46 : Bahagia

78 11 0
                                    

"Gue emang bego!" rutukku terang-terangan.

Rasa yang tak pernah terdeteksi, sekarang muncul dengan terlarang. Mungkin telat bagiku menyadari rasaku terhadap Gara. Rasa yang sebagai wanita pada lelaki, bukan rasa sayang sebagai sahabat.

Sekarang aku mulai paham, orang-orang sering bilang; persahabatan antara perempuan dan laki-laki, tak akan murni sebatas sahabat.

Namun terlambat sudah, sekarang Gara sudah bahagia dengan Cara. Mereka cocok.

Sebagai sahabatnya, aku harus mendukung Gara. Meskipun hatiku menentangnya.

Gara bahagia, mungkin aku juga akan bahagia bersama orang lain. Hidupku masih panjang.

Seperti film; kisah perjalanan persahabatan kami terputar begitu saja di pikiranku.

"Bodoh." Bulir bening di mataku takkian henti, padahal seharusnya aku tak perlu menangis. Gara bahagia.

"Kenapa gue nangis?" Aku menyusut air mata di mukaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa gue nangis?" Aku menyusut air mata di mukaku.

Okay. Sekarang keluar, dan berbahagialah!

[]

Paper Hearts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang