Di jaman Ahala Ceng, yaitu pada masa kaisar-kaisar Boan-ciu berkuasa di Tiongkok, di kalangan Kang-ouw banyak terdapat jago-jago silat yang nama-namanya sangat masyhur di seluruh negeri. Salah seorang antaranya adalah Sin-tui Lie Poan Thian, yang ilmu tendangannya sangat dimalui orang, sehingga ia memperoleh nama julukan Sin-tui tadi, yang dalam bahasa Indonesia berarti si Kaki Sakti.
Adapun Lie Poan Thian ini asalnya orang residensi Cee-lam dalam propinsi Shoa-tang, putera tunggal dari Lie Tek Hoat, seorang pabrikan beras yang kaya raya.
Nama Poan Thian yang sebenarnya ialah Lie Kok Ciang, tetapi dari sebab belakangannya ia telah menjagoi di daerah lima propinsi utara dari Tiongkok, yaitu Shoa-tang, Ho-lam, Ho-pak, Siam-say dan Shoa-say yang lazim disebut orang "Separuh Jagat", (sedangkan seluruh Tiongkok disebut "Seluruh Jagat"), maka nama aslinya lambat-laun telah dilupakan orang dan berganti menjadi Lie "Poan Thian", yang berarti orang she Lie yang menjagoi di separuh jagat Tiongkok.
Lie Poan Thian ini pada masa mudanya adalah seorang yang berbadan lemah dan kerap dihinggapi penyakit, oleh sebab itu ayahnya sangat masygul dan kuatir, kalau-kalau sang putera yang sebiji mata itu tak dapat berumur panjang. Maka dari itu juga, Tek Hoat telah berikhtiar sedapat mungkin untuk membikin puteranya menjadi seorang yang kuat sehat dan tak berpenyakitan pula, biarpun untuk itu ia mesti keluar uang yang bukan sedikit jumlahnya.
Pada suatu hari ketika Tek Hoat sedang berjalan-jalan ke pasar, tiba-tiba ia menampak banyak orang berkerumunan tengah menonton suatu pertunjukan. Maka Tek Hoat yang juga tertarik oleh perhatian orang banyak itu, lalu ia sendiri pun iseng-iseng maju menghampiri dan kemudian menyelesup masuk di antara mereka, agar supaya dapat menonton dari tempat yang lebih dekat. Tatkala maju sampai ke baris penonton yang berdiri paling depan, di situ ia menampak seorang penjual silat yang sedang bersilat sendirian dengan amat asyiknya.
Perawakan si penjual silat ini tegap dan kuat, gerak geriknya sebat dan lincah, Tek Hoat sendiri tak mengerti ilmu silat, tetapi dengan menyaksikan sambutan tepuk tangan riuh dari pihak orang banyak yang berkumpul di situ, maka ia menarik kesimpulan, bahwa permainan silat orang itu tentunya cukup baik untuk mendorong rasa kagum orang. Maka selama turut menonton, Tek Hoat jadi teringat kepada puteranya yang berbadan lemah itu.
"Jikalau anakku dapat diajarkan ilmu silat," demikianlah pikirnya, "tentulah lambat-laun ia akan menjadi seorang yang bertubuh sehat dan kuat seperti penjual silat itu."
Oleh karena mendapat pikiran begitu, maka timbullah di dalam hati orang tua itu suatu keinginan akan mengundang si penjual silat akan menjadi guru puteranya. Tetapi karena pertunjukan itu masih berlangsung, maka ia pikir paling betul akan mengutarakan pikiran itu nanti saja, jikalau pertunjukan itu telah bubaran.
Maka sebegitu lekas pertunjukan berakhir dan para penonton bubaran dengan perasaan puas, barulah Lie Tek Hoat menghampiri si penjual silat itu sambil memberi hormat dan berkata: "Tuan, aku ada suatu urusan yang hendak kurundingkan dengan dikau. Oleh karena itu, sudikah kiranya kau ikut aku mampir ke sebuah kedai arak, agar supaya kita dapat berunding di sana dengan secara leluasa?"
Si penjual silat yang mendapat tawaran begitu, sudah tentu saja jadi heran dan tak mengerti apa maksud Tek Hoat yang sebenarnya. Ia tak kenal Tek Hoat, seperti juga ia percaya Tek Hoat pun baru pernah bertemu padanya di saat itu. Tetapi karena ia melihat Tek Hoat orangnya manis budi dan sopan santun, lagi pula ia berpakaian pantas, maka ia lantas mengabulkan undangan orang tua she Lie itu.
Begitulah kedua orang itu lalu mampir ke sebuah kedai arak yang terdekat. Di situ Tek Hoat lalu panggil seorang pelayan, yang lalu diminta akan menyediakan arak dan beberapa macam hidangan guna menjamu si penjual silat itu.
Dalam pembicaraan yang berlangsung selama mereka makan minum itu, Tek Hoat baru mengetahui, bahwa si penjual silat itu berasal dari residensi Thay-goan dalam propinsi San-see, she An bernama Chun San.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Persilatan
AdventureDi jaman Ahala Ceng, yaitu pada masa kaisar-kaisar Boan-ciu berkuasa di Tiongkok, di kalangan Kang-ouw banyak terdapat jago-jago silat yang nama-namanya sangat masyhur di seluruh negeri. Salah seorang antaranya adalah Sin-tui Lie Poan Thian, yang il...