"Cara anter ke toilet dulu dong. Tapi gak usah bawa tas, berat," ajakku pada Cara.Seharusnya kita sudah pulang. Namun, sekarang waktu yang tepat untuk aku dan Gara melaksanakan rencana.
"Yaudah. Ayo," ucapnya.
Aku melirik Gara dan memberikannya kode kedipan dasyat ala Yura. Gara mengangguk, tandanya mengerti.
Rencananya, ketika aku dan Cara ke toilet. Gara bertugas untuk memasukan hadiah yang kami beri untuk Cara. Meskipun kami sudah kelas dua belas, tidak apa-apa 'kan jahil sedikit?
"Ra, kamu kok tumben mau ke toilet pas pulang?" tanya Cara.
Aku menggigit bibir bawahku sebentar. "Gak tahu, tiba-tiba gini."
"Eum ... aku boleh tanya gak?"
"Tanya aja kali."
Cara menggaruk kepala belakangnya, wajahnya sedikit memerah.
"Menutur kamu Gara itu gimana?" tanya Cara sedikit malu.
Aku bingung. Kenapa Cara menanyakan itu? Tapi aku tetap harus menjawabkan?
"Sikap Gara itu gak bisa dideskripsiin. Pokoknya gitu deh, emang kenapa?"
"Enggak, cuma nanya aja. By the way, Gara sering hubungin aku. Aku pikir kamu ngacangin dia, makanya Gara hubungin aku."
Ih, kapan aku ngacangin Gara?
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
Historia CortaSelembar kertas yang Gara tinggalkan membuat Yura kembali mengingat kisah balik yang pernah terjadi. Yura benci setiap bagian kertas yang Gara beri. Itu membuatnya sesak bagaikan oksigen di bumi ini nyaris ludes. Selasa, 04 Juli 2017