[43] Rambut Baru

1K 77 0
                                    

Tepat tiga hari yang lalu adalah ulang tahun Sheira. Ulang tahun dimana Sheira harus pingsan. Dokter Reza terlihat sangat panik saat itu.

Untung saja Hanzel menangkap tubuh Sheira saat itu. Dan dalam sepuluh detik Dokter Reza langsung datang. Ternyata, Dokter Reza diam-diam membuntuti Sheira dan Hanzel saat itu, karena cemas Sheira kenapa-kenapa.

Dan dugaan Dokter Reza benar. Sheira pingsan. Sheira pingsan selama tiga jam. Ibu dan Ayah Sheira langsung datang ke rumah sakit saat mendapat kabar itu. Erza juga datang. Dokter Reza terus menyuruh agar Ibu, Ayah, Hanzel dan Erza agar tenang.

Sheira sangat senang membagi semangat dengan orang lain. Senyumnya selalu terlukis di wajahnya. Entahlah, entah senyum itu senyum asli atau palsu. Sheira sangat punya banyak cara untuk menyembunyikan kesedihan dan rahasianya.

Hanzel menghela nafas sebelum masuk ke ruangan yang sudah hampir dua bulan ini sering ia kunjungi.

"Sheira.....?" Hanzel terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Ia segera menutup pintu dan berjalan mendekat ke Sheira yang sedang duduk di atas tempat tidur sambil bermain dengan ponsel.

"Shei, rambut..."

Sheira menoleh sebentar lalu melanjutkan bermain game. "Apa Zel, eh bentar-bentar. Gue lagi war nih. Nanti kalah lagi."

Hanzel mengambil ponsel Sheira tanpa seizin sang pemilik. Sheira terkesiap karena tiba-tiba ponselnya dirampas begitu saja.

"Zel!! Gue lagi war!!"

"Stop! Stop main game atau gue pulang." ancam Hanzel sambil mengoyang-goyangkan ponsel Sheira.

"Yaudah pulang aja."

Hanzel menaikkan satu alisnya. "Oke. HP-nya gue bawa."

"Eh jangan!"

Hanzel tersenyum lalu mematikan ponsel Sheira dan meletakkan di atas nakas.

Hanzel menatap Sheira dengan bingung. Rambut Sheira yang menarik perhatiannya saat masuk ke ruangan ini. Rambut Sheira berubah.

Pendek. Di atas bahu.

"Rambut lo.."

Sheira tertegun lalu mengusap rambut pendeknya. "Ah iya, gue potong. Bagus nggak?"

Hanzel memperhatikan rambut Sheira yang sangat berbeda dari sebelumnya.

"Bagus kok. Lo kayak gimana pun selalu cantik di mata gue." Hanzel tersenyum manis.

"Stop buat gue baper." Sheira memegang kedua pipinya.

Hanz tertawa kecil, ia kira Sheira tidak bisa terbawa perasaan. "Kenapa lo potong rambut?"

"Gue.. cuma pingin coba punya rambut pendek." Sheira tersenyum lebar.

Hanzel ikut tersenyum. Miris.

.
.
Pembohong!

-tbc-

a/n :
makin gaje? emang. Baca aja sampe tau endingnya.

[1] Limited Time ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang