EPILOG

1.6K 79 8
                                    

"Izinkan saya menyayikan kutipan sebuah lagu. Untuk orang yang saya sayangi."

Semua orang di kafe menatapku penasaran. Gilang menepuk pundakku lalu turun dari atas podium.

Dan Indra, si pemilik kafe hanya tersenyum kecil memberi kode.

Aku menarik nafas. Memetik senar gitarku.

"Should've stayed, were there sign I ignored.
Can I help you not to hurt anymore.
We saw brilliance when the world was asleep.
There a things that we can have, but can't keep.
If they said.
Who cares if one more light goes out
in the sky of a million stars.
it flicker flicker.
Who cares when someone times runs
if a moment is all we are.
Or quicker quicker.
Who cares if one more light goes out
Well I do.."

Aku menghembuskan nafas. Sialan, air mataku mau keluar. Sheira, lagu itu aku nyanyikan untukmu yang tidak bisa ku lihat. Sudah lama kita tak berjumpa.

Memang ya, sesuatu yang limited edition itu nggak bisa kita miliki selamanya.

Sheira, you are the limited edition girl I ever met. But, I just had limited time to saw you.

Shei, aku ingin kamu disini sekarang, tepat disampingku.

Aku hanya berharap, aku masih bisa bersamamu dan saling mencintai lebih lama lagi. Lebih lama lagi, lagi, lagi, dan lagi.

Kalaupun hanya sedikit lebih lama. Aku akan sangat bersyukur. Aku ingin menatap bola matamu sedikit lebih lama lagi.

Oh Zel, Sadar.

Stop expecting impossible thing.

-epilog end-



















a/n :

baca author note di bab selanjutnya.
Kalian bebas keluarim uneg-uneg di bab selanjutnya :)

jangan demo saya:"

[1] Limited Time ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang