Hari ini hari terakhir UN, dan besok adalah hari di mana aku tak dongkol pada lembaran kertas yang berisi soal-soal yang tak jelas bagiku itu.
Aku berjalan menuju pintu, menemui Duta di kelasnya untuk memberikan barang yang kemarin tertinggal.
Namun, langkahku terhenti, hampir saja jantungku ikut berhenti. Pemandangan yang enggan sekali aku saksikan, barang sedetik saja.
Di depan kelas ruangan Duta, ada Gara yang sedang ... mencium dahinya Cara. Oh!
Jadi setelah menjauh dariku, Gara berani menodai keningnya Cara? Dan lihat! Cara diam saja. Mereka seperti pasangan yang berbahagia.
Ke mana pasokan oksigen di bumi ini? Rasanya aku tak bisa menghirup.
Gara telah berubah! Aku ingin sekali menamparnya agar dirinya sadar. Tapi itu tak mungkin.
Aku tak bisa menahannya lagi, tanganku mati rasa. Tas berisi barang Duta jatuh terkulai begitu saja. Kakiku memerintah sendiri menuju toilet, meskipum harus melewati Gara dan Cara.
Aku tak mungkin menatap mereka dengan mata merah tak menarik ini. Aku berusa berlari sembari menahan tangis yang kian membuncah.
Setelah melewati mereka aku hanya memdengar--entah siapa yang menyerukan namaku.
"Yura!"
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
Short StorySelembar kertas yang Gara tinggalkan membuat Yura kembali mengingat kisah balik yang pernah terjadi. Yura benci setiap bagian kertas yang Gara beri. Itu membuatnya sesak bagaikan oksigen di bumi ini nyaris ludes. Selasa, 04 Juli 2017