2 : Alibi

384 53 6
                                    



Mimpi apa aku seumur hidup. Berada di tengah sekelompok manusia antah-berantah yang heboh meneriaki Gara. Di sini aku duduk berbekal air mineral dan handuk kecil berwarna hijau. Kenapa harus aku yang menjadi kacungnya Gara?

Teriakan semakin kencang saat tim basket Gara menang dan Gara menuju tepi lapangan. Sebenarnya apa yang mereka teriaki dari seorang Gara? Bahkan aku saja sebagai temannya biasa saja.

Gara langsung meraih handuk di sampingku dan melap keringatnya kasar. Aku dengan malas menyodorkan air mineral padanya.

"Lo kenapa?"

"Kepala gue pening, telinga gue sakit gara-gara teriakan mereka." Aku menunjuk sekelompok penyuka Gara di atas kami.

"Kenapa harus selalu gue sih yang jadi beginian? Kenapa lo gak nyuruh Duta aja, dia 'kan temen lo juga. Lagian gue masih ada tugas banyak banget."

Aku gak bohong. Tugasku masih banyak yang belum dikerjakan. Tugas remed. Gara sih enak, dia dapat otak yang memadai.

Gara menutup botol air mineral. "Gue mau-nya lo yang ada di sini. Orang pertama yang gue tuju."

Oh, kenapa pipiku terasa panas?

"Alibi!"

Gara menarikku untuk berjalan sejajar dengan langkahnya. Menekuk kepalaku sampai berada di ketiaknya. Ketiaknya kok wangi? Padahal udah banjir keringat loh.

"Gue ganti deh kerugian lo. Gue bantuin ngerjain tugas lo yang banyaaak banget itu."

Ah, bullshit!

[]

Paper Hearts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang