[32] Menjenguk Lagi

1.1K 87 0
                                    

"Papa, aku pulang telat. Mau jenguk temen."

"Oke.. hati hati ya. Jangan pulang malem."

"Hmm... iya Pa."

Hanzel menutuskan sambungan telepon lalu mengantongi ponselnya. Ia pun mencabut kunci motornya dan ikut mengantonginya. Lalu berjalan menyusul Erza masuk ke dalam rumah sakit.

"Hai Shei..." Hanzel tersenyum seramah mungkin saat sudah berada di dalam kamar rawat Sheira.

"Oh, hai Zel. Kenapa lo kesini lagi? 'Kan udah kemarin?"

Hanzel memiringkan bibir seolah-olah sedang berpikir mencari alasan. "Kenapa ya? Entahlah, tadi diseret Erza kesini."

Erza lantas menoleh. "Apasih Zel, kan lo yang rengek-rengek minta kesini!"

Sheira tertawa melihat sepupunya yang sangat sensitif. Erza memang agak galak. Di tambah lagi dia jarang tersenyum. "Za, jangan galak-galak jadi cowok nanti cewek pada kabur."

"Bodo amat!"

"Tuh kan galak lagi, pantes aja jomblo." ledek Sheira.

"Ish, diem deh. Gue keluar aja dah." Erza langsung keluar dari kamar rawat Sheira menyisakan Hanzel bersama Sheira didalamnya.

"Shei... gue punya sesuatu untuk lo!" Hanzel berseru senang.

"Apa?!" tanya Sheira tak kalah seru.

Hanzel membuka tas sekolahnya lalu mengeluarkan benda persegi panjang. "Jeng-jeng! Sketchbook dan drawing pen!"

Sheira menerima benda berukuran A4 itu dengan senang hati. "Tapi Zel... ini kan nggak murah. Kenapa lo ngehabisin uang buat beli ini?"

Hanzel terkekeh. "Nggak masalah. Lo bilang pengen ngembangin bakat lo di bidang ini 'kan?"

Sheira menunduk lemas. "Tapi gue di rumah sakit dan---"

"Meski lo di rumah sakit lo harus tetep semangat!" Dalam sekejap Hanzel mengangkat wajah Sheira yang tertunduk.

"Walau lo masih belum kasih tau gue tentang penyakit lo. Gue akan selalu dukung lo! Gue yakin lo bisa sembuh!"

Sheira tersenyum tipis.

.
.


Maaf Zel, bukan maksudku. Aku cuma takut. Takut kalau kamu pergi setelah tau penyakitku.

-TBC-
VOTE AND COMMENT💪

[1] Limited Time ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang