itu. "Tenang saja..Aku tadi sudah makan. Roti ini memang sengaja aku ambil untukmu."

Dan Aslan pun langsung melahap roti itu dengan cepat. Ini adalah roti terenak yang pernah ia makan meskipun sudah tidak lembut lagi dan tidak berbentuk lagi karena mungkin ketika anak laki-laki itu tadi berebutan dengan anak yang lain untuk mendapatkannya,rotinya sudah jatuh atau berpindah-pindah tangan tapi tetap saja Aslan merasa ini adalah roti terenak dan terlezat yang pernah ia makan karena diberikan oleh seseorang yang peduli padanya.

"Kenapa kau bisa berada di tempat ini?" Tanya anak laki-laki itu sedikit penasaran pada Aslan setelah ia menyelesaikan makannya. Ditatapnya Aslan penuh selidik. Penampilan Aslan tampak bersih dan rapi tidak kucel atau kotor seperti anak jalanan yang kadang tertangkap dan dibawa oleh dinas sosial ke tempat ini. Hanya raut wajah Aslan saja yang tampak kuyu dan sangat sedih membuat anak laki-laki itu ingin sekali bisa menghiburnya dan menjadi temannya.

"Kedua orangtuaku meninggal akibat kecelakaan. Aku cuma anak semata wayang. Kedua orangtuaku juga anak tunggal. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Oleh tetanggaku aku di antar ke tempat ini." Aslan bercerita panjang lebar pada anak laki-laki disebelahnya. Hal yang tidak pernah dilakukannya pada siapapun. Ia memang termasuk anak yang tertutup dan susah bergaul dengan orang lain. Hanya kepada kedua orangtuanya yang kini sudah pergi meninggalkannya sebatang kara di bumi ini sajalah ia bisa sangat terbuka dan bercerita panjang-lebar.

Anak laki-laki itu mengangguk mengerti. "Aku juga tidak punya siapa-siapa lagi. Kedua orangtuaku juga sudah meninggal."

Jeda sejenak sebelum akhirnya anak laki-laki itu mengulurkan tangannya.

"Aku Arjuna. Mulai sekarang kita keluarga. Kita akan memiliki satu sama lain. Aku akan menjagamu."

Aslan tersenyum haru dan menyambut uluran tangan anak laki-laki itu. "Aku Aslan. Aku juga akan selalu menjagamu."

Sejak itu mereka selalu bersama dan saling melindungi satu sama lain. Mereka berdua menciptakan dunia mereka sendiri di tengah lingkungan yang sulit. Mereka merajut mimpi-mimpi mereka dan berjanji akan berusaha sekuat mungkin untuk mewujudkannya. Aslan bercerita pada Arjuna ia ingin sekali bisa menjadi seorang dokter tapi tidak menceritakan alasan bahwa ia sebenarnya ingin menjadi dokter karena anak perempuan yang ia temui di depan ruang IGD sewaktu menunggui kedua orang tuanya yang kritis. Anak perempuan yang bercerita ingin memiliki seorang suami di masa depan seperti ayahnya yang seorang dokter. Arjuna bermimpi ingin menjadi pengacara semata-mata karena ia tidak menyukai ketidakadilan seperti yang sering terjadi di lingkungan tempat mereka tinggal. Ia ingin bisa membela yang lemah dan berjuang untuk keadilan. Mereka berdua memilki sifat dan watak yang bertolak-belakang. Aslan yang tertutup dan Arjuna yang supel. Aslan yang tenang dan Arjuna yang tidak bisa diam. Tapi entah bagaimana mereka bisa saling melengkapi satu sama lain.

Kemudian ketika Aslan menginjak kelas X SMA dan Arjuna kelas XI SMA datang seorang pria yang mengaku sebagai paman Arjuna yang sudah mencari Arjuna kemana-mana dan baru menemukan Arjuna saat itu membawa Arjuna pergi dari panti asuhan tempat mereka tinggal ke rumahnya.

Aslan jadi tinggal sendiri di tempat itu tanpa Arjuna lagi yang menemaninya. Ia merasa sedih awalnya dan berpikir Arjuna pasti akan pergi selamanya meninggalkannya dan melupakannya begitu saja. Tapi ternyata hal itu tidak terjadi. Hampir setiap hari Arjuna datang mengunjungi Aslan dan membawakannya makanan yang enak-enak dan buku-buku yang Aslan sukai. Rupanya paman Arjuna termasuk orang yang sangat berada. Dan ternyata kekayaan pamannya itu sebagian besar adalah milik Arjuna,warisan bagian ayah Arjuna yang dulu meninggalkan rumah kakeknya karena kakeknya melarang ayahnya menikah dengan ibunya. Ayahnya memilih meninggalkan rumah kakeknya dan semua kekayaan yang menjadi miliknya waktu itu karena bersikeras tetap ingin menikahi ibunya yang bukan dari keluarga yang berada. Sampai bertahun-tahun kemudian,ketika kakeknya sekarat ia menyuruh putra bungsunya untuk mencari ayahnya. Tapi sayang waktu mereka menemukan tempat tinggal Arjuna dulu,ayah dan ibunya sudah meninggal. Dan Arjuna berada di panti asuhan. Mendengar itu,kakeknya yang sangat menyesal telah melarang putranya menikah dengan wanita yang sangat dicintainya,langsung meninggal sebelum sempat bertemu dengan Arjuna.

Arjuna juga lah yang sudah mengajari Aslan menyetir mobil dan mengajaknya ikut balapan liar di malam ketika Arjuna melihat Ruri yang juga ikutan balapan liar bersama abangnya dan langsung jatuh hati pada gadis itu waktu itu.

Dan ketika malam itu Arjuna bertanya apakah Aslan menyukai Ruri dengan pasti Aslan menjawab tidak karena memang pada saat itu ia tidak menyukai Ruri dan masih menyimpan asa bisa bertemu dengan gadis kecil yang ditemuinya di rumah sakit tempat kedua orang tuanya dilarikan sewaktu mengalami kecelakaan. Lagipula saat itu Aslan pikir Arjuna memang lebih cocok untuk Ruri. Mereka sama-sama berasal dari keluarga terpandang. Arjuna pasti bisa mengantar-jemput Ruri dengan mobil sport-nya. Sementara Aslan hanya memiliki sepeda ontel sebagai kendaraannya pergi dan pulang sekolah. Itupun ia pinjam dari Pak Kusdi,penjaga panti asuhan tempat ia tinggal. Jadi bagaimana mungkin ia bisa bersaing dari Arjuna dan bersanding dengan Ruri meskipun gadis itu tetap terus berada disampingnya hingga sembilan tahun ini?

Tapi kenapa tadi ketika Ruri mengatakan kalau ia sudah menjadi kekasih Arjuna ada sakit yang sangat terasa menghujam ke jantungnya padahal bukankah dari dulu ia sudah berpikir bahwa mereka berdua memang cocok untuk bersama? Apakah itu artinya ia mulai menyukai Ruri dan tidak rela gadis itu menjadi kekasih Arjuna? Lalu bagaimana dengan gadis kecil di masa lalunya yang hingga kini masih terus dicarinya tapi belum juga ia temukan,apakah ia harus melupakannya dan kembali berjuang untuk mendapatkan kembali cinta Ruri? Tapi bagaimana dengan Arjuna,apakah ia mesti bersaing dengan sahabatnya itu?

Ah...


***








Wassalam

27 Agustus 2017


Akhirnya..  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang