[18] Pentas Seni

1.4K 101 1
                                    

Hari ini adalah hari sabtu. Sekaligus hari dilaksanakannya pentas seni.

"Guys, sekarang giliran kita tampil. Gue harap kita bisa tampilin yang terbaik. SEMANGAT!" Hanzel berteriak menyemangati temannya sekaligus.

Hanzel menjulurkan tangannya dengan punggung tangan menghadap ke atas.

Sheira menggangguk lalu meletakan telapak tangannya diatas punggung tangan Hanzel. Diikuti Gilang dan yang lainnya.

"Let's show them we are better!!!" Teriak mereka  serempak sambil membanting tangan mereka ke atas.

*

Penampilan mereka terselesaikan dengan baik. Gemuruh tepukan tangan membanjiri sekolah yang ditujukan untuk mereka.

"Thanks guys. Semuanya berjalan lancar." ucap Hanzel saat mereka semua berkumpul di ruang club musik. Tunggu, tidak semuanya, ada satu orang yang tidak berkumpul disini.

"Shei mana? kok nggak ada?" tanya Hanzel pada teman temannya.

"Nggak tau kak." sahut salah satu anak kelas sepuluh.

Hanzel segera keluar dari ruang musik dan berlari menuju kelas Sheira, kelas 11 IPA B.

Sesampainya ia disana dia hanya menemukan dua orang manusia yang sedang berpacaran-yang-tidak-Hanzel-kenali.

Hanzel berjalan menuju halaman tempat dilaksanakannya pentas seni. Ia memilih untuk mencari Sheira di tempat stand-stand makanan.

Namun ia tidak menemukan Sheira. Sampai akhirnya dia sampai di stand makanan yang terletak paling ujung dan beruntung, ia melihat Erza, sepupu Sheira yang menjaga stand makanan itu.

"Erza."

"Apa? Mau beli?" tanya Erza dengan tatapan datar miliknya.

"Nggak, nanti aja. Za, Sheira mana?"

"UKS."

"UKS? dia sakit?"

"Pusing doang."

Hanzel mengganguk lalu berlari menuju UKS.

*

Sheira mengelap darah yang keluar dari lubang hidung kanannya dengan sapu tangan biru. Gadis itu meraih sehelai daun sirih di antara sekian daun sirih yang sudah disediakan-diatas-meja-oleh-petugas-UKS-tadi. Ia menggulung daun sirih itu untuk menyumbat hidungnya.

Setelah merasa hidungnya lebih baik. Ia mencabut daun sirih itu dan membuangnya.

Shei menggegam erat sapu tangan biru yang sudah ternoda dengan darah yang mengalir dari hidungnya tadi. Ia sangat lelah, sepertinya ia akan tidur sebentar.

*

Sesampainya Hanzel di depan UKS-yang pintunya tertutup rapat- ia mengetuk pintu lalu membukanya perlahan.

Disana tampaklah seorang gadis yang sedang tidur membelakanginya. Di sekitarnya tidak ada petugas UKS, sepertinya sedang pergi. Hanya ada beberapa helai daun sirih di atas meja.

"Shei..."

Gadis itu tertegun, lalu bangun dari tidurnya dengan tangan kanan yang ia letakkan di belakang punggungnya.

Tampak seperti menyembunyikan sesuatu.

"Zel, kenapa lo disini?" tanya Shei sambil memasukkan kain di genggaman tangan kanannya ke dalam saku roknya dengan cepat sehingga hampir tak terlihat gerakkannya.

"Gue mau ngembaliin handphone lo yang lo titip ke gue tadi." Hanzel memberi ponsel berwarna putih kepada Sheira dan diterima gadis itu dengan senang hati. Hanzel lantas duduk disamping Sheira. "Lo sakit? kata Erza lo pusing?"

Sheira menggeleng. "Iya, pusing dikit.Tapi gue cuma capek doang kok, lagi pingin tiduran."

Hanzel tak menyahut, ia melirik beberapa helai daun sirih di atas meja, ia menautkan alisnya, "Daun sirih? lo mimisan lagi?"

Sheira sempat terkejut, lalu terdiam. Tak lama Sheira akhirnya menyahut, "E-enggak kok, itu daun sirih udah ada disana pas gue datang ke UKS."

"Syukurlah, gue kira lo mimisan lagi" Hanzel mengacak rambut Sheira gemas.

"Haha...masa gue mimisan sih?! Shei kan strong." ucap Sheira sambil tertawa hambar, tertawa penuh kebohongan.

Hanzel hanya tersenyum kecut lalu memegang bahu kanan Sheira. "Shei, kalo ada apa apa cerita ke gue ya. Udah tidur gih, gue jagain disini."

"Tapi--"

"Gue nggak bakal apa apain lo" tukas Hanzel cepat.

"Oke." Sheira lantas menidurkan dirinya membelakangi Hanzel.

Hanya butuh waktu lima menit, Sheira sudah tertidur lelap.

Hanzel menatap wajah Sheira yang tidak berekspresi. Ia harus kuat kuat menahan dirinya untuk tidak mengelus pipi Sheira.

.
.

Kenapa jantung gue... dag dig dug.

-TBC-
Vote Comment🌹

[1] Limited Time ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang