12. Pelarian Tawanan Militer

716 12 0
                                    

Si pemuda tampak tertarik mendengar penuturan orang tawanan yang agak samar dan aneh itu. Dan ketika Poan Thian coba menanyakan tentang duduknya perkara, yang telah membikin orang itu ditawan dan akan dibunuh, maka orang tawanan itu lalu menuturkan riwayatnya sebagai berikut:

"Aku ini adalah seorang she Cin bernama Kong Houw," katanya, "asal orang dari Ho-lam. Sedari muda aku gemar sekali ilmu silat, maka hampir tak sempat menaruh perhatian pada ilmu surat. Tatkala usiaku telah dewasa dan menikah, aku telah menerima undangan jenderal Bu Goan Kwie yang berkedudukan di Ho-lam juga, untuk menjadi guru silat dalam tangsi tentara.

"Pada lain tahunnya isteriku telah meninggal dunia, hingga semenjak itu tak berniat pula aku akan beristeri pula. Tetapi sang nasib yang jail telah bikin aku tertarik dengan seorang bunga raya yang bernama Ya Beng Cu, yang lalu aku pelihara sebagai gundik. Kita hidup dengan rukun sehingga beberapa bulan lamanya.

"Pada suatu hari ia bertemu dengan Poo Tin Peng, putera Poo Co Ciong yang memangku jabatan Toa-to-sie-wie (pengawal kaisar) di kota raja. Manusia busuk ini yang mengandal pada pengaruh bapaknya yang ternyata menjadi pengawal kesayangan raja, bukan saja suka berlaku sewenang-wenang dan tidak segan melakukan segala perbuatan yang melanggar perikemanusian, tetapi juga ia tak malu akan mengganggu anak-isteri orang baik-baik dengan tidak memandang bulu. Hal mana pun tidak terkecuali bagi diriku, walaupun aku juga ada seorang militer yang memangku jabatan Tong-leng (komandan) dari tangsi Tok-piauw-eng.

Manusia busuk Poo Tin Peng itu ternyata telah tergiur hatinya oleh perempuan lacur gundikku itu!

Kali ini si jahanam agak "see-jie" akan mengunjuk aksinya dengan secara terang-terangan, karena ia tahu bahwa aku ini bukan seorang yang boleh diperlakukan sesukanya dengan tidak melakukan perlawanan apa-apa. Oleh sebab itu, ia terpaksa pura-pura mengundang aku ke suatu perjamuan makan, dimana aku telah diloloh sehingga mabuk.

Tahu-tahu ketika aku tersadar dari mabukku, aku telah diborgol dan berada di sebuah kamar tahanan!

Aku lalu memperotes atas penangkapan itu, karena aku sendiri tidak mengetahui apa kesalahanku, sehingga mesti diborgol sebagai seorang persakitan. Tetapi protesku itu tidak dihiraukannya.

Kemudian aku lalu digiring oleh sekawanan orang-orang militer, yang katanya akan bawa aku ke kota-raja buat memeriksa perkaraku terlebih jauh.

Sesampainya di luar halaman kamar tahanan, barulah ada seorang sahabatku yang telah memberitahukan kepadaku, bahwa aku akan dibinasakan oleh Poo Tin Peng dengan meminjam tangan orang-orang militer tersebut!

Tetapi aku hadapi nasib buruk itu dengan tenang dan tanpa mengeluh, karena aku telah yakin, bahwa bintangnya kawanan dorna-dorna itu sedang terangnya, sedang semua orang pun seolah-olah membenarkan atas sepak terjang mereka yang amat tidak patut itu.

Demikianlah duduknya perkara yang benar, sehingga akhirnya Thian menurunkan kau sebagai bintang penolongku.

Maka setelah kau ketahui sebab musabab mengapa aku telah ditawan, sekarang adalah giliranku akan menanyakan she dan namamu, agar supaya nama itu bisa terukir buat selama-lamanya di dalam hati sanubariku!"

Sementara Lie Poan Thian yang mendengar penuturan yang sangat menjengkelkan itu, dengan roman yang gusar lalu berseru: "Ah, sungguh terkutuk benar si jahanam Poo Tin Peng itu! Jikalau manusia yang seperti ini dibiarkan hidup di dunia, niscaya dunia yang sudah rusak ini akan jadi semakin bejat, semakin kotor! Marilah kita basmi padanya bersama-sama!"

Cin Kong Houw yang mendengar anjuran dan kesanggupan pemuda kita, dengan tidak terasa lagi segera jatuhkan dirinya berlutut di tanah sambil berkata:

"Saudara, setelah kau menghidupkan jiwaku, sekarang kembali kau hendak mengorbankan jiwamu buat aku, hingga aku Cin Kong Houw biarpun mati dan kemudian hidup kembali, niscaya tak akan mampu membalas budi kebaikanmu yang teramat besar itu!"

Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang