51 : Alasannya

169 17 2
                                    


Sesuai perintah Duta, aku mengejar Gara yang berjalan lumayan jauh dari tempatku saat ini.

Aku butuh penjelasan tentang semua ini. Aku terlalu polos untuk berpikir kemungkinan terbesar tentang alasannya. Cih.

Ya, setidaknya Gara menjadi Gara yang dulu. Setidaknya Gara tak perlu pindah ke manalah itu. Aku masih butuh Gara?!

"Gar, Gara!"

Gara berhenti, membalikan tubuhnya padaku. Aku berlari kecil ke arah Gara yang sedang menungguku datang.

Setidaknya aku harus mengerti semua ini. Ya, harus!

Aku berlari, tanpa babibu aku langsung menghambur pada dada Gara tepat dengan setetes air mata yang menemani.

Aku berlari, tanpa babibu aku langsung menghambur pada dada Gara tepat dengan setetes air mata yang menemani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa diduga, Gara membalas pelukanku. Mengusap rambutmu seperti Duta. Namun rasanya beda, Gara mengusap rambutku dengan kesedihan.

Aku melepas pelukanku. Menatap Gara dan menuntut penjelasannya. "Maksud lo apa dengan kata pindah?"

"Gue mau pindah ke Singapur, Ayah gue pindah dinas, sekalian gue lanjut sekolah, Ra." Gara berucap penuh penekanan.

"Tapi, kenapa tiba-tiba? Apa mungkin kita masih bisa ... sahabatan? Dan, gue butuh penjelasan tentang selama ini, Gar!" ucapku dengan air mata yang mulai mengalir. Aku tak peduli beberapa siswa mencuri pandang heran melihat kami berdua.

Gara menangkup bahuku, "Kita masih bisa komunikasi, Ra. Ini semua gak tiba-tiba dan semua penjelasan atas, ya ... sikap gue, ada di kotak itu." Gara menunjuk kotak yang berada di tanganku.

"Tapi Gar, gue butuhnya pen--."

"Gue bahagia sama Cara!"

Ini! Ini alasan kenapa aku tak akan berani membuka kotak jam pemberian Gara!

[]

Paper Hearts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang