29. Penyesalan Ca-kee-chungcu

400 11 0
                                    

Ketika Ca Tiauw Cin mendengar begitu, sudah tentu ia jadi heran dan berbalik menanyakan: "Toako, maafkanlah kepadaku yang bodoh ini, aku sungguh tidak bisa mengerti apa maksud omonganmu itu. Oleh sebab itu, sudilah apa kiranya Toako berbicara dengan kata-kata yang lebih sederhana dan jelas, sehingga dengan begitu, dapat juga aku membantu apa-apa untuk membereskan persoalan ini."

Pemuda kita jadi tertawa menjindir sambil berkata: "Ca Lo-suhu, aku percaya kau juga tentu belum lupa dengan halnya piauw-su Cin Kong Houw yang bendera lambangnya — maaf, Ca Lo-suhu — kau telah curi dengan maksud untuk "merobohkan mereknya" di kalangan usaha pengangkutan. Kemudian kau telah melukakan juga padanya dengan secara bergelap.

"Perbuatan itu sebenarnya tidak bisa dimaafkan. Tetapi lantaran mengingat kepada persaudaraan di kalangan Kang-ouw, maka aku telah bujuk padanya buat bikin habis saja persoalan ini dengan jalan kau meminta maaf atas kekhilafanmu dan kembalikan juga kepadanya bendera lambangnya yang telah kau curi itu. Maka selain urusan bisa jadi beres dengan secara damai, bagi kedua pihak pun tidak sampai mengalami peristiwa-peristiwa lain yang tidak enak. Tetapi belum tahu bagaimana pendapat Ca Lo-suhu?"

Wajahnya Ca Tiauw Cin dengan mendadak jadi berubah merah tempo mendengar omongan itu.

Ia sebenarnya tidak menduga, jikalau kunjungan Lie Poan Thian ini adalah hubungannya dengan urusan Cin Kong Houw, dan jikalau ia ketahui hal ini dari di muka, sudah pasti tak mau ia bertemu dengan pemuda kita ini. Tetapi karena urusan itu telah ketelanjuran dibicarakan, maka dengan sikap yang menandakan kurang senang ia lantas berkata: "Tuan Lie, urusan ini sebenarnya tidak ada sangkut-pautnya meski dengan siapapun juga. Oleh karena itu, aku sangat harap supaya kau jangan campur tangan dalam urusanku ini. Aku tidak melarang atau merasa iri hati terhadap setiap orang yang pandai berusaha dengan secara jujur atau curang, asalkan itu jangan menyinggung atau membusukkan nama orang lain seperti apa yang pernah diperbuat oleh Cin Kong Houw itu.

"Aku juga ada dapat dengar tentang namanya yang terkenal di kalangan Kang-ouw sebagai seorang piauw-su yang jujur dan boleh dipercaya. Tetapi janganlah menganggap bahwa diri sendiri paling jempolan di kolong langit, sehingga berani membuka mulut besar dan mengaku sanggup untuk bertanding dengan ahli silat yang mana juga di seluruh jagat Tiongkok.

"Tidak tahunya, ketika aku saksikan sendiri ilmu kepandaiannya, bukan saja masih terlalu jauh dari sempurna, bahkan orang-orangku sendiri barangkali masih banyak yang mampu tandingi padanya."

Oleh karena mendengar omongan Ca Tiauw Cin yang begitu menusuk hati, keruan saja Poan Thian jadi mendongkol dan lalu menyindir sambil berkata: "Ya, ya, akupun bukan tidak percaya tentang ilmu kepandaianmu yang kau katakan jempolan dan paling sempurna itu, tetapi aku belum mau percaya itu seratus persen, pada sebelum menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.

"Aku suka mengindahkan setiap orang gagah yang jujur dan suka melakukan segala perbuatan dengan secara berterang, tetapi..... aku tidak senang dan tidak bisa menghargakan terhadap perbuatanmu yang telah kau unjukkan di hadapan Cin Piauw-su itu!"

Ca Tiauw Cin jadi sengit dan segera berbangkit dari tempat duduknya dengan wajah kemerah-merahan bagaikan kepiting direbus.

"Tuan Lie!" katanya dengan suara keras, "sekarang aku ingin tahu, ada apakah hubungannya antara kau dan Cin Kong Houw itu, sehitigga kau mesti ikut-ikutan kurang senang dalam suatu hal yang sudah terang tidak ada sangkut-pautnya seperti pengakuanmu sendiri tadi?"

Poan Thian jadi tertawa menjindir sambil menjawab: "Ca Lo-suhu, kau harus ketahui, bahwa Cin Kong Houw itu adalah "guruku" sendiri! Apabila sang guru mengalami hinaan dari orang lain, apakah orang yang jadi muridnya boleh tinggal peluk tangan saja melihat dari kejauhan dengan hati dingin? Beruntung juga peristiwa itu telah terjadi selagi aku tidak ada di Kim-leng. Jikalau pada waktu itu aku tidak keluar bepergian ke mana-mana, aku tidak tahu apa jadinya sekarang ini."

Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang