40 : Toilet

69 12 2
                                    

Ternyata benar, mereka resmi jadian. Sekarang saja aku harus rela merelakan kursi keramatku.

Gara duduk di kursiku bersama Cara di sampingnya. Di sinilah aku, di kursi belakang. Pojok pula!

Istilahnya sih, barter!

Kuperhatikan, Cara sedang tertawa terbahak dan sesekali tersipu malu. Mungkin Gara sedang menceritakan sesuatu atau menggombali Cara.

Apa mungkin, Gara selama ini melontarkan gombalnya padaku, hanya sebagai bahan percobaan? Bisa saja, aku mungkin cocok jadi kelinci percobaan.

Aku butuh tempat untuk meluapkan rasaku ini. Aku berdiri dan berjalan menuju pintu keluar, pokoknya pergi dari kelas.

Sebelum keluar, aku mendengar Cara menyeruku. "Ra, mau kemana?"

Tanpa menoleh aku menjawab mau ke toilet, mungkin itu tempat yang cocok. Aku berlari tanpa mempedulikan orang-orang melihatku dengan tatapan bingung.

Rasa yang terpendam dalam hatiku sungguh membuatku sesak. Air mataku sudah memupuk siap keluar.

Aku berlari menuju toilet sebisa mungkin, namun siswa yang entah siapa, menubrukku sampai aku terjatuh. Aku tak mempermasalahkannya, bangkit tanpa kata menuju toilet.

Namun siswa itu memanggilku. "Ra!"

Aku tahu suara itu, itu Duta!

[]

Paper Hearts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang