Begitulah kejadian Hok Cit bertempur dengan Lie Poan Thian, sekembalinya pemuda kita pergi mengompes pada Mo Jie dan menampak Lauw Thay telah menghilang entah kemana perginya. Tetapi dalam pertempuran itu, Hok Cit terpaksa melarikan diri, sambil sesumbar akan bertemu pula dengan Lie Poan Thian pada nanti tiga tahun kemudian.
Pada hari esoknya, ketika Poan Thian kembali ke kedai dimana Mo Jie bekerja, pemuda kita diberitahukan pula oleh pelayan itu, bahwa pada malam kemarin ada seorang yang mencari padanya, dengan lukisan bentuk tubuh orang itu membuat Poan Thian menyangka, kalau-kalau orang itu adalah Hok Cit yang menyamar dengan memakai misai.
Sudah barang tentu, karena keterangan ini hati si pemuda jadi semakin kuatir bagi keselamatan dirinya Lauw Thay, tidak tahunya orang yang disangka Hok Cit itu, bukan lain dari pada Hoa In Liong, yang ketika itu sedang mencari Poan Thian buat menanyakan lebih jauh tentang tanggal dan bulan pernikahannya pemuda kita dengan nona Giok Tien, yang ia telah ketahui dari keterangan yang didapatnya dari Lauw Thay.
Tetapi In Liong dan Lauw Thay ini yang belum pernah saling mengenal satu sama lain, cara bagaimanakah yang satu bisa memberi kabar kepada yang lain tentang keadaan diri pemuda kita?
Hal ini memang agak membingungkan, apabila kita tidak mundur sedikit jalannya cerita, pada sebelum peristiwa-peristiwa lain yang telah lampau dijelaskan dahulu kepada pembaca kita.
Lauw Thay yang ternyata masih panjang umurnya, ketika belum sampai dicelakai oleh orang tua she Bie itu, di tengah jalan terlihat oleh Hoa In Liong. Ketika rasa curiga melihat Lauw Thay yang digendong itu, lalu dengan diam-diam ia menguntit belakangan.
Orang tua she Bie itu yang kemudian telah mengetahui juga, bahwa dirinya tengah dikuntit orang, lalu percepat tindakannya dan membiluk ke jalan-jalanan kecil yang sunyi dan jarang dilewati orang.
Sementara In Liong yang jadi semakin heran dengan gerak-gerik orang tua itu, sudah barang tentu jadi semakin curiga dan lalu menguntit terus dengan tindakan yang sama cepatnya. Dan tatkala mereka berada di suatu tempat yang jauh ke sana-sini, barulah In Liong memanggil-manggil pada orang tua itu, yang telah dimintanya akan berhenti sebentaran.
Tetapi orang tua she Bie itu yang melihat gelagat tidak baik, bukan saja tidak mau meladeni, malah menengok pun tidak, hingga panggilan itu seolah-olah tidak dihiraukannya sama sekali.
Hoa In Liong yang jadi semakin curiga dan tak mau membiarkan orang tua itu berlaku begitu saja, iapun membuntuti terus dengan menggunakan ilmu berjalan cepat yang jarang dapat dipahamkan oleh sembarang orang. Dan ketika telah mendekati kira-kira beberapa puluh tindak jauhnya, kembali In Liong memanggil: "Saudara, berhenti dulu! Aku ada sedikit omongan yang hendak disampaikan kepadamu!"
Tetapi sebagai jawaban dari pada panggilan tersebut, tiga buah barang yang berkilau-kilau telah menyamber padanya dengan berturut-turut, hingga In Liong yang mengetahui, bahwa itulah ada huipiauw-huipiauw yang orang telah sambitkan ke jurusannya, buru-buru ia berkelit dengan jalan berlompat ke samping, dari mana dengan mengeluarkan suara bentakan yang menandakan rasa mendongkolnya, ia lantas mencabut pedang sambil menyomel: "Kurang ajar! Kau ini ternyata ada satu manusia tidak bisa diajak berurusan dengan secara baik! Jangan lari!"
Sementara orang tua she Bie itu yang melihat tidak ada jalan lain dari pada meladeni bertempur orang yang membututinya itu, lalu melemparkan Lauw Thay ke sisi jalan, kemudian mencabut juga goloknya yang digendong di atas bebokongnya.
"Kau ini siapa?" ia membentak sambil putarkan badannya ke belakang akan menghadapi Hoa In Liong yang mengejar kepadanya.
In Liong lalu menerangkan siapa dirinya, tetapi nama itu agak asing dalam pendengaran orang tua itu di kalangan Kang-ouw hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Persilatan
AventuraDi jaman Ahala Ceng, yaitu pada masa kaisar-kaisar Boan-ciu berkuasa di Tiongkok, di kalangan Kang-ouw banyak terdapat jago-jago silat yang nama-namanya sangat masyhur di seluruh negeri. Salah seorang antaranya adalah Sin-tui Lie Poan Thian, yang il...