"Belum tahu semenjak kapan ia keluar bepergian?" Poan Thian bertanya pula.
"Sudah empat hari," sahut yang ditanya.
"Kalau begitu," kata In Liong yang campur bicara, "baiklah kita kembali lagi di hari esok saja pada waktu begini."
Poan Thian menyatakan setuju.
Begitulah setelah minta si toosu kecil itu supaya suka manyampaikan kepada gurunya tentang kunjungan mereka itu, pe¬muda kita lalu mengajak In Liong kembali ke rumah makan tempat mereka menginap.
Di hari esoknya pada waktu yang bersamaan, kedua orang itu kembali telah berkunjung ke kelenteng tersebut, tetapi lagi-lagi mereka telah "pulang kosong", berhubung Tie Hwie Taysu belum kembali dari bepergiannya. Begitu juga setelah mereka pulang pergi sampai beberapa kali dan tidak juga bisa menjumpai toosu tua itu, lambat-laun mereka jadi timbul rasa curiga, kalau-kalau Tie Hwie memang sengaja menyuruh muridnya menjawab yang agak menyimpang, biarpun sebenarnya ia ada dalam kelenteng tersebut dan tidak pergi ke mana-mana.
Maka sambil berjalan pulang setelah berkunjung berkali-kali dengan tidak dapat menyampaikan maksudnya, akhirnya kedua orang itu lalu berembuk akan coba melakukan penyelidikan ke situ di waktu malam hari.
Apabila ternyata benar Tie Hwie tidak ada di dalam kelenteng, urusan itu boleh dianggap saja sebagai suatu hal yang kebetulan, tetapi apabila ia ada di kelenteng, dan sesungguhnya tidak mau bertemu dengan mereka, mereka boleh coba menanyakan dan menegur atas perbuatannya yang tidak manis itu.
"Cara ini memang bisa berakibat tidak baik dan berarti juga penanaman benih permusuhan antara kita dan dia," kata Lie Poan Thian. "Tetapi urusan meminta akan kita berbuat begitu. Apa boleh buat......"
"Asalkan kita jangan berlaku sembrono dan kurang taktis," menasehati Hoa In Liong.
Poan Thian menyatakan mufakat dengan omongan itu.
Demikianlah sesudahnya selesai dahar dan bersedia apa yang perlu untuk melakukan pengintipan menurut rencana yang mereka atur tadi, maka pada malam itu juga Poan Thian dan In Liong lalu menuju ke kelenteng Ceng-hie-koan dengan masing-masing mengenakan pakaian yang ringkas untuk berjalan di waktu malam hari.
Sesampainya di muka kelenteng tersebut, kembali mereka berunding dari arah mana mereka akan memasuki kelenteng itu. Tetapi In Liong yang selalu bisa berlaku hati-hati, mendadak dapat pikiran lain yang segera dinyatakan pada adik seperguruannya itu.
"Cara ini baiklah kita jangan lakukan dahulu," katanya. "Aku di sini ada suatu cara yang akan dapat melancarkan penyelidikan kita ini dengan tidak mesti mengalami risiko begitu besar sebagaimana apa yang kita pikirkan pada siang hari tadi."
"Cobalah tuturkan tindakan apa yang hendak kau lakukan itu," meminta Lie Poan Thian.
"Jikalau kita melakukan penyelidikan ini dengan berduaan," kata Hoa In Liong. "niscaya kita akan terlibat berduaan pula, apabila urusan sampai tak dapat diselesaikan dengan secara damai. Maka dari itu, apakah tidak baik kalau aku saja yang melakukan pekerjaan ini, sedangkan kau boleh menunggu dahulu akan melihat hasil-hasil dari pekerjaan yang akan datang itu?"
"Ya, jikalau dipandang sepintas lalu, tindakanmu itu memang ada benarnya juga. Tetapi oleh karena mengingat yang kau belum pernah kenal atau melihat romannya Tie Hwie Taysu, apakah urusan ini tidak akan jadi gagal apabila nanti kau berjumpa dengan seorang yang romannya bersamaan dengan toosu tua itu?" Poan Thian berkata dengan rupa yang menyatakan keragu-raguannya.
"Justru karena aku tidak kenal padanya," kata In Liong, "maka kukira segala perbuatanku itu masih mudah akan diperbaikinya, apabila nanti aku berbuat kekeliruan, sedangkan jikalau itu diperbuat olehmu yang memang kenal padanya, niscaya urusan bisa berubah menjadi permusuhan, yang kukuatirkan, tidak mungkin disudahi tanpa ada salah seorang yang "keluar" dari situ dalam keadaan utuh. Apakah barangkali Su-tee tidak memikirkan sampai di situ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Persilatan
AdventureDi jaman Ahala Ceng, yaitu pada masa kaisar-kaisar Boan-ciu berkuasa di Tiongkok, di kalangan Kang-ouw banyak terdapat jago-jago silat yang nama-namanya sangat masyhur di seluruh negeri. Salah seorang antaranya adalah Sin-tui Lie Poan Thian, yang il...