33. Straight Line

1K 45 0
                                    

LORD REEGAN

Mengerjapkan mata ku secara perlahan dan menyesuaikan cahaya putih menyilaukan di ruangan ini. Aku terbangun dari tidur panjang ku setelah mengalami kecelakaan waktu itu. Aku bersyukur masih di beri kesempatan hidup hingga sekarang. Terlihat papa dan mama ku berdiri lalu menghampiri ku.

"Reegan, kau sudah sadar nak?" Tanya mama sambil mengusap usap lengan kanan ku

"Ha..us ma" ucapku serak hampir berbisik

Mama menyodorkan segelas air mineral dan mengarahkan sedotannya ke arah ku. Dengan cepat aku meminum dan terasa segar saat melewati kerongkongan ku.

"Ma?" Panggil ku. Mama mendongak

"Sudah berapa lama aku tidur?"

"3 hari" jawab mama sambil mengusap usap rambutku lembut.

"Reegan" panggil papa tiba tiba yang sedari tadi hanya diam

"Ya pa?" Jawabku

"Maafkan papa, gara gara papa marahin kamu, kamu jadi kecelakaan" jelas papa menunjukan raut wajah menyesal

"Tidak usah minta maaf pa, ini murni kecelakaan. Lagi pula reegan tidak apa apa" jawabku sambil tersenyum tipis

Papa tersenyum lalu kembali menanyakan pertanyaan yang membuatku membulatkan mata

"Ada hubungan apa kamu sama keluarga glorry?"

Astaga queen, sekarang bagaimana keadaannya!

"Pa, aku ingin menemui queen" pinta ku yang sama sekali tidak nyambung dengan pertanyaan papa

"Queen, siapa?" Tanya papa bingung

"Dia Zacqueen, CEO glorry corp"

"Adiknya zacheus?" Tanya papa memastikan, aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Dia di rawat di kamar sebelah, hingga sekarang belum sadar juga. kondisinya sangat memprihatinkan" jelas papa dengan raut wajah sedih yang membuat ku menegang

"Pa aku ingin ke sana!" Tegas ku.

"Tapi kondisimu-"

"Sekarang!"

"Baiklah" jawab papa pasrah

Papa dan mama membawaku menggunakan kursi roda karena kondisi tangan kiri dan kaki ku masih di gips. Saat pintu di ketuk beberapa kali munculah kak zac dari dalam

"Reegan" panggil zac dengan raut wajah kaget "kau sudah sadar?" Sambungnya

"Aku baik baik saja kak. Dimana queen? Apa dia juga baik baik saja kak?" Tanya ku tak sabaran

Zac menjadi murung kembali lalu membawa ku masuk menuju samping ranjang nicca.

Air mata ku lolos begitu saja melihat keadaan nya. Wajah yang begitu pucat, Mata yang masih tertutup rapat, Luka hitam di sekujur tubuhnya dengan wajah yang sedikit.. berbeda?

"Kenapa wajah nya sedikit berbeda kak?" Tanya ku pada zac

"Dia habis menjalani operasi. Terdapat luka permanen di wajahnya jadi jalan satu satunya adalah operasi." Jelas zac lalu menunduk, sepertinya menahan air matanya

Mata ku kembali berkaca kaca

"Queen, maafkan aku" bisik ku yang jelas jelas tidak dapat di dengat oleh nicca

"Andai aku bisa mengulang waktu semuanya tidak akan terjadi seperti ini. Andai saja aku tidak memilih tania dan memilih bersama mu, kau tidak akan terluka seperti ini queen. Andai- ah terlalu banyak berandai ya queen?" Aku terkikik di akhir sambil berurai air mata.

Entah kenapa aku sangat cengeng sekarang, melihat keadaan nicca yang masih menutup rapat matanya membuat ku merasa jatuh ke dasar jurang yang terdalam aku gagal menjaga nya, menjaga orang yang ku cintai.

1 minggu kemudian

Silau cahaya matahari menerobos masuk ke dalam ruangan yang memaksaku untuk membuka mata. Aku masih berada di ruangan queen tepatnya di samping bangkar. Aku berdoa setiap hari setiap saat, berharap queen membuka matanya saat aku berada di sampingnya. Aku merindukan senyumnya, merindukan polosnya, sikap dingin nya dan ketusnya. Memutar kembali memory saat saat aku bersama queen membuat ku berurai air mata.

"Queen? Kau mendengar ku?" Tanya ku bodoh

"Ah pasti tidak" aku terkekeh sambil tersenyum pahit.

"Queen, apa kau masih betah menutup mata mu? Apa kau mimpi indah di sana?" Tanya ku lagi.

Sebuah tepukan ringan di pundak ku membuat aku menoleh ke arah kanan, ternyata zacky. Setiap hari zac dan zacky berjaga bergantian karena harus menjaga perusahaan mereka. Aku tidak tahu nasib perusahaan ku, yang pasti semua keputusan berada di tangan zac.

"Sabarlah, dia wanita kuat. Dia akan baik baik saja" ucap zacky meyakinkan ku. Aku hanya mengangguk patuh lalu kembali menghadap queen dan mengusap rambutnya lalu memeluknya sebisa ku.

1 bulan kemudian

Sudah 30 hari, queen tidak membuka matanya. Aku benar benar khawatir saat ini. Ucapan dokter kala itu membuat ku ketakutan setengah mati bila nona glorry tidak sadar dalam waktu lebih dari 1 bulan, kemungkinan hidupnya semakin kecil karena jantungnya akan semakin lemah.

Astaga apa yang harus ku lakukan!!

Queen ku mohon sadar lah

Semua orang tengah berkumpul di sini. Ada aku, zac, zacky, nathaniel, grandma, grandpa keluarga glorry dan kedua orang tua ku.

"Queen, ku mohon bangun" rengek ku sambil mengguncang guncangkan tubuhnya pelan

"Apa kau tidak ingin melihat wajah tampan ku lagi?"

"Kau tidak merindukan ku queen?"

"Jawab aku queen!!" aku kembali terisak. Sungguh aku tidak ingin kehilangannya

"Queen, aku berjanji setelah kau sadar aku akan secepatnya melamarmu dan membawa mu ke pelaminan. Aku mencintaimu queen" runtuh sudah bendungan air mata ku, di posisi aku masih tengah memeluk tubuh nicca hanya menggunakan tangan kiri ku.

Jantungku berdebar keras, nafas ku tersengal sengal dan mata yang membulat dan hampir meloncat seketika, mendengar layar pendeteksi detak jantung yang tiba tiba menjerit dan menampilkan garis lurus. Dokter dan para suster berlari tergopoh gopoh menuju ruangan nicca dan menyuruh kami semua keluar. Semua orang di sini tengah berurai air mata menunggu keputusan dokter. Setelah beberapa menit, dokter keluar dengan wajah murung

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi nona glorry tidak bisa di selamatkan"

BUM !!!

.

~Lord & Queen Ice __ 612~

Thank You
To Be Continued
Ig : Anggunika_12

Lord And Queen IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang