24. Gangguan Sin-tui Bie di Kelenteng Tua

439 13 0
                                    

Kong Houw mengerti, bahwa perjamuan itu akan diadakan dengan secara istimewa untuk dirinya, maka barang tentu ia lantas menampik dengan kata-kata yang manis dan merendah. Sambil mengatakan supaya Tiauw Cin jangan membikin susah apa-apa. Tetapi Tiauw Cin yang sebenarnya mengandung maksud lain, dengan wajah yang berseri-seri lalu berkata "Cin Piauw-su, kita ini adalah orang-orang dari satu golongan juga, perlu apakah mesti berlaku begitu sungkan? Kita saling bertemu pun tidak kejadian setiap hari. Oleh karena itu, apakah salahnya jikalau aku mengadakan sedikit perjamuan sebagai tanda berkenalan dan mempererat persahabatan kita-kita?"

Kong Houw yang kurang bersiasat, tertarik benar oleh omongan itu, hingga selanjutnya ia tak bisa berbuat lain dari pada mengucapkan terima kasihnya.

Maka setelah koki balik kembali memberitahukan, bahwa hidangan telah disediakan. Tiauw Cin lalu mengundang Kong Houw akan duduk makan minum di halaman lain dari gedung yang besar dan mentereng itu.

Di sini, dengan dilayani oleh beberapa pelayan perempuan yang berparas elok, Tiauw Cin lalu perintah salah seorang antaranya menuangi secawan arak buat Kong Houw, yang kemudian dipersembahkannya sendiri sambil berkata "Dengan cawan yang pertama ini, aku doakan supaya Cin Piauw-su beroleh kemajuan dalam usahamu yang sekarang ini."

Kouw Houw lalu sambuti cawan itu sambil mengucapkan terima kasih. Kemudian ia minum kering arak yang terisi di dalamnya dengan beberapa tegukan.

Cawan yang kedua lalu menyusul dengan diiringi oleh kata-kata yang bantu mendoakan, agar supaya Kong Houw panjang umur sehingga ia sanggup mempertahankan nama baiknya di kalangan perusahaan pengangkutan di bawah bendera Siang-hap Piauwkiok itu.

Setelah itu, lalu menyusul cawan yang ketiga.

"Dengan ini," kata Ca Tiauw Cin yang seakan-akan orang berpikir untuk mencari perkataan-perkataan yang tepat buat diucapkannya, "adalah......"

Ia merandek, tetapi tangannya yang memegang cawan itu tetap diangsurkan kehadapannya Kong Houw.

Tidak kira ketika Kong Houw menyambuti cawan itu, mendadak Ca Tiauw Cin menindak maju, dengan kecepatan bagaikan kilat, ia menggerakkan telapak tangannya ke arah Cin Kong Houw.

Plok!

"Ayo!"

Suara kedua lengan Ca Tiauw Cin yang menepuk embun-embunan Kong Houw, masing-masing telah mengeluarkan suara yang hampir berbareng waktunya.

Jikalau yang tersebut belakangan tidak keburu berkelit, mungkin juga batok kepalanya akan remuk ditepuk oleh kedua telapak tangan Ca Tiauw Cin yang paham ilmu Thiat-see-ciang itu!

Selagi Kong Houw merasakan kepalanya pusing dan matanya berkunang-kunang, Tiauw Cin telah mengeluarkan suara bentakan keras sambil menendang dengan ilmu tendangan Swan-hong-tui, hingga Kong Houw yang belum berdiri jejak karena menyingkirkan diri dari pada pukulan tadi, sudah tentu saja jadi terpental dan jatuh di sudut ruangan itu dalam keadaan tidak ingat orang.

Dan tatkala kemudian ia tersedar dari pingsannya, Kong Houw melihat ada beberapa orang yang berkumpul di situ dengan membekal senjata di tangan masing-masing, tetapi pada saat itu Tiauw Cin telah tidak kelihatan pula mata hidungnya.

Lebih jauh di lain sudut dari ruangan itu, ia menampak sebuah bendera yang ia kenali bukan lain dari pada bendera lambangnya yang telah hilang dicuri orang itu!

"Kurang ajar!" Kong Houw memaki.

"Tuan Cin," kata salah seorang bersenjata yang berkumpul di situ, "barusan Lo-suhu telah memesan pada kami, apabila nanti kau sudah tersadar dari pingsanmu, supaya engkau boleh membawa balik bendera lambangmu yang hilang itu."

Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang