31. Kehilangan Jejak

1K 40 0
                                    

LORD REEGAN

Pikiran ku kalut, sangat kalut sekarang. Aku tidak tahu lagi harus kemana mencari nicca. Semua nomor nya tidak dapat di hubungi. Ya Tuhan apa lagi ini, aku tidak ingin kehilangan wanita yang ku cintai. Persetan dengan perusahaan dan uang 40 miliyar yang di bobol tania, aku tahu max sudah mengurusnya dengan baik. Percakapan dengan seorang office boy di hotel milik nicca tadi membuatku menganga lebar dan hampir tak percaya.

Flashback on

Sesampainya di london aku memacu mobil ku dengan kecepatan penuh menuju pusat kota tepatnya hotel bintang lima milik keluarga glorry itu. entah mengapa perasaan ku sangat kalut sekarang bahkan ini masih jam 7 pm, aku tidak peduli. Yang ku fikirkan adalah keselamatan nicca dan jangan sampai nicca jatuh ke tangan rey. Sedari awal aku mulai curiga pada rey yang tiba tiba melamar nicca begitu saja. Cinta pandangan pertama? Aku mengalaminya, dan itu jatuh kepada nicca tapi aku baru menyadarinya sekarang. Semuanya butuh waktu untuk memahami perasaan, tidak bisa instan begitu saja.

Keluar dari mobil zac dengan kasar lalu berlari menuju meja resepsionis

"Selamat pagi dengan Jintya Qwel dari Glorry Hotel, ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis itu ramah.

"Saya mencari kamar hotel yang di tempati oleh que- maksudku Nona Glorry" jelasku to the point.

Terlihat dari raut wajahnya ia menegang lalu merileks kembali

"Ms. Glorry sudah keluar dari kamar hotel VVIP lantai 25 nomor 612 sejak kemarin malam" jelas jintya ramah sambil memandang layar monitor

"Apa kau tahu kemana perginya dia?" Tanya ku sedikit emosi

"Saya tidak tahu tuan, itu privasi dia" jawabnya ramah

"BERITAHU SAYA SEKARANG!!" Bentak ku kesal. Aku tahu ada yang di sembunyikan di sini

"sudah saya katakan saya tidak tahu tuan. Lebih baik ada pergi dan jangan membuat keributan disini" ucap resepsionis itu tegas sambil menunjuk arah pintu keluar.

damn!

Arg! Resepsionis sialan!

Aku harus bagaimana?

Aku terus bertanya kepada seluruh pegawai hotel mengenai nicca namun tak ada yang berani menjawabnya. Apakah serahasia itu hingga nicca memerintahkan seluruh pegawainya untuk tutup mulut.

Hingga seorang office boy yang mungkin sudah tua, terlihat dari name tag nya 'henri' mendekat ke arah ku yang tengah terduduk di kursi taman hotel. Sepertinya ia seorang tukang sapu hotel.

"Selamat siang pak? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya nya ramah

Aku mengelap wajah dengan kedua tangan ku lalu mendongak

"Saya tengah mencari tahu keadaan nona glorry sekarang, apa bapak tahu mengenai hal itu?" Tanya ku langsung

"Ti..dak" henri menegang lalu hendak beranjak

"Saya mohon pak, saya di beri perintah oleh Mr. glorry ketua direktur dari glorry corp untuk menjemput nona zacqueen dari sini. Jelaskan semua padaku pak" pinta ku

"Memang semua pegawai disini diperintah untuk tutup mulut oleh manager kami, saya tidak tahu tujuan nya apa..

Henri menghela nafas lalu kembali berbicara

"Semalam pukul 2 pagi Ms. Glorry baru pulang dengan tampilan acak acakan, pakaian yang berbeda dari sebelum dia berangkat bersama pria-

"Siapa pria itu pak?" Tanya ku memotong ucapanya. Aku tahu ini tidak sopan tapi aku penasaran

Lord And Queen IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang