48 : Ayo

76 12 0
                                    

"Yura!"

Aku menoleh pada sumber suara. Duta melambaikan tangannya sembari tangan satunya lagi memegang tas ... yang aku tinggalkan tadi pagi.

"Pulang bareng lagi?" tanyanya sembari menunjukan senyuman.

Belakangan ini Duta tersenyum mulu. Aku mengangguk menyetujui ajakannya.

Sesampainya di rumahku, Duta ikut turun dari mobil, tak seperti biasanya. Duta menghadapku dengan tatapan serius.

"Ra, gue tau lo sedih karena Gara sekarang gak punya waktu buat lo lagi."

Hah?

"Tapi inget, gue selalu ada," ucap Duta penuh keseriusan.

Aku tak mengatakan sesuatu, bingung. Duta memegang kedua bahuku, menatap lamat-lamat manik milikku. "Gue masih nunggu lo."

Duta melepaakan tangannya dari bahuku, "gue pulang ya."

Aku masih berpikir tentang kejadian Duta menyatakan perasaannya padaku. Saat itu, itu terlalu cepat, sangat mengejutkan bagiku.

"Ta ... ayo!" seruku saat Duta membuka pintu mobil. Duta berhenti membuka pintu mobil, menutupnya kembali.

Duta berjalan padaku dengan wajah bingung, alisnya yang agak tebal menekuk bersatu.

"Apa?" tanyanya.

Aku menghembuskan napas lega, kemudian tersenyum pada Duta.

"Ayo pacaran!"

Salahkan jika aku ingin bahagia juga? Meski tak bersama Gara. Duta bukan pelampiasanku, Duta orang baik yang setia menungguku.

Ya, kita harus bahagia!

Ya, kita harus bahagia!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

Paper Hearts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang