"Salah seorang muridnya In Cong yang bernama Wie Hui, akhirnya telah melarikan diri dari Po-to-sie, setelah dapat memahamkan ilmu Pek-houw-kang dengan sebaik-baiknya.
In Cong Sian-su sendiri mula-mula tidak mengerti apa sebabnya sang murid itu telah melarikan diri, apalagi kalau mengingat bahwa ia itu adalah seorang yang tidak suka mencari setori dan bisa hidup rukun di antara sesama kawan seperguruannya.
Begitulah beberapa orang muridnya telah diperintah akan pergi mencari kepadanya di daerah-daerah sekitar pegunungan itu dan di tepi daratan yang berdekatan, tetapi murid-murid itu telah kembaIi dengan memberikan laporan, bahwa orang yang cari itu tidak dapat diketemukan.
Paling belakang karena orang melihat pakaiannya pemuda itu telah diketemukan di tepi jurang yang di bawahnya terletak lautan yang sangat luas dan dalam, maka orang segera menarik kesimpulan, kalau-kalau Wie Hui itu telah membunuh diri dengan jalan menyebur ke dalam laut, walaupun tidak terdapat tanda-tanda yang mengunjukkan dengan tegas, bahwa tindakan itu telah diambil oleh Wie Hui karena dialaminya se¬suatu peristiwa dalam penghidupannya selama berdiam di kelenteng Po-to-sie tersebut. Oleh sebab itu. selanjutnya orang telah tidak mencoba pula akan mencarinya.
Tahu-tahu ketika pada suatu hari ada salah seorang sahabatnya In Tiong yang berkunjung ke Po-to-sie, barulah diketahui, bahwa Wie Hui itu sekarang telah menjadi seorang penjahat yang namanya mulai dikenal oleh pihak yang berwajib, tetapi sampai sebegitu jauh belum ada seorang pun yang mampu membekuk murid yang sesat itu.
In Cong yang mendengar kabar itu sudah tentu saja tak berbeda dengan seorang yang mendadak mendengar suara guntur di hari terang, dan ia marah bukan main pada Wie Hui, yang dianggapnya telah berkhianat kepadanya dan merusak nama baik perguruan ilmu silat cabang Siauw-lim yang terbesar di seluruh Tiongkok.
Barang siapa yang mengkhianat atau menodakan nama baik rumah perguruannya," kata paderi tua itu, "ia harus dihukum dengan jalan membunuh diri atau dibunuh dengan secara kekerasan!"
"Demikianlah menurut kata salah seorang muridku, tatkala aku perintah ia membawa surat ke sana untuk memperingati pada In Cong, agar supaya murid yang begitu jahat bisa lekas dibasmi pada sebelum keburu ia melakukan lebih banyak kejahatan yang membikin namanya cabang Siauw-lim jadi semakin "jatuh" di matanya khalayak ramai.
"Akhir-akhirnya karena In Cong sendiri tak mempunyai murid lain yang ilmu kepandaiannya lebih tinggi daripada Wie Hui, maka ia telah minta supaya aku di sini pun turut mengikhtiarkan akan mencari salah seorang atau beberapa orang saja yang bisa dimintakan bantuannya untuk membasmi muridnya yang telah berkhianat itu, asalkan permintaan itu diajukan kepada orang-orang dari golongan kita juga.
"Maka waktu aku menyaksikan ilmu kepandaianmu yang begitu bagus dan aku percaya tak ada di bawah daripada Wie Hui, aku jadi ingat pada pesanan In Cong pada beberapa bulan yang lampau itu. Hanya belum tahu apakah kau bersedia akan bantu melaksanakan usaha orang tua itu, yang mengalami peristiwa tidak enak dan mungkin juga karena ini akan kejadian hilang muka dan "turun merek" dalam pandangan saudara-saudara dan saudari-saudari kaum lain di kalangan Kang-ouw?"
Poan Thian yang memang berhati tabah dan tidak suka mendengar segala perbuatan yang melanggar tata-tertib dan kesusilaan umum, dengan lantas menyatakan kesediaannya untuk membantu, sehingga Wie Hui dapat dibasmi dan nama baiknya In Cong Sian-su terbebas pada tuduhan orang banyak sebagai seorang guru yang tak mampu mengajar murid.
"Aku sendiri sebetulnya hendak pergi ke Tiong-ciu untuk memberitahukan kepada kakakku di sana tentang pernikahanku yang akan dilakukan sekembalinya aku dari sana," kata pemuda kita. "Tetapi karena mengingat bahwa itu hanya bersangkutan dengan suatu perkara perseorangan saja yang masih boleh ditunda, maka aku pikir urusan ini akan kudahulukan penyelesaiannya, selagi perbuatannya Wie Hui belum seberapa menghebat. Karena jikalau ia telah memperoleh banyak kawan yang turut serta dalam "perjoangannya", mungkin juga aku seorang tidak cukup untuk membasmi kejahatannya manusia busuk itu sehingga tercabut sampai ke akar-akarnya. Hanya belum tahu sekarang Su-kouw hendak atur bagaimana tentang penyelesaiannya urusan ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Persilatan
AdventureDi jaman Ahala Ceng, yaitu pada masa kaisar-kaisar Boan-ciu berkuasa di Tiongkok, di kalangan Kang-ouw banyak terdapat jago-jago silat yang nama-namanya sangat masyhur di seluruh negeri. Salah seorang antaranya adalah Sin-tui Lie Poan Thian, yang il...