[48] Semakin Aneh

929 72 0
                                    

Hari hari berlalu. Semakin hari Sheira semakin pucat. Tentu hal itu sangat membuat hati Hanzel ingin menangis, tapi ia berusaha tegar.

Setiap hari, Sheira lalu bertanya, "Apa lo masih suka gue?" pada Hanzel. Hanzel tetap kukuh dengan jawabannya. "Masih!"

"Dia nggak mau lo ngerasain sakit saat dia udah pergi." Erza menyeruput jus mangganya.

Hanzel memukul meja kantin cukup keras. Hingga beberapa anak menoleh ke arah mereka sekilas.

"Gue tau. Gue tau banget, Za." Hanzel menghembuskan nafas kasar.

"Dunia ini nggak adil. Kenapa orang baik selalu tersakiti sih?!" Hanzel mengacak rambutnya kesal.

"Nggak mungkin Tuhan membuat takdir tanpa ada alasan yang jelas." sahut Erza sambil menatap Hanzel tajam.

Erza mengusap pundak Hanzel. "Waktunya terbatas. Dia sayang banget sama lo. Dia lebih sayang lo daripada gue. Pakai waktu yang dia punya dengan sebaik-baiknya, Zel."

Hanzel menyugar rambutnya lalu tersenyum."Lo bener."

"Erza, tolong bilang ke Sheira. Hari ini dan dua hari lagi gue nggak bisa jenguk dia, gue ada rapat sama pengurus ekstra club musik."

"Hmm."

-tbc-

[1] Limited Time ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang