09. Kecurangan Ketua Sam-liong-hwee

952 16 0
                                    

"Kalau begitu," sahut Lie Poan Thian, "aku suka terima kebaikan tawaranmu itu. Tetapi dimanakah adanya patok-patok itu?"

Lauw Sam-ya lalu menunjuk pada sebuah lapangan di sebelah timur sambil berkata: "Itu, di sana. Apakah kau sanggup menumbangkan semua patok-patok itu?"

Lie Poan Thian lalu mengamat-amati pada ketiga perangkat patok-patok yang terpendam dalam tanah, kemudian ia mengangguk-anggukkan kepalanya sambil berkata: "Ya, ya, itu semua aku sanggup tumbangkan atau patahkan dengan kaki dan tanganku. Marilah kita coba pergi ke sana, supaya kau dapat menyaksikan "pekerjaanku" dari dekat."

Lauw Sam-ya menurut.

Begitulah dengan mengajak semua orang sebawahannya, ketua perkumpulan Sam-liong-hwee itu lalu dipersilahkan Poan Thian buat coba jajal ilmu kepandaiannya menurut kesanggupan yang telah ia utarakan tadi.

Maka setelah menyingsingkan lengan baju dan mengikat erat tali pinggangnya, Poan Thian lalu memukul patok yang pertama dengan menggunakan sisi telapak tangannya.

"Plak!" Begitulah terdengar suara barang yang patah, dan berbareng dengan itu, maka patok itupun putuslah bagaikan terbacok oleh sebilah golok yang amat tajam!

Plak, plak, plak!

Di setiap waktu terdengar suara itu, di setiap waktu juga tampak patok-patok itu satu per satu terkutung karena tersabet putus oleh sisi telapak tangannya pemuda itu!

Lauw Sam-ya dan orang-orang sebawahannya yang menyaksikan keanehan itu, semua jadi pada memuji di dalam hati, tentang kepandaiannya pemuda kita yang amat lihay itu.

Sedangkan dengan kedua kakinya yang ditendangkan dengan cepat dan berulang-ulang, Poan Thian telah "sapu" patok-patok itu sehingga tumbang dan berantakan di sana-sini!

Lauw Sam-ya dan orang-orang sebawahannya yang sekarang telah dapat menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa hebatnya ilmu kepandaian pemuda itu, sudah tentu saja hati mereka jadi jerih dan tidak tahu selanjutnya mesti berbuat bagaimana.

Maka setelah Poan Thian dapat menyelesaikan semua "pekerjaannya", lalu ia menghampiri Lauw Sam-ya dan bersenyum berkata: "Lauw-hia, sekarang pekerjaanku untuk menumbangkan dan mematahkan patok-patok itu telah selesai. Apakah kau sudah bersedia akan mengeluarkan sejumlah uang yang aku bakal minta itu?"

"Oh, ya, ya, sudah tentu," kata ketua Sam-liong-hwee itu dengan suara gugup. "Tetapi belum tahu apakah kau juga mampu mementang gendewa Gu-kak-kiong yang tergantung di atas dinding tembok itu?"

Lauw Sam-ya berkata sambil menunjuk pada sebuah busur besar yang digantungkan di dinding tembok timur, yang terpisah tak berapa jauh dari tempat mereka berdiri.

Poan Thian lalu menoleh ke arah yang diunjukkan Lauw Sam-ya tadi.

Tetapi sungguh tidak dinyana, selagi mengamat-amati pada busur itu, mendadak Poan Thian merasakan ada "angin tidak baik-baik yang berkesiur di belakang kepalanya, berbareng dengan mana sebuah sinar menyamber ke arah batang lehernya.

Poan Thian lekas berjongkok buat mengasih lewat badi-badi Lauw Sam-ya yang telah dijujukan pada dirinya, kemudian ia putar badannya dan menyapu kakinya Lauw Sam-ya dengan kaki kanannya.

Ketua perkumpulan Sam-liong-hwee itu buru-buru berlompat ke suatu pinggiran, hingga dengan begitu, ia telah dapat meluputkan diri daripada tendangan Poan Thian itu.

Sementara pemuda kita yang melihat Lauw Sam-ya hendak berlaku curang, lalu tertawa dan berkata dengan maksud menyindir, katanya:

"Sudah lama aku mendapat kabar, bahwa Lauw Sam-ya itu ada seorang yang tidak suka berlaku curang untuk menjatuhkan orang yang dianggap sebagai seterunya. Tetapi omongan itu sekarang kembali telah terbukti kejustaannya. Karena selain ternyata bahwa kau ada seorang yang pengecut, kaupun tidak segan akan melakukan perbuatan-perbuatan busuk seperti apa yang telah kau unjuk sekarang ini. Sedangkan menurut aturan yang patut dan sebagai seorang laki-laki sejati, kau harus mengajukan tantanganmu dengan secara berterang kepadaku, agar supaya dengan begitu, kita boleh berkelahi satu lawan satu untuk menetapkan pihak mana yang sesungguhnya lebih unggul dan pandai dalam pertempuran ini!"

Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang