Aku keluar dari toilet, di suguhkan pandangan yang tak biasa. Cara dan Gara saat ini sedang menghadap padaku.
"Kamu gak apa-apa?" Cara memegang bahuku sambil bertanya.
Cara memang baik.
Aku menggeleng. Mana mungkin aku berkata 'gue kenapa-kenapa karena kalian pacaran', cih.
Aku menatap Gara yang tak bersuara. Gara menatapku dengan mata penuh kekhawatiran dan keangkuhan.
"Gar, kapan ke rumah? Mama nanyain," tanyaku. Aku berbohong, jika tak berbohomg mana mungkin Gara akan ke rumahku di saat keadaan seperti ini. Setidaknya jika aku tak bersama Gara, kita masih bisa berteman.
"Kapan-kapan." Gara berbalik, berjalan meninggalkanku. Kapan-kapan itu kapan?
Cara mengapit lenganku dan menuntunku berjalan di belakang Gara.
"Ra, maaf ya, sekarang kita jarang main. Kamu sama Gara juga gak kayak biasanya, kenapa?"
Aku tersenyum kecut. "Gue gak tau. Mungkin Gara mau ngehabisin setiap harinya sama lo, lo 'kan special."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
Historia CortaSelembar kertas yang Gara tinggalkan membuat Yura kembali mengingat kisah balik yang pernah terjadi. Yura benci setiap bagian kertas yang Gara beri. Itu membuatnya sesak bagaikan oksigen di bumi ini nyaris ludes. Selasa, 04 Juli 2017